Skip to main content

Yang Tersisa dari Ospek UNY (4-habis)

Rektor Mediasi Mahasiswa Selesaikan Konflik

JOGJA – Insiden membalikkan badan ketika display Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) dalam orientasi studi dan pengenalan kampus (Ospek) sudah diketahui rektorat Universitas Negeri Yogyakarta (UNY). Namun, para pemangku kebijakan memilih bersikap netral dan mengupayakan mediasi agar konflik ini tidak berkelanjutan.
Pembantu Rektor III Urusan Kemahasiswaan UNY, Prof Dr Herminarto Sofyan mengakui sudah menerima laporan peristiwa tersebut. Tetapi diakuinya mediasi tersebut masih belum menghasilkan kesepakatan apapun. ”Rektorat juga sudah mengumpulkan data-data perihal insiden tersebut, baik dari fakultas maupun panitia di lapangan,” katanya ketika dikonfirmasi Jogja Raya di kantornya, Jumat (19/8).
Dikatakannya, peristiwa ini seharusnya mnejadi permasalahan internal antar mahasiswa dan tidak perlu berlangsung hingga berlarut-larut. Pihak rektorat juga mengharapkan agar kedua belah pihak yang bersitegang segera menghentikan adu argumentasi seputar peristiwa tersebut. “Karena semua sumber daya yang dimiliki UNY adalah potensi yang akan dikembangkan kampus,” ujarnya.
Seperti ditulis sebelumnya, insiden membalikkan badan ini terjadi pada saat UKM seni tampil dalam display di GOR oleh mahasiswa baru di empat fakultas UNY yaitu Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK), Fakultas Teknik (FT), Fakultas Ilmu Sosial dan Ekonomi (FISE) dan Fakultas Matematika dan IPA (FMIPA). Sedangkan maba dari dua fakultas yaitu Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) dan Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) menolak. Pasca insiden tersebut, hubungan antara mahasiswa baru di empat fakultas kurang harmonis dengan dua mahasiswa di FBS dan FIP. Selain itu, panitia ospek juga bersitegang dengan panitia display UKM UNY.
Tetapi, Herminarto membantah adanya hubungan yang kurang harmonis pasca peristiwa tersebut. Menurutnya, antar maba tetap baik karena sebagai warga UNY yang baru masuk maka banyak yang tidak tahu menahu tentang latar belakang maupun kelanjutan insiden tersebut. “Semuanya kami bina dengan baik, tidak ada itu hubungan kurang harmonis,” terangnya.
Mengenai insiden itu sendiri, Rektorat menegaskan bahwa hal tersebut merupakan spontanitas dan bukan merupakan kesengajaan. Meski begitu, dia mengakui ada pihak yang memandu seluruh mahasiswa baru untuk membalikkan badan ketika UKM seni tampil. “Tentu ada yang memandu kok sampai maba di empat fakultas kompak seperti itu. Kami sudah meminta klarifikasi tersebut, tetapi kami juga meminta agar anggota UKM menghormati permintaan panitia ospek,” ujarnya.
Ditegaskannya, sebagai sebuah universitas, maka banyak budaya yang berkembang yang harus dipahami satu sama lain. Perbedaan ini pula yang harus dihargai oleh masing-masing warga UNY. “Kalau semua kembali ke visi misi UNY, pasti akan ketemu. Bahwa yang seni harus dipandang sebagai seni, tapi yang lain juga harus menghargai,” tuturnya.
Dia menjanjikan akan ada pertemuan lanjutan setelah Lebaran nanti. Tetapi dia menyatakan rektorat tidak memikirkan mengenai sanksi terhadap oknum yang dianggap sebagai penyebab insiden tersebut. “Kami tidak memikirkan soal itu karena mereka (mahasiswa) kan masih tahap belajar. Maka kami akan membimbing agar mereka mendapatkan solusi atas peristiwa ini,” kata Herminarto.
Ospek UNY sendiri dianggap berjalan sukses karena maba mengikuti semua jadwal yang dibuat panitia. Masyarakat juga diminta untuk tidak melihat insiden balik badan sebagai kegagalan dalam menggelar ospek. (sit)




Comments

Popular posts from this blog

Surabaya "hot potatoes"

Dua hari ini, Surabaya panas membara. Panas dalam arti sebenarnya. Membara dalam arti kiasan saking panasnya. Lek jare arek Suroboyo: "Hot potatoes" alias panas ngentang-ngentang. Atau : "The hot is not public" alias panas ra umum, ora njamak panase. Intinya panas di Surabaya dalam setahun belakangan ini benar-benar tak seperti biasane. Hampir 15 tahun tinggal di Surabaya - meski dalam periode tertentu meninggalkan kota ini - tau betul lah kalo Surabaya itu kota panas. Panas karena sinar matahari yang benar-benar menyengat. Bukan karena air laut - seperti Semarang, atau Jakarta - panas ditambah polusi yang parah. Mungkin tak sepanas Pontianak yang berada di garis khatulistiwa, tapi coba deh tinggal disini selama seminggu. Yang jelas, penjelasan Wikipedia bersuhu udara rata-rata 23,6 °C hingga 33,8 °C gak pas jeh. Dalam sebulan ini mencoba mengamati suhu di Surabaya terutama di siang hari. Nyaris gak pernah di bawah 33 derajat celcius. Bahkan hari ini,

(Sebaiknya) Mahasiswa FK Harus Orang Kaya

Selasa (29/11) pagi, saya mengunjungi Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada. Setelah berbincang dengan kolega baru, saya bersama beberapa kawan memutuskan untuk sarapan di kantin kampus. Jujur, saya sangat menikmati makanan sehat yang disajikan kantin itu terutama ketiadaan penggunaan MSG. Saya pun merasa nyaman dengan kampusnya yang bersih, dengan para calon dokter berpakaian rapi dan cantik bersliweran sembari membawa buku tebal. Melihat beberapa di antaranya mengenakan jas dokter begitu gagah dan menawan. Apalagi, cuaca pagi tadi sangat cerah. Tetapi, kenyamanan saya tiba-tiba terusik dengan tindakan salah seorang mahasiswa disana. Jamaknya sebuah kantin yang meja-kursi selalu penuh dan harus berbagi dengan orang lain yang tidak satu kelompok, mahasiswi itu terlihat sangat memusuhi dan judes. Awalnya cuek. Tapi ketika dia sudah pindah meja, dengan seenaknya mengambil wadah sambal tanpa permisi. Sontak, saya pun kecewa. Hilang rasa simpati saya terhadap mahasiswa kedokteran

Agung Bakhtiyar, Anak Tukang Becak yang Sukses Jadi Dokter UGM

Tekan Biaya Kuliah dengan Pinjam Buku ke Senior Meski hidup dengan kondisi ekonomi yang serba kekurangan, Agung Bakhtiyar mampu mewujudkan impiannya. Anak tukang becak itu kemarin (8/7) diwisuda menjadi dokter dari Fakultas Kedokteran UGM dengan IPK 3,51. NANI MASHITA Rumah bercat hijau dan berdinding gedhek itu begitu sederhana. Di salah satu sisinya terbuka sebuah jendela kecil. Seorang pria tua dengan ramah menyapa dan mempersilakan Jogja Raya masuk ke rumah di Terban GK/V No 719, Kelurahan Terban, Kecamatan Gondokusuman. Di ruang tamu seluas 3x4 meter tersebut, ada beberapa perabotan yang ditaruh sekenanya. Meja kayu bundar yang tak begitu besar diletakkan di sudut ruangan. Sebuah pesawat televisi diletakkan di atas meja plastik berwarna hijau. Menghadap ke pintu masuk, ada tiga kursi lainnya. Di seberangnya, sebuah kursi bambu difungsikan sebagai kursi untuk menerima tamu. Sepiring makanan tradisional seperti jadah, getas, dan sesisir pisang tersaji di atas mej