Sebuah pilihan berat akhirnya aku ambil keputusan berat : RESIGN!!! Pilihan dibuat dengan tangis dan derai air mata di sebuah warung kopi di kawasan Surabaya Barat. Dengan tersedu-sedu, lelah dengan tekanan pekerjaan, kuliah dan tangisan anak-anak, aku mantapkan hati untuk berhenti jadi jurnalis. Pekerjaan impian yang selalu aku banggakan. Dengan segala daya upaya, aku meraih pekerjaan tersebut, dengan tangisan, menahan sedu, menahan lelah dan menekan segala keinginan, aku sukses menjalani profesi wartawan selama 15 tahun terakhir. Apa prestasiku? Hmmm...memang tidak banyak piala atau sertifikat yang bisa aku dapatkan. Tapi di profesi ini, setidaknya aku puas bisa menyampaikan kepedihan, kesedihan dan ketidakberdayaan masyarakat dalam menghadapi kehidupannya yang semakin ditekan oleh keadaan. Pun pemerintah juga seolah tidak pernah ada di dalam kehidupan masyarakatnya. Guyonannya, ada atau tidak ada pemerintah, toh rakyat Indonesia bisa tetap makan, hidup dan mandiri. D...
happy, healthy, wealthy