Skip to main content

Posts

Showing posts from 2020

Cerita Indah Sore Ini

Perihal indahnya sedekah, sudah banyak yang membahasnya. Jadi aku cuma ingin bercerita betapa lucunya sedekah hari ini. Bukan bermaksud pamer tapi semata-mata ingin tahu jawaban atas peristiwa hari ini. Maka begini kronologinya. Sama seperti tahun lalu, jualan beras zakat online tetap kujalankan. Aslinya telat banget akibat terlalu patuh sama Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di tengah pandemi Covid-19, yang membatasi gerak kita di areal publik. Tapi setelah PSBB amburadul, maka aku nekat jualan meski ada keputusan memperpanjang PSBB. Singkat kata, ada kastamer yang membeli beras zakat untuk disedekahkan. Lucunya, saat ditransfer ternyata dia salah rekening dan amblas lah duit ratusan ribu rupiah kepada penerima yang entah siapa. Duh sedih banget kan ya... ( jiwa missqueen ku menangis ). Tapi ternyata si kastamer ini memang dermawan. Dia kembali transfer uang ke rekening aku. Kali ini betul. Alhamdulillah. Kesalahan kedua, aku gak konfirm kemana pengirimannya. Biasa. So

Vickynisasi ala Jokowi

Vicky Prasetyo (Sumber : merdeka.com) Ramai masalah perbedaan makna kata membuatku teringat pada memori masa SMA (cieee..). Momen ketika pertama kali pindah ke Surabaya dari Bogor. Pindah ke Surabaya, sempet takut gak ngerti. Maklum, saat di Bekasi diajak ngobrol Bahasa Indonesia, logat betawi dan sedikit bahasa Sunda. Pindah ke Bogor, duh tambah lieur dengan dialek tetangga. Di rumah pun lebih banyak berbahasa Indonesia, kalo pun kromo inggil paling tahunya "Bapak Sare", "Bapak dahar", "Bapak Siram" daon  semacamnya. Saat pindah ke Surabaya, ibu meyakinkan tidak ada bahasa aneh-aneh. Arek Suroboyo asik-asik, cuma seneng ngomong kurang apik. Misuh, kata ibu. Maka saat bersekolah, ya udah masuk sesantai mungkin. Sampe pada akhirnya ada teman sekelas, menyebut diriku "gatel". Refleks aku bilang aku gak gatel kok, ga ada yang kegigit. Lah kok koncoku nambahi kata C*k sambil tertawa. Loh loh loh onok opo iki kok aku tiba-tiba dipisuhi dan

Makanan Enak vs Makanan Mahal

Hari ini sungguh hari yang benar-benar takkan terlupakan. Setelah sekian lama cuma dengar dan membaca cerita soal makanan yang ada hewan-hewan dari orang lain, maka hal itu beneran terjadi pada aku. Dan yang bikin jengkel adalah hewan yang "nyelip" di makanan aku adalah kecoa. Beneran!!! Setelah sekian lama gak pernah makan di pinggir jalan (PKL) pasca tumbang akibat typhus 2009 lalu, hari ini kok pengen mampir ke warung nasi belakang Gedung Juang 45. Kepengen makan ikan pe sambelan dan dikasih lodeh tewel. Entah kenapa hati ini gak enak. Mungkin karena makan di warung PKL. Tapi aku meyakinkan diri tempatnya bersih (saat datang, pegawainya lagi ngepel). . Tapi hati tetap gak enak gitu. Pas aku perhatikan ada bentuk aneh di atas nasiku, dan pas kubalik ternyata beneran. Jinggaaaaattt... Langsung muntah. Badan merinding. Kepala berat. Langsung minggat, gak sempat nyemprot ke abang penjualnya. Naik motor. Berhenti. Dan nangis. Ho oh..nangis setengah jam di pinggir ja

Amankah Donor Darah Saat Wabah Covid19 ?

Ada satu pertanyaan yang hingga saat ini menggelitik dan memicu saya menulis pengalaman pribadi di blog lagi. Pertanyaannya? Aman gak sih donor darah saat wabah Covid19 ? Sempat terhenyak sejenak karena kaget mendapatkan pertanyaan itu. Apalagi yang bertanya juga relawan donor darah. Tapi tak lama kemudian saya tersadar, situasi dan kondisi wabah semacam ini memang membuat banyak orang takut. Banyak pula yang cuek bebek. Relawan aja banyak yang maju mundur untuk berbuat kebaikan. Berkumpul di RSI Darus Syifa' Benowo Termasuk ketika ingin donor darah. Memang sempat ada hinggap khawatir tapi karena memang darurat ya bekalnya cuma  bismillahirrahmanirrahim.  Apalagi kalau ada yang membutuhkan pertolongan darah dan kita mampu, kan gak mungkin kita abaikan begitu saja. Sekedar kilas balik, terakhir kali donor darah itu sekitar dua tahunan lalu. Dan awal 2020 ini harus donor darah di tengah wabah, karena keponakan membutuhkan darah A+ akibat sakit pembengkakkan jantung. Kebetu

Museum BI, Emas di Tengah Kota Tua

Di tengah padatnya mal Jembatan Merah Plaza dan terminal bayangan di sekitarnya, plus Taman Jayengrono yang begitu memikat hati dengan gemerlap lampunya, ada emas yang tersembunyi. Bukan emas beneran, apalagi mas-mas ganteng. Wkwkwkwk... Yang aku maksud adalah Museum Bank Indonesia yang berada di Jalan Garuda no. 1. Untuk menuju kesana, tinggal mencari angkutan kota (angkot) yang menuju ke JMP. Agak capek karena harus ganti-ganti angkot sebelum akhirnya tiba di JMP. Kalau mau naik bus, lebih mudah. Dari Terminal Bungurasih, cari jurusan menuju ke JMP duduk manis, sampeee deeeh . Meski sudah diresmikan sejak 27 Januari 2012, aku baru menginjakkan kaki ke museum itu pada Rabu 11 Maret 2020. Itu pun karena ada kepentingan peliputan kegiatan sebuah lembaga. Pake acara nyasar pula.   Oh my good!!!  Lalu selama 8 tahun kemana aja sampe museum sekeren itu lewat dari pandangan? Alasannya banyak sih...utamanya karena gak pernah ditugaskan liputan kesana. Selebihnya ya agak kurang tertarik

Saat Virus Corona Menyerang, Baru Terasa Jasa Guru

Hampir di seluruh belahan dunia membahas mahluk satu ini. Yang muncul entah dari mana. Yang tiba-tiba menghebohkan dunia dan menyebabkan pandemik global. Virus Corona. Ibuku adalah seorang guru TK  Tapi gak mau bahas soal virus corona sih, karena saya bukan ahlinya dan takutnya malah nanti menimbulkan salah paham. Yang saya pahami, virus corona cukup merepotkan karena pekerjaan terlantar semua. Mau pergi kemana-mana juga dibatasi (Surabaya menetapkan #stayathome #workathome ). Daaaaaaaaaaaaaaaaaan... jreng jreng jreng kebijakan agar anak-anak sekolah di rumah. Dari pantauan sekilas saya, ada beberapa teman baik yang bekerja maupun ibu rumah tangga, yang pusing dengan kebijakan ini.Yang bekerja, jadi bingung gimana mau mengajari anak di rumah karena masih tetap ngantor seperti biasa. Yang dititipi (entah eyang ataupun TPA or tetangga yang dititipi) juga belum tentu paham soal tugas anak-anak. (Apalagi tetangga yang dititipi biasanya juga punya anak yang sama-sama dikasih tugas o

Tempat Main Baru Surabaya: Masjid EduPark

Beberapa sudut Masjid Al Akbar Surabaya (MAS) ternyata mengalami perubahan. Selain lokasi parkir motor yang lebih tertata di utara masjid, eng..ing...eng... ada sudut manis nan rindang di masjid ini. Halaman Masjid Al Akbar Surabaya yang panas beud ahhahahaa (Nani Mashita) Setelah dilihat secara seksama, ternyata MAS memiliki taman cantik yang diberi nama Al Akbar EduPark. Wah...menarik nih, bisa jadi jujugan kalau Ayun ikutan ke Kanwil Kemenag Surabaya. Ketimbang dia ngaplo di kantor orang, dan mamanya juga gak bingung harus kasih HP biar Ayun gak nangis. Ha ha ha ha ha... Masuk areal Masjid Al Akbar Surabaya (Nani Mashita)  Maka pada suatu ketika, setelah bisa kabur dari rapat di kantor tersebut Ayun kesana. Awalnya dia merasa penasaran kenapa masuk ke areal masjid. Pertanyaan pun bertubi-tubi dia sampaikan, "Ma kan belum ada  allahu akbar allahu akbar  (dia masih belum bisa menyebut adzan)." Sempat mengaku lelah karena berjalan cukup jauh dari kawasan depan ma