Skip to main content

Yang Tersisa dari Ospek UNY (3)

Korfak Sempat Diancam dan Ditahan Sampai Pagi

JOGJA – Insiden balik badan yang terjadi saat display Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) kini menimbulkan perpecahan di internal kampus Universitas Negeri Yogyakarta. Mahasiswa saling tuding terkait tindakan kurang etis yang diinstruksikan oleh sebagian panitia Orientasi Studi dan Pengenalan Kampus (Ospek).
Koordinator Fakultas (Korfak) Bahasa dan Seni (FBS) Arda Sedyoko yang mengatakan dirinya mengaku tidak tahu menahu adanya kesepakatan untuk membalikkan badan saat display UKM digelar. Saat di lokasi, dia mengaku terkejut dengan adanya aksi tutup mata dan ucapan-ucapan yang dianggap tidak tepat disampaikan dalam display. “Saya benar-benar tidak tahu. Kalau memang benar ada kesepakatan, maka saya tidak pernah dilibatkan,” ujarnya saat dihubungi Kamis (18/8).
Dikatakannya, ada dua fakultas yang tidak melakukan aksi balik badan yaitu FBS dan Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP). Sedangkan empat fakultas lain melakukan gerakan serupa khususnya bagi UKM yang berlatar belakang seni. Arda mengatakan insiden saat ospek itu memang tidak selayaknya terjadi karena hal tersebut dianggap kurang etis. “Hal seperti itu bisa disebut upaya doktrinasi kepada mahasiswa baru yang sebenarnya tidak tahu apa-apa soal UKM tersebut,” katanya.
Keputusan korfak FBS untuk tidak mengikuti aksi balik badan dalam display tersebut memang berkonsekuensi. Mahasiswa termasuk panitia dimusuhi oleh fakultas lain. Bahkan aksi damai yang digelar FBS juga dianggap berlebihan. “Kami menggelar aksi karena UKM seni akarnya dari FBS. Jadi kami juga merasa dikucilkan,” tuturnya.
Sementara itu, Korfak Fakultas MIPA Avi Raharjo mengatakan aksi tersebut dipicu karena panitia display UKM tidak melaksanakan saran yang disampaikan saat rapat persiapan ospek. Dia menyampaikan agar peristiwa setahun lalu, yang memunculkan anggota UKM berpakaian mini, kebanci-bancian, tidak muncul dalam ospek yang bersamaan dengan bulan Ramadan tersebut. Dia menegaskan panitia display dan fakultas memiliki posisi yang sejajar sehingga tidak saling membawahi.


“Usul ini bukan untuk membatasi apalagi melecehkan budaya, tetapi harus disesuaikan dengan visi UNY mengenai pendidikan karakter dan bulan Ramadan itu sendiri. Saat itu, panitia UKM setuju termasuk ada sanksi kalau tidak dilaksanakan,” ujarnya.
Dia membenarkan ada pertemuan dan kesepakatan usai insiden tersebut. Namun hal itu urung dibatalkan karena pihaknya menganggap kesepakatan dengan FK UKM tidak legal karena tidak memiliki SK. Prosesnya sendiri dibawah intimidasi dan tekanan terhadap korfak. “Selain itu, juga terjadi ancaman dan penahanan korfak oleh UKM hingga jam 4 pagi di gedung Student Center,” katanya.
Dia mengatakan dalam penahanan tersebut terjadi pemaksaan dan sikap kasar dari anggota UKM. Oleh karena itu, dia meminta agar seluruh pihak jangan melihat kasus ini secara parsial dan harus melihat secara menyeluruh.
Avi menambahkan masalah ini sudah sampai di rektorat dan saat ini menunggu keputusan rektor. Secara pribadi, Avi menyatakan akan bertanggung jawab apabila memang dinyatakan bersalah oleh rektor. “Tetapi kasus intimidasi terhadap korfak juga harus ditindak karena sudah masuk ke tindak kriminal,” ujarnya. (sit)

Comments

Popular posts from this blog

Surabaya "hot potatoes"

Dua hari ini, Surabaya panas membara. Panas dalam arti sebenarnya. Membara dalam arti kiasan saking panasnya. Lek jare arek Suroboyo: "Hot potatoes" alias panas ngentang-ngentang. Atau : "The hot is not public" alias panas ra umum, ora njamak panase. Intinya panas di Surabaya dalam setahun belakangan ini benar-benar tak seperti biasane. Hampir 15 tahun tinggal di Surabaya - meski dalam periode tertentu meninggalkan kota ini - tau betul lah kalo Surabaya itu kota panas. Panas karena sinar matahari yang benar-benar menyengat. Bukan karena air laut - seperti Semarang, atau Jakarta - panas ditambah polusi yang parah. Mungkin tak sepanas Pontianak yang berada di garis khatulistiwa, tapi coba deh tinggal disini selama seminggu. Yang jelas, penjelasan Wikipedia bersuhu udara rata-rata 23,6 °C hingga 33,8 °C gak pas jeh. Dalam sebulan ini mencoba mengamati suhu di Surabaya terutama di siang hari. Nyaris gak pernah di bawah 33 derajat celcius. Bahkan hari ini,

(Sebaiknya) Mahasiswa FK Harus Orang Kaya

Selasa (29/11) pagi, saya mengunjungi Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada. Setelah berbincang dengan kolega baru, saya bersama beberapa kawan memutuskan untuk sarapan di kantin kampus. Jujur, saya sangat menikmati makanan sehat yang disajikan kantin itu terutama ketiadaan penggunaan MSG. Saya pun merasa nyaman dengan kampusnya yang bersih, dengan para calon dokter berpakaian rapi dan cantik bersliweran sembari membawa buku tebal. Melihat beberapa di antaranya mengenakan jas dokter begitu gagah dan menawan. Apalagi, cuaca pagi tadi sangat cerah. Tetapi, kenyamanan saya tiba-tiba terusik dengan tindakan salah seorang mahasiswa disana. Jamaknya sebuah kantin yang meja-kursi selalu penuh dan harus berbagi dengan orang lain yang tidak satu kelompok, mahasiswi itu terlihat sangat memusuhi dan judes. Awalnya cuek. Tapi ketika dia sudah pindah meja, dengan seenaknya mengambil wadah sambal tanpa permisi. Sontak, saya pun kecewa. Hilang rasa simpati saya terhadap mahasiswa kedokteran

Agung Bakhtiyar, Anak Tukang Becak yang Sukses Jadi Dokter UGM

Tekan Biaya Kuliah dengan Pinjam Buku ke Senior Meski hidup dengan kondisi ekonomi yang serba kekurangan, Agung Bakhtiyar mampu mewujudkan impiannya. Anak tukang becak itu kemarin (8/7) diwisuda menjadi dokter dari Fakultas Kedokteran UGM dengan IPK 3,51. NANI MASHITA Rumah bercat hijau dan berdinding gedhek itu begitu sederhana. Di salah satu sisinya terbuka sebuah jendela kecil. Seorang pria tua dengan ramah menyapa dan mempersilakan Jogja Raya masuk ke rumah di Terban GK/V No 719, Kelurahan Terban, Kecamatan Gondokusuman. Di ruang tamu seluas 3x4 meter tersebut, ada beberapa perabotan yang ditaruh sekenanya. Meja kayu bundar yang tak begitu besar diletakkan di sudut ruangan. Sebuah pesawat televisi diletakkan di atas meja plastik berwarna hijau. Menghadap ke pintu masuk, ada tiga kursi lainnya. Di seberangnya, sebuah kursi bambu difungsikan sebagai kursi untuk menerima tamu. Sepiring makanan tradisional seperti jadah, getas, dan sesisir pisang tersaji di atas mej