Skip to main content

Paripurna Century Ricuh

Jakarta – Paripurna DPR RI tentang laporan akhir Pansus Hak Angket Kasus Bank Century, Selasa (2/3), ricuh. Kericuhan terjadi ketika Ketua DPR Marzuki Alie tiba-tiba menutup rapat paripurna.

Padahal, sebagian anggota DPR menginginkan hari diambil keputusan dan voting terkait Pansus Century. Voting sendiri memilih dua opsi. Opsi pertama menyatakan bail out tak bermasalah karena untuk mencegah krisis. Opsi kedua menyatakan bailout bermasalah.

Sebelum terjadi kericuhan, paripurna berlangsung panas dengan hujan interupsi. Interupsi diawali anggota fraksi Partai Golkar Bambang Soesatyo yang mengingatkan Ketua Pansus Idrus Marham bahwa telah ada kesepakatan pengambilan keputusan dilaksanakan hari ini. ’’Sudah ada kesepakatan di pansus bahwa tidak perlu ada pembacaan pandangan fraksi dan segera diambil keputusan,’’ ujarnya.

Hal itu memancing interupsi anggota lain. Mereka berteriak dan berdiri menyampaikan interupsi. Anggota Fraksi PDIP Aryo Bima juga berpendapat pandangan fraksi sudah disampaikan di panitia angket. Sehingga rapat paripurna tak perlu diperpanjang lagi. ’’Pendalaman tak perlu karena pandangan fraksi sudah ada di panitia angket,’’ katanya.

Protes lain akhirnya bermunculan bahkan sampai maju ke depan ruang fraksi. Namun Marzuki Alie bersikukuh. ’’Bahwa Bamus sudah memutuskan jadwal hari ini hanya menyampaikan laporan yang disepakati setiap fraksi di Bamus,’’ ujarnya.

Pada akhirnya, Marzuki mengetok palu menutup rapat paripurna. Hal ini langsung memancing emosi anggota yang berlari ke meja pimpinan. Tak lama kemudian terdengar pukulan dari meja pimpinan dan disusul teriakan-teriakan di depan meja pimpinan. Pukulan itu disebut dari palu, namun ada yang bilang pukulan menggunakan buku dan papan nama pimpinan.

Tak lama di meja pimpinan tampak Gondo Radityo Gambiro, Aziz Syamsuddin,Michael, Akbar Faisal,yang disusul Setyo Novanto. Marzuki Alie dan Wakil Ketua DPR yang baru dilantik, Taufik Kurniawan, langsung diamankan dan diselamatkan di ruang VIP. Marzuki lalu ditemani Yoris Raweyai, Adjie Massaid, Max Sopacua, dan Pieter Zulkifli.

Sementara yang bertahan adalah tiga Wakil Ketua DPR, yaitu Priyo Budi Santoso, Pramono Anung, dan Anis Matta. Pramono menyatakan Marzuki Alis menutup sidang paripurna sendiri tanpa konsultasi Wakil Ketua DPR lainnya. ’’Saya sendiri terkejut, Marzuki Alie mengetok palu tanpa konsultasi dulu,’’ kata Pramono usai kericuhan.

Lima pimpinan DPR termasuk Marzuki Alie dan Pramono Anung lalu berkumpul di satu ruangan. Mereka berencana menggelar rapat pimpinan membahas kericuhan itu. Belasan pengaman dalam Gedung DPR berbaris di luar ruangan VVIP tempat para pimpinan berkumpul.

Terdengar juga shalawat nabi di ruang paripurna. Sementara anggota lainnya berupaya meminta agar sidang dilanjutkan. Idrus Marham, Sekjen Partai Golkar meminta anggotanya untuk berkumpul di ruang khusus.



Ricuh Di Luar

Jika di dalam Gedung DPR memanas, suasana di depan Gedung DPR tak kalah panas. Polisi dan pendemo seling lempar batu dan benda-benda keras lain seperti botol. Kericuhan ini mulai terjadi ketika pendemo gagal untuk menjebol pintu DPR. Polisi yang berjaga di halaman dalam DPR berhasil melepas tambang yang sudah dipasang pendemo untuk merobohkan pagar DPR.

Tak puas dengan hal itu, pendemo mencoba untuk melepas kawat duri yang sengaja dipasang polisi di depan gerbang DPR. Aksi massa ini pun berhasil. Tak lama kemudian, massa mencoba merangsek ke dalam. Namun, aksi ini langsung dihalau polisi.

Tak jelas siapa yang memulai, massa dan polisi kemudian terlibat aksi saling lempar. Segala barang yang ada di sekitar lokasi aksi, saling dilempar. Polisi kemudian mencoba menghalau pendemo itu dengan melepaskan gas air mata. Namun, hal itu tidak menyurutkan niat pendemo yang ingin masuk ke gedung rakyat itu.

Segala macam upaya dilakukan polisi. Selain menggunakan gas air mata, polisi juga menyemprotkan air ke arah pendemo. Namun, lagi-lagi aksi polisi ini tidak menyurutkan pendemo yang terus melemparkan batu dan bambu ke arah polisi.

Mereka yang berunjuk rasa itu ribuan orang. Terdiri atas massa pendukung SBY dan massa anti-SBY. Ribuan polisi sibuk mengamankan aksi yang potensial chaos tersebut karen diwarnai bakar-membakar atribut dan spanduk.

Rombongan pendukung SBY, Aliansi Rakyat untuk SBY (Arus), mengenakan ikat kepala kuning. Mereka juga membawa spanduk bertuliskan ’’PKS Maling Teriak Maling’’, ’’Golkar Tahu Diri Dong’’, dan ’’Jangan Ganggu yang Sedang Menjalankan Mandat Rakyat’’.

Mereka membakar dua bendera PKS dan Golkar dan mencopot lalu membakar spanduk yang menempel di gerbang utama DPR. Spanduk itu bertuliskan ’’SBY Maling Century’’ dan terpasang sejak pagi tadi. Entah siapa yang memasang.



Skor 6-3

Kembali ke voting yang diperdebatkan tak digelar hari ini, PDIP yakin fraksi-fraksi yang menganggap ada pelanggaran dalam bail out Bank Century masih solid. Namun, Partai Demokrat juga yakin telah berhasil merebut hati PPP, PAN, selain PKB yang sejak awal satu pendapat mendukung bailout.

Menurut PDIP, peta kekuatan sampai pukul 09.30 pagi tadi masih 6:3 untuk kemenanggan fraksi kontra bailout (lihat tabel halaman 1). Keyakinan itu diungkapkan Wakil Ketua Pansus dari PDIP, Gayus Lumbuun. ’’Sampai tadi pagi, saya masih firm, posisi masih 6:3,’’ ujar Gayus di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, pagi tadi.

Namun, Wakil Ketua Pansus dari Demokrat, Yahya Sacawirya, mengklaim sikap Demokrat yang menyatakan memahami bail out telah didukung PKB, PAN, dan PPP. ”Mereka sudah satu komitmen dengan kita,” kata Ketua Bappilu Partai Demokrat itu. Dia juga berharap Gerindra dan Golkar ikut mendukung sikap Demokrat demi masa depan bangsa.

Memang muncul kabar bahwa Gerindra akan merapat ke kubu Demokrat. Soal itu, Gayus Lumbun tak bersedia bicara banyak. ’’Kita lihat saja nanti, kalau dalam beberapa jam ini bisa berubah, biar masyarakat saja yang menilai,’’ kata dia.

Sekjen Gerindra, Ahmad Muzani, mengatakan, sikap partainya takkan berbeda jauh dengan pandangan akhir yang telah dibacakan di Pansus. Yakni ada pelanggaran bailout namun tak menyebutkan nama-nama yang bertanggung jawab.

Senada dengan Gayus, Eva Sundari mengatakan, fraksi yang tak sependapat dengan bailout masih cukup banyak dan potensial memenangi voting. PDIP sendiri, dari 94 anggotanya, 4 di antaranya tak hadir karena berada di Washington DC dan umrah. Sedangkan Taufik Kiemas ketua MPR. ”Kalaupun meleset paling hanya 5% dan kita masih bisa menang (voting),” ujar Eva.

Ketua Fraksi Partai Golkar Setyo Novanto, juga menandaskan hasil konsolidasi sebelum rapat paripurna menyatakan bahwa partainya takkan mengubah sikapnya untuk memilih opsi kedua. ”Golkar pilih opsi kedua,” tegasnya.

Anggota pansus Bambang Soesatyo juga menambahkan jika terjadi voting maka harus dilakukan secara terbuka. Golkar sendiri juga tetap akan menyebutkan nama-nama yang harus bertanggung jawab. ”Untuk kasus Bank Century di Golkar satu suara, tak ada faksi,” tegasnya.

Anggota Fraksi Hanura yang juga Ketua DPP, Akbar Faisal menegaskan telah ada perintah dari partai agar seluruh anggota fraksi hadir dan satu komando. Hanura menyatakan bahwa ada pelanggaran baik di segi kebijakan maupun pelaksanaan bailout Bank Century. ”Kalau ada yang keluar (dari kebijakan partai) akan terkena sanksi yang sangat berat,” tuturnya. mer, sit


http://www.surabayapost.co.id/?mnu=berita&act=view&id=0ca17a7c1e78d848cea4f4d00e60b9cc&jenis=b706835de79a2b4e80506f582af3676a

Comments

Popular posts from this blog

Surabaya "hot potatoes"

Dua hari ini, Surabaya panas membara. Panas dalam arti sebenarnya. Membara dalam arti kiasan saking panasnya. Lek jare arek Suroboyo: "Hot potatoes" alias panas ngentang-ngentang. Atau : "The hot is not public" alias panas ra umum, ora njamak panase. Intinya panas di Surabaya dalam setahun belakangan ini benar-benar tak seperti biasane. Hampir 15 tahun tinggal di Surabaya - meski dalam periode tertentu meninggalkan kota ini - tau betul lah kalo Surabaya itu kota panas. Panas karena sinar matahari yang benar-benar menyengat. Bukan karena air laut - seperti Semarang, atau Jakarta - panas ditambah polusi yang parah. Mungkin tak sepanas Pontianak yang berada di garis khatulistiwa, tapi coba deh tinggal disini selama seminggu. Yang jelas, penjelasan Wikipedia bersuhu udara rata-rata 23,6 °C hingga 33,8 °C gak pas jeh. Dalam sebulan ini mencoba mengamati suhu di Surabaya terutama di siang hari. Nyaris gak pernah di bawah 33 derajat celcius. Bahkan hari ini,

(Sebaiknya) Mahasiswa FK Harus Orang Kaya

Selasa (29/11) pagi, saya mengunjungi Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada. Setelah berbincang dengan kolega baru, saya bersama beberapa kawan memutuskan untuk sarapan di kantin kampus. Jujur, saya sangat menikmati makanan sehat yang disajikan kantin itu terutama ketiadaan penggunaan MSG. Saya pun merasa nyaman dengan kampusnya yang bersih, dengan para calon dokter berpakaian rapi dan cantik bersliweran sembari membawa buku tebal. Melihat beberapa di antaranya mengenakan jas dokter begitu gagah dan menawan. Apalagi, cuaca pagi tadi sangat cerah. Tetapi, kenyamanan saya tiba-tiba terusik dengan tindakan salah seorang mahasiswa disana. Jamaknya sebuah kantin yang meja-kursi selalu penuh dan harus berbagi dengan orang lain yang tidak satu kelompok, mahasiswi itu terlihat sangat memusuhi dan judes. Awalnya cuek. Tapi ketika dia sudah pindah meja, dengan seenaknya mengambil wadah sambal tanpa permisi. Sontak, saya pun kecewa. Hilang rasa simpati saya terhadap mahasiswa kedokteran

Agung Bakhtiyar, Anak Tukang Becak yang Sukses Jadi Dokter UGM

Tekan Biaya Kuliah dengan Pinjam Buku ke Senior Meski hidup dengan kondisi ekonomi yang serba kekurangan, Agung Bakhtiyar mampu mewujudkan impiannya. Anak tukang becak itu kemarin (8/7) diwisuda menjadi dokter dari Fakultas Kedokteran UGM dengan IPK 3,51. NANI MASHITA Rumah bercat hijau dan berdinding gedhek itu begitu sederhana. Di salah satu sisinya terbuka sebuah jendela kecil. Seorang pria tua dengan ramah menyapa dan mempersilakan Jogja Raya masuk ke rumah di Terban GK/V No 719, Kelurahan Terban, Kecamatan Gondokusuman. Di ruang tamu seluas 3x4 meter tersebut, ada beberapa perabotan yang ditaruh sekenanya. Meja kayu bundar yang tak begitu besar diletakkan di sudut ruangan. Sebuah pesawat televisi diletakkan di atas meja plastik berwarna hijau. Menghadap ke pintu masuk, ada tiga kursi lainnya. Di seberangnya, sebuah kursi bambu difungsikan sebagai kursi untuk menerima tamu. Sepiring makanan tradisional seperti jadah, getas, dan sesisir pisang tersaji di atas mej