Skip to main content

Ayam Mentega Lada Hitam

Waktu menyiapkan makanan sahur tidak terlalu banyak, diperlukan hidangan yang praktis namun tetap lezat dan menggugah selera. Ayam Mentega Lada Hitam bisa dijadikan pilihan. Cita rasa lezat daging ayam terasa pas dengan bumbu bawang bombay dan lada hitam. (Resep/Dapur Uji/Foto: Budi Sutomo)



Ayam Mentega Lada Hitam
Bahan:
1 kg ayam, potong menjadi 12 bagian
4 sdm mentega/margarin
100 g bawang bombay, potong korek api
8 siung bawang putih, haluskan
3 sdm kecap manis
2 sdm kecap asin
2 sdm kecap inggris
2 sdm air jeruk nipis/limau
1 sdt lada hitam, tumbuk kasar
2 sdt garam halus
Minyak untuk menggoreng

Cara Membuat:
1. Bumbui potongan daging ayam dengan lada, garam, bawang putih dan air jeruk nipis, aduk rata. Diamkan selama 20 menit hingga bumbu meresap. Panaskan minyak banyak, goreng ayam hingga matang dan berwarna kuning kecoklatan. Angkat, tiriskan.

2. Panaskan mentega/margarin, tumis bawang bombay hingga harum. Masukkan potongan ayam goreng. Tuang kecap manis, kecap asin dan kecap inggris. Masak sambil diaduk-aduk hingga bumbu meresap. Angkat.

3. Tuang ke dalam piring saji. Hidangkan hangat.

Untuk 12 Potong
Tip: Agar lebih praktis, membumbui ayam dan menggoreng ayam bisa dilakukan sehari sebelumnya. Simpan di dalam freezer, saat sahur, Anda tinggal menumis ayam dengan mentega.

Budi Sutomo adalah penulis gizi dan kuliner.

Comments

Popular posts from this blog

Surabaya "hot potatoes"

Dua hari ini, Surabaya panas membara. Panas dalam arti sebenarnya. Membara dalam arti kiasan saking panasnya. Lek jare arek Suroboyo: "Hot potatoes" alias panas ngentang-ngentang. Atau : "The hot is not public" alias panas ra umum, ora njamak panase. Intinya panas di Surabaya dalam setahun belakangan ini benar-benar tak seperti biasane. Hampir 15 tahun tinggal di Surabaya - meski dalam periode tertentu meninggalkan kota ini - tau betul lah kalo Surabaya itu kota panas. Panas karena sinar matahari yang benar-benar menyengat. Bukan karena air laut - seperti Semarang, atau Jakarta - panas ditambah polusi yang parah. Mungkin tak sepanas Pontianak yang berada di garis khatulistiwa, tapi coba deh tinggal disini selama seminggu. Yang jelas, penjelasan Wikipedia bersuhu udara rata-rata 23,6 °C hingga 33,8 °C gak pas jeh. Dalam sebulan ini mencoba mengamati suhu di Surabaya terutama di siang hari. Nyaris gak pernah di bawah 33 derajat celcius. Bahkan hari ini,

(Sebaiknya) Mahasiswa FK Harus Orang Kaya

Selasa (29/11) pagi, saya mengunjungi Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada. Setelah berbincang dengan kolega baru, saya bersama beberapa kawan memutuskan untuk sarapan di kantin kampus. Jujur, saya sangat menikmati makanan sehat yang disajikan kantin itu terutama ketiadaan penggunaan MSG. Saya pun merasa nyaman dengan kampusnya yang bersih, dengan para calon dokter berpakaian rapi dan cantik bersliweran sembari membawa buku tebal. Melihat beberapa di antaranya mengenakan jas dokter begitu gagah dan menawan. Apalagi, cuaca pagi tadi sangat cerah. Tetapi, kenyamanan saya tiba-tiba terusik dengan tindakan salah seorang mahasiswa disana. Jamaknya sebuah kantin yang meja-kursi selalu penuh dan harus berbagi dengan orang lain yang tidak satu kelompok, mahasiswi itu terlihat sangat memusuhi dan judes. Awalnya cuek. Tapi ketika dia sudah pindah meja, dengan seenaknya mengambil wadah sambal tanpa permisi. Sontak, saya pun kecewa. Hilang rasa simpati saya terhadap mahasiswa kedokteran

Agung Bakhtiyar, Anak Tukang Becak yang Sukses Jadi Dokter UGM

Tekan Biaya Kuliah dengan Pinjam Buku ke Senior Meski hidup dengan kondisi ekonomi yang serba kekurangan, Agung Bakhtiyar mampu mewujudkan impiannya. Anak tukang becak itu kemarin (8/7) diwisuda menjadi dokter dari Fakultas Kedokteran UGM dengan IPK 3,51. NANI MASHITA Rumah bercat hijau dan berdinding gedhek itu begitu sederhana. Di salah satu sisinya terbuka sebuah jendela kecil. Seorang pria tua dengan ramah menyapa dan mempersilakan Jogja Raya masuk ke rumah di Terban GK/V No 719, Kelurahan Terban, Kecamatan Gondokusuman. Di ruang tamu seluas 3x4 meter tersebut, ada beberapa perabotan yang ditaruh sekenanya. Meja kayu bundar yang tak begitu besar diletakkan di sudut ruangan. Sebuah pesawat televisi diletakkan di atas meja plastik berwarna hijau. Menghadap ke pintu masuk, ada tiga kursi lainnya. Di seberangnya, sebuah kursi bambu difungsikan sebagai kursi untuk menerima tamu. Sepiring makanan tradisional seperti jadah, getas, dan sesisir pisang tersaji di atas mej