Skip to main content

Cerita Indah Sore Ini

Perihal indahnya sedekah, sudah banyak yang membahasnya. Jadi aku cuma ingin bercerita betapa lucunya sedekah hari ini. Bukan bermaksud pamer tapi semata-mata ingin tahu jawaban atas peristiwa hari ini.

Maka begini kronologinya.

Sama seperti tahun lalu, jualan beras zakat online tetap kujalankan. Aslinya telat banget akibat terlalu patuh sama Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di tengah pandemi Covid-19, yang membatasi gerak kita di areal publik. Tapi setelah PSBB amburadul, maka aku nekat jualan meski ada keputusan memperpanjang PSBB.

Singkat kata, ada kastamer yang membeli beras zakat untuk disedekahkan. Lucunya, saat ditransfer ternyata dia salah rekening dan amblas lah duit ratusan ribu rupiah kepada penerima yang entah siapa. Duh sedih banget kan ya... (jiwa missqueen ku menangis).

Tapi ternyata si kastamer ini memang dermawan. Dia kembali transfer uang ke rekening aku. Kali ini betul. Alhamdulillah.

Kesalahan kedua, aku gak konfirm kemana pengirimannya. Biasa. Sok kenal sok dekat gitu. Kirain kirim ke warung yang hits di jalan protokol Surabaya. Jadi freeong lah. Nyatanya : "Loh aku di Sidoarjo mbak...warung udah kututup akibat Corona. Aku mikirin para pegawaiku yang udah gak ada kerjaan"

Tapi it's okay lah...kan udah niat bantuin kastamer untuk sedekah. Apalagi si kastamer sempat salah transfer uang. Jadi merasa malu kalau hanya urusan ongkir aja dipersulit pengirimannya.

Bismillah...berangkat deh barengan dengan 2 orderan lain (yang berjauhan). Di tempat pertama, jadinya aku ditanyain mau kirim kemana lagi. Ya jujur aja ku jawab kronologi di atas. Tau apa reaksinya?

"Ya udah mbak ini aku kasih ongkir buat ke Sidoarjo," kata dia.

Ngasihnya banyak banget...hampir 40 ribu. Masya Allah. Ini kok begini ya??? Padahal ceritanya sambil ketawa-ketawa konyol gitu. Merasa herman gitu sama kastamer pertama.

Maka aku tolak lah coz malu banget dikasih ongkir sama kastamer lain. Pada akhirnya tetap aku kembalikan sepuluh ribu rupiah karena mbak kastamernya memaksa ngasih. Aku dewe langsung ngacir karena takut si mbak nyiapin takjilan. (Duh malu berapa kali ini?)

In the end of the day...akhirnya sedekah berhasil dihantarkan dengan selamat. Si bos mengucapkan terima kasih. Yang agak terkejut sih, kalo lihat rumah, mobil dan motornya, masih terpampang nyata di halaman rumahnya. Sebagai kaum missqueen, merasa aneh kok dia minta bantuan sih? Paling nggak dia bisa jual mobil or motor untuk kasih tali asih atau beras kepada pegawainya. Gak harus minta bantuan ke orang lain kan ya ? Ya ? Ya ? (Nah kan julid)

Hal ini juga jadi bahan diskusi deh dengan bapak kastamer dermawan. Rumahnya bagus, mobilnya keren kok minta bantuan?

Ya itu yang terlihat di mata sih. Kadang kita juga gak tau kan dibalik rumah bagus, mobil bagus dan motor bagus? Bisa jadi dia harus memikirkan keluarganya sehingga gak mampu lagi membayar pegawainya. Entah apa. Gak mau nyari alasannya juga sih.

Kesimpulannya:
1. Sedekah menular ke orang lain (aku dikasih ongkir sama kastamer).
2. Sedekah gak perlu nunggu kaya, punya mobil dan rumah megah.
3. Untuk urusan si bapak yang menerima bantuan tadi, wallahualam. Urusannya dengan Allah SWT. 

Gitu kesimpulannya. Untuk prakteknya, ya semoga aku gak julid. Kamu juga loh. Hahahahhaa....

Indahnya dimana ? Ya tadi di jalan ketemu sama mbak-mbak namanya Indah. (Dihh...maksa)

Comments

Popular posts from this blog

Surabaya "hot potatoes"

Dua hari ini, Surabaya panas membara. Panas dalam arti sebenarnya. Membara dalam arti kiasan saking panasnya. Lek jare arek Suroboyo: "Hot potatoes" alias panas ngentang-ngentang. Atau : "The hot is not public" alias panas ra umum, ora njamak panase. Intinya panas di Surabaya dalam setahun belakangan ini benar-benar tak seperti biasane. Hampir 15 tahun tinggal di Surabaya - meski dalam periode tertentu meninggalkan kota ini - tau betul lah kalo Surabaya itu kota panas. Panas karena sinar matahari yang benar-benar menyengat. Bukan karena air laut - seperti Semarang, atau Jakarta - panas ditambah polusi yang parah. Mungkin tak sepanas Pontianak yang berada di garis khatulistiwa, tapi coba deh tinggal disini selama seminggu. Yang jelas, penjelasan Wikipedia bersuhu udara rata-rata 23,6 °C hingga 33,8 °C gak pas jeh. Dalam sebulan ini mencoba mengamati suhu di Surabaya terutama di siang hari. Nyaris gak pernah di bawah 33 derajat celcius. Bahkan hari ini,

(Sebaiknya) Mahasiswa FK Harus Orang Kaya

Selasa (29/11) pagi, saya mengunjungi Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada. Setelah berbincang dengan kolega baru, saya bersama beberapa kawan memutuskan untuk sarapan di kantin kampus. Jujur, saya sangat menikmati makanan sehat yang disajikan kantin itu terutama ketiadaan penggunaan MSG. Saya pun merasa nyaman dengan kampusnya yang bersih, dengan para calon dokter berpakaian rapi dan cantik bersliweran sembari membawa buku tebal. Melihat beberapa di antaranya mengenakan jas dokter begitu gagah dan menawan. Apalagi, cuaca pagi tadi sangat cerah. Tetapi, kenyamanan saya tiba-tiba terusik dengan tindakan salah seorang mahasiswa disana. Jamaknya sebuah kantin yang meja-kursi selalu penuh dan harus berbagi dengan orang lain yang tidak satu kelompok, mahasiswi itu terlihat sangat memusuhi dan judes. Awalnya cuek. Tapi ketika dia sudah pindah meja, dengan seenaknya mengambil wadah sambal tanpa permisi. Sontak, saya pun kecewa. Hilang rasa simpati saya terhadap mahasiswa kedokteran

Agung Bakhtiyar, Anak Tukang Becak yang Sukses Jadi Dokter UGM

Tekan Biaya Kuliah dengan Pinjam Buku ke Senior Meski hidup dengan kondisi ekonomi yang serba kekurangan, Agung Bakhtiyar mampu mewujudkan impiannya. Anak tukang becak itu kemarin (8/7) diwisuda menjadi dokter dari Fakultas Kedokteran UGM dengan IPK 3,51. NANI MASHITA Rumah bercat hijau dan berdinding gedhek itu begitu sederhana. Di salah satu sisinya terbuka sebuah jendela kecil. Seorang pria tua dengan ramah menyapa dan mempersilakan Jogja Raya masuk ke rumah di Terban GK/V No 719, Kelurahan Terban, Kecamatan Gondokusuman. Di ruang tamu seluas 3x4 meter tersebut, ada beberapa perabotan yang ditaruh sekenanya. Meja kayu bundar yang tak begitu besar diletakkan di sudut ruangan. Sebuah pesawat televisi diletakkan di atas meja plastik berwarna hijau. Menghadap ke pintu masuk, ada tiga kursi lainnya. Di seberangnya, sebuah kursi bambu difungsikan sebagai kursi untuk menerima tamu. Sepiring makanan tradisional seperti jadah, getas, dan sesisir pisang tersaji di atas mej