Skip to main content

Posts

Showing posts from 2010

Memorable of Makassar

Hai, Pada 16-18 Desember kemarin aku berkesempatan mengunjungi kota Angin Mamiri Makassar bersama kawan-kawan. Mmmm...meski cewek sendiri tapi tetap deh ada yang menyenangkan dalam kunjungan singkat. Aku share fotonya terutama yang pas jalan-jalan. Cekidot!!! Nah ini adalah salah satu foto yang diambil setelah mendarat di Makasasar. Yaaa namanya juga Perwasis (Persatuan Wartawan Narsis) maka kita foto dengan obyek yang tak sebenarnya tak monumental apalagi terkenal. Hahaha..yang penting mah subyeknya. Betuuulll?!??!??    Hoohohoho...foto rame-rame. Wajib laaah  Menyempatkan diri NUMPANG NONTON semifinal Piala AFF Ina-Tha yang berakhir dengan lolosnya Indonesia ke final. Maaf ya pak kalau enggak beli apa-apa. kwkekewkewk Sebelum mejeng kesini, kita sempet mengunjungi DPRD Sulawesi Selatan. Dari sana baru tahu deh kalau dengan APBD yang cuma Rp 2,5 triliun saja anggota dewannya mau membentuk Tim Penerima Aspirasi Masyarakat tanpa dibayar. Selain itu mereka jug

Seorang Perempuan

Aku punya seorang kawan Perempuan cantik, tubuh menjulang indah dengan jilbab putihnya, feminin, hobi memasak namun kuat pendirian. Banyak lelaki mengagumi dia, tapi tak berani mendekat. Karena lelaki itu tahu jika hanya modal nekad maka perempuan itu takkan meliriknya Banyak yang menganggap perempuan itu sombong tapi orang tahu dia suka tersenyum, suka menolong dan bercanda. Banyak yang menilai hatinya dingin sebeku es tapi yang lain pun tahu dia sangat hangat dan penuh kebahagiaan. Dia punya materi yang cukup, perhatian dari banyak lelaki dan dicemburui banyak perempuan lain. Lelaki memujinya, wanita mencercanya Lelaki mendekatinya namun para wanita iri padanya Dia memang terlihat bahagia Tapi apa yang terlihat tak seperti apa yang sesungguhnya. Hatinya senyap Hatinya kering, jiwanya kosong Bukan karena tak punya cinta, bukan merana karena tak berharta Hatinya perih karena keluarganya yang tak bahagia. Lelakinya pemarah, ayahnya pecundang dan ibunya dendam padanya T

Karena Blackberry Lebih Unggul dari Nokia

Karena Blackberry Lebih Unggul dari Nokia *Sebuah kritik, harus terlebih dahulu curiga dengan kritik itu sendiri,, by Wishnugroho Akbar on Thursday, November 18, 2010 at 8:36am Sebenarnya saya malas menanggapi tulisan Ervin yang sangat bersifat pribadi dan mengandung motif percintaan. Tapi harus saya tanggapi karena beberapa hal, terutama karena tulisan Ervin dengan jelas langsung menyorot perilaku saya dan Wawan Warta Kusuma. Mengapa saya berani menyatakan diri sebagai pihak yang mendapat sorotan? Tidak lebih karena di antara sahabat-sahabat yang dulu berjuang membangun tradisi intelektual di Ruang Melati, hanya saya dan Wawan yang saat ini menggunakan Blackberry. Lain tidak. Saya memulainya sekaligus menyangkut isi, analisis, dan kritik dalam tulisan Ervin yang tampak ceroboh mengenai fenomena Blackberry, gaya hidup dan kapitalisme dalam konteks kondisi Ruang Melati saat ini. Terlintas sesaat memang terbaca gamblang dan kritis dengan logika jernih yang mengalir. Khus

Kecewa di Balik Ciamiknya Teater Koma

 Kecewa di Balik Ciamiknya Teater Koma  Teater Koma lagi-lagi menyapa publik Surabaya. Kali ini dalam pagelaran Festival Seni Surabaya, teater yang digawangi N. Riantiarno membawa lakon ‘Rumah Pasir’. Namun tak seperti biasanya, teater ini membawa tema ringan ketimbang persoalan politik yang selalu diselipkan dalam tiap pertunjukkannya.  Rumah Pasir ini sendiri berkisah mengenai karakter Gelileo Kastoebi yang akrab dipanggil Leo. Seorang pengusaha muda, kaya raya dan gemar berganti pacar ini akhirnya jatuh ke lembah kenestapaan setelah divonis mengidap HIV/AIDS. Tanpa ampun, tubuh Leo digerogoti aneka macam penyakit akibat menurunnya sistem kekebalan tubuh dan akhirnya merenggut nyawanya. Yang lebih mengenaskan, tak satupun kawannya maupun pacar-pacarnya semasa masih sehat rela untuk menjenguk. Di sisa akhir hidupnya, hanya sahabatnya Bambang Nirwanto, pemuja setianya Wieske Gerung, dokter yang merawatnya Tatyana Ridanda serta kedua orangtuanya Bapak-Ibu Kastoebi yang menema

Waktunya Pergi

Di titik hujan ini Kau mulai tenggelam dalam kenangan Memilih pergi dan jauh dariku Kusesali mungkin salahku Tapi tak perlu kau bersembunyi Harusnya kau kisahkan padaku Jika kau ingin pergi Sakit ini perih Tapi takkan selamanya Saatnya aku pergi Berdansa dengan gemercik hujan malam ini

Transparansi Dana BOS Buruk

BOS Jatim untuk periode Juli-September 2010 telah dicairkan Rp 495,03 miliar SURABAYA – Tak banyak orangtua mengetahui penyaluran dan penggunaan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS). Ini menyebabkan akuntabilitas dan transparansi dana patut dipertanyakan. Bahkan Bank Dunia menilai pertanggungjawaban dana BOS buruk. Anggota Dewan Pendidikan Divisi Penelitian dan Pengembangan Jatim, Rusminingsih menegaskan, minimnya informasi mengenai BOS membuat tak banyak yang mengetahui penggunaan dana ini. “Ketika tak banyak yang mengetahui maka akuntabilitas dan transparansinya patut kita pertanyakan,” ujar Rusminingsih dihubungi ponselnya, Rabu (11/9). Ia menilai, hal ini disebabkan kurangnya komunikasi antara sekolah dan orangtua serta tak proaktifnya institusi pendidikan untuk menyosialisasikan program ini. Rendahnya sumber daya manusia juga menjadikan banyak kepala sekolah yang ketakutan menggunakan dana BOS di luar aturan main yang ada. Padahal dalam Permendiknas No. 48/2008 tentang Pe

RSBI yang Silaukan Si Miskin

SURABAYA – Sekolah Rintisan Sekolah Berstandar Internasional (RSBI) begitu mahal. Sekolah RSBI bagaikan sibuk menghitung duit dari berbagai pos yang dipungut dari orangtua siswa dan sumber-sumber lain. Angka-angka itu membuat silau warga miskin yang ingin masuk sekolah RSBI. RSBI merupakan amanat UU 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas). Pasal 50 ayat 3 menyebutkan, Pemda harus mengembangkan sekurang-kurangnya satu satuan pendidikan menjadi bertaraf internasional. Di Surabaya saat ini ada 12 sekolah berstatus RSBI. Rinciannya 3 SMA (SMAN 2, SMAN 5, SMAN 15), 7 SMK (SMKN 1, SMKN 2, SMKN 5, SMKN 6, SMKN 8, SMKN 10, dan SMKN 11), dan 2 SMPN (SMPN 1 dan SMPN 6). Perubahan status menjadi RSBI ini sebenarnya cukup positif bagi dunia pendidikan karena mengatrol kualitas. Namun apa lacur, RSBI juga menjadi ’’monster’’ baru di dunia pendidikan bagi warga miskin. Sebagai contoh Prestisa Gifta Axelia, siswi inisial kelas XI1 SMAN 5 RSBI kena kewajiban bayar kontribusi b

SD Juara, Sang Penyelamat Siswa Tak Mampu Sekolah

Biaya sekolah yang cukup tinggi membuat banyak siswa tak mampu bersekolah di sekolah elit. Namun demikian ternyata masih ada sebuah sekolah yang justru menggratiskan siswanya dari biaya apa pun. Itulah SD Juara 100 persen siswanya memang dari keluarga miskin. Oleh: Nani Mashita Sebuah lapangan luas langsung menyambut tatkala melewati gerbang sekolah yang sederhana. Di kanan kiri, pepohonan berukuran sedang tumbuh rindang. Angin pun berembus kencang seakan berlomba dengan deru kendaraan yang melintasi Jembatan MERR IIC. Sekolah itu memang berada tepat di pinggir jembatan dengan cat kuning mencolok dipadu warna biru. Sederetan ruangan yang belum tuntas dibangun terlihat berjejer di sebelah kiri sehingga membuat sekolah itu terlihat bersahaja. Halaman sekolah hanya diisi segelintir orangtua yang menanti anaknya pulang dari kegiatan Masa Orientasi Siswa (MOS). Tak lama, serombongan anak-anak baru saja kembali dari kegiatan salat berjamaah di mushola tak jauh dari sekolah. Reyha

Geliat Animator dalam Surabaya Animnation

Dunia animasi Surabaya kembali menggeliat dengan digelarnya Surabaya Animnation 2010 di gedung CCCL Darmo Kali, Jumat (23/7) malam. Pemutaran film yang digelar gratis yang dipenuhi oleh ratusan penikmat film animasi menunjukkan jika dunia animasi Surabaya jadi salah satu potensi yang tidak boleh dilupakan Pemkot Surabaya. OLEH: NANI MASHITA Area parkir gedung kesenian Perancis CCCL, semalam dipenuhi oleh ratusan kendaraan roda dua dan roda empat. Didalam gedung tersebut, ratusan anak muda datang dengan penuh semangat. Ruang pemutaran film, Salle France langsung luber dengan penonton bahkan rela berdiri hingga di depan pintu lokasi pemutaran. Tawa terkadang terdengar dan tepuk tangan pun beberapa kali membahana tiap kali adegan heroik namun konyol muncul di film-film tersebut. Even Surabaya Animnation sesungguhnya dibuat dalam dua sesi, namun yang ditunggu-tunggu jelas pada pemutaran sesi kedua. Di sesi ini, ada enam film indie karya arek Surabaya yang diputar yaitu Deborah (sinema

ICU

Entah kenapa, kita takut akan kematian. Padahal, dia selalu ada di dekat kita, di belakang kita, dan mengintai kita saat kita lemah. Orang bilang itu tandanya kita belum punya bekal cukup untuk menghadap ke hadapan-Nya. Tak peduli kamu atheis sekalipun, kematian atau ancaman atas mati membuat kita kembali menjadi manusia. Ingat akan tindakan, ingat akan ucapan. Ingat akan kesakitan, kepedihan, tangis, kegembiraan, tawa, kehangatan, kasih sayang dan cinta. Ingat akan dosa. Tapi tak ada yang menyedihkan tatkala melihat orang terkasih tak berdaya. Lengan tertancap infus beraneka jenis, dengan sterilisasi yang membuat aku tak bisa mendekat. Tak bisa menghiburmu, menggendongmu atau mencubit pipimu yang tembem. Perih terasa terulang Momen terasa diputar Kuharap kau tak pergi seperti kakakmu Tetap disini karena aku akan mencintamu dan mencumbumu Menggodamu dan menggendongmu selalu Kembalilah sehat dan buat rumah ceria Buat ayah-ibumu tersenyum, buat nenekmu bahagia dan izinkanlah t

Luka di Mata Jayanti

Jayanti membuka matanya. Dia memandang ke sekelilingnya yang dengan cepat dikenalinya sebagai kamarnya. Pantatnya yang tipis digerakkannya ke samping dan tubuhnya menjadi telentang diatas kasur. Matanya berkejap-kejap menyesuaikan diri dengan gelapnya kamarnya. Diluar, remang-remang cahaya menelusup diantara gorden jendela kamarnya. Sunyi. Gadis berambut keriting itu mencoba bangun. ”Aduh.....,” serunya lirih. Tangan kanannya refleks memegang kepalanya. Sakit yang tiba-tiba dirasakannya membuat dia menghentikan upayanya duduk diatas kasur. Dia merebahkan diri sembari memejamkan mata dan tangan tetap diatas kepalanya. Dielusnya kepalanya sembari mengingat-ingat apa yang terjadi sebelum dia jatuh tertidur tadi. ”Ah iya,” otak Jayanti sekonyong-konyong memutarkan memori memilukan siang tadi. Lagi-lagi kakaknya menghajarnya habis-habisan gara-gara hal sepele yaitu rebutan remote control . Berkali-kali, Rio merebut kendali jarak jauh tersebut dari tangannya untuk menonton program l

Diskriminasi Media

Saat ini, media menjadi alat efektif dalam membentuk opini publik. Tak hanya itu, media juga dijadikan sarana promosi segala hal yang dianggap penting. Nah, menurutku sesuatu ‘yang dianggap penting’ saat ini sudah bergeser. Dulu, ketika awal jadi wartawan saya didoktrin oleh seorang wartawan senior yang kini jadi pemred website Departemen Pemuda dan Olahraga, M. Anis. Satu hal yang saya ingat selalu bahwa yang dianggap ‘penting’ yang harus dibela pekerja jurnalis adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan kepentingan masyarakat. Apa itu? Misalkan pendaftaran kuliah atau sekolah, peristiwa bencana, atau kebijakan yang berpengaruh pada kehidupan masyarakat seperti kenaikan BBM. Memang tak banyak yang perubahan drastis dari doktrin, yang ada malah tambahan ‘sesuatu yang penting’ itu. Terutama bila dikaitkan dengan segmen pembaca dari media tersebut. katakanlah seperti Jawa Pos, yang dalam penglihatan awam saya, tambahan itu berupa segala sesuatu yang berhubungan dengan etnis Tiongh

Ice Lemon Tea

Angin menerpa mukanya yang sayu. Kilat tak terdengar namun cahayanya bersautan di ujung langit. Wulan duduk sendiri. Di meja berkursi empat itu, dia duduk memandang mininote-nya. Di layar terpampang halaman jejaring sosial facebook, wajahnya bersama seorang pria berkacamata, kurus dengan wajah yang selalu terlihat putih. Dia tersenyum saat melihat hidung besar yang nangkring di wajah Tora, kekasihnya. Hidung mancung yang membulat itu selalu jadi bahan godaan untuk membuat wajah Tora memerah menahan malu dan amarah. Namun pada akhirnya, dia akan tersenyum karena menurut kata rayuannya, senyumku sungguh menenangkan hatinya. ”Hmmm......” Wulan tiba-tiba menarik nafas panjang. Wajahnya tak lagi tersenyum simpul. Matanya kembali sayu. ”Berubah lagi,” keluhnya pelan. Dia memandang ke petir yang masih berkejaran di langit malam itu. Purnama tak lagi penuh, angin tak lagi sepoi-sepoi. Dingin malam terasa mengiris lembut kulitnya yang tengah gelisah menanti Tora di kafe Cekidot. Hin

Ibuku

Ibuku, wanita 56 tahun yang sudah pra menopause Wajah nyaris tak berkeriput, tubuh pun tak penuh lemak. Namun kaki sudah terseok melamban meski Ibuku tetap kuat ditinggal bapakku demi seorang lonte. Asu! Ibuku, sholat hanya bisa duduk Mencari makan dengan berdagang nasi. Bercahaya dengan mengaji. Ibuku tetap ceria bertemuku, selalu mengangkatku ke langit biru. Dan tetap kuat merawatku kala ku pilu. Ibuku tak butuh airmata buaya. Tak butuh dendam kesumat apalagi maaf yang lamat-lamat. Ibuku wanita kuat.

SEMANGAT SEMBUH!!

Curcol:Seminggu Bersama Typhus Udah seminggu aku lagi 'mesra' nih ama S.Parathypii B. Bukan manusia loh tapi bakteri penyebab tifus alias tipes. Yup....yup...finally kena juga penyakit sejuta wartawan itu. Hahaahah.... Well, secara singkat aku kelelahan yang teramat sangat karena tekanan darahku saat ditensi dokter cuma 90/80. Kata dokter sih itu kelelahan. (Kalo kata mas Iman D.Nugroho, penyakit Century kumat. xixixi). Awalnya kupikir cuma gejala tifus aja gitu soalnya dokternya juga bilang "Gejalanya kena tifus." Dokter bilang harus total bedrest. Yaudin....saya jawab o em ji a.k.a oh my god. Cant I? Ya bisa juga ternyata. Lah dikasih obat tidur kayaknya, tiduuuuurrr terus. Tapi yang namanya otak gak mau tidur, mikiiiiiir terus. Maksudnya update status di fesbuk gitu deh. Xixixiixixix. Banyak kawan yang menegur bahkan sedikit tak percaya kalo aku sakit karena tetap aja onlen di situs jejaring fesbuk, twitter or onlen buat chatting meski lagi sakit. Bahkan kemarin L

Ambruk juga

enam bulan di jakarta, akhirnya aku sakit juga. harus bedrest 3 hari gara-gara panas dua hari plus tekanan darah yang rendah 80/90. Padahal, kalo ngikutin siklus tubuh sih seharusnya udah ambruk sejak tahun kemarin. Ternyata enggak dan baru sekarang. Hiks....hiks.... Kecurigaan utama penyebabnya adalah meliput pansus angket kasus Bank Century selama 4 bulan terus menerus. Untungnya, di hari penentuan alias voting, aku masih bisa ngikutin hawanya. Tapi gak lama kemudian baru sakit. Jadi antara berkah ama musibah juga sih. Puff..... Istirahat 3 hari kira-kira ngapain ya?

Paripurna Century Ricuh

Jakarta – Paripurna DPR RI tentang laporan akhir Pansus Hak Angket Kasus Bank Century, Selasa (2/3), ricuh. Kericuhan terjadi ketika Ketua DPR Marzuki Alie tiba-tiba menutup rapat paripurna. Padahal, sebagian anggota DPR menginginkan hari diambil keputusan dan voting terkait Pansus Century. Voting sendiri memilih dua opsi. Opsi pertama menyatakan bail out tak bermasalah karena untuk mencegah krisis. Opsi kedua menyatakan bailout bermasalah. Sebelum terjadi kericuhan, paripurna berlangsung panas dengan hujan interupsi. Interupsi diawali anggota fraksi Partai Golkar Bambang Soesatyo yang mengingatkan Ketua Pansus Idrus Marham bahwa telah ada kesepakatan pengambilan keputusan dilaksanakan hari ini. ’’Sudah ada kesepakatan di pansus bahwa tidak perlu ada pembacaan pandangan fraksi dan segera diambil keputusan,’’ ujarnya. Hal itu memancing interupsi anggota lain. Mereka berteriak dan berdiri menyampaikan interupsi. Anggota Fraksi PDIP Aryo Bima juga berpendapat pandangan fraksi sudah

Stress Sistemik

Sistemik.... Kata ini tiba-tiba saja populer dalam tiga bulan terakhir. Ya apalagi kalau bukan karena Pansus Angket Kasus Bank Century DPR RI yang membahas mengenai dugaan skandal penyelamatan bank yang dimiliki Robert Tantoelar itu. Kalimat tepatnya adalah bank gagal berdampak sistemik. Secara global artinya adalah kegagalan bank yang bisa berdampak meluas ke sistem perbankan. Bank Century dianggap gagal, karena tidak mampu memenuhi rasio likuiditasnya. Berdampak sistemik, karena kejatuhan dia bisa mengancam sistem perbankan Indonesia yang rawan karena adanya krisis ekonomi global. Maka diselamatkanlah Bank Century itu dengan mengucurkan dana Rp 6,7 triliun. WOW!!! Yang jadi masalah, proses pengucuran itu diduga bermasalah. Mulai dari perubahan Peraturan Bank Indonesia, Rapat Dewan Gubernur (RDG) yang berlangsung kilat serta rapat KSSK yang berlangsung hingga dini hari memang patut mengundang kecurigaan. Belum lagi di dalam internal bank sendiri juga terjadi praktek yang diduga

Surat Cinta untuk Shireen Sungkar

Assalamualaikum Wr. Wb. Ini saya dapat dari postingan M. Aan Mansyur di http://pecandubuku. blogspot. com. Sebuah surat cinta dari seorang yang tinggal di Lorwembun, Kepulauan Maluku, untuk bintang sinetron Shireen Sungkar. Semoga bermanfaat. ------------ --------- --------- -------- Surat Cinta buat Shireen Sungkar Sun 2:11pm DALAM pelajaran sastra di sekolah, bukan penyair atau pengarang yang ditanyakan guru, tapi nama-nama pemain sinetron. Karena itulah, saya mengirim surat ini padamu, Shireen. *** RUANG guru. Pukul 11.00. Seorang membacakan sebuah kalimat kepada seorang lain yang duduk di depan mesin ketik tua. *Sebutkan nama-nama pemeran sinetron Cinta Fitri!* Perempuan yang duduk di depan mesin ketik itu meminta diulangi. Perempuan di dekatnya mengulangi. Lebih pelan. Kata per kata. "Sebutkan-nama- nama-pemeran- sinetron- Cinta-Fitri. "Tanda seru," kata perempuan itu mengakhiri kalimatnya. Shireen, adegan itu tidak diambil dari sebuah sinetron. Adegan itu saya sa