Skip to main content

Kapan Merit??

Selama ini kesuksesan dan kemajuan karir sering dituding sebagai penyebab penghambat jodoh wanita. Karir yang bagus, gaji tinggi dan kehidupan mapan dianggap sebagai penghalang bagi wanita untuk cepat mendapat jodoh.

Karena, kesuksesan wanita konon berkolerasi dengan keragu-raguan kaum lelaki untuk memilihnya. Pasalnya, banyak kaum Adam yang minder melihat kesuksesan si wanita. Para lelaki menganggap selera wanita sukses tentulah harus lebih tinggi dari kualitas si wanita itu sendiri.

Sehingga tak jarang wanita yang sukses dalam karir kurang beruntung dalam masalah jodoh. Tentu saja hal itu sama sekali tidak diinginkan oleh wanita manapun. Karena pada dasarnya setiap wanita menginginkan kehidupan yang seimbang.

Karir sukses, jodoh pun /enteng/. Tapi siapa juga yang bisa mengelak jika jodoh wanita tak semulus karirnya? Ketika karir semakin menanjak, tetapi pria idaman tak jua datang melamar. Jauh di lubuk hati, pastilah wanita sukses manapun merindukan kehadiran pria impian yang akan mendampinginya duduk di kursi pelaminan.

Terkadang kondisi ini membuat para wanita lajang stres. Bukan saja karena mereka terus berharap, tetapi karena seringkali mereka dihadapkan pada pertanyaan bernada sama, ?Kapan merit..??.

Ditambah lagi mereka kerap menghadapi tuntutan dari keluarga dan orangtua untuk segera menikah. Tak urung hal ini membuat mereka semakin stres. Padahal, sesungguhnya karir sukses tidak bisa dituding sebagai satu-satunya penghambat jodoh wanita. Nyatanya, banyak juga kok wanita yang sukses berkarir tapi tidak mengalami hambatan dalam soal jodoh.

Tapi memang tak bisa dipungkiri, bagi banyak wanita dengan predikat ? Wanita karir yang sukses? Dengan tampang yang jauh dari mengecewakan, urusan memikat lelaki impian bukanlah soal mudah. Bahkan para lajang sukses ini banyak yang mengakui telah berusaha maksimal.

Seperti berpenampilan sebaik-baiknya, rajin bersosialisasi, dan bersikap seramah mungkin. Tapi jodoh yang diharapkan pun tak kunjung tiba.

Apanya yang salah? Nah apakah anda mengalami problem yang sama? Karir mulus, tapi jodoh tak kunjung tiba, padahal anda sudah berusaha? Sementara anda tak bisa menghentikan sang waktu hingga usia anda terus merambat.

Jika ya, jangan panik! Saran berikut ini mungkin berguna bagi anda:

- Tetaplah bersikap seperti biasa. Jangan bersikap grasa-grusu dalam mencari jodoh. Ingat, anda tidak sendirian. Masih banyak wanita yang bernasib sama seperti anda. Tapi bukan berarti anda tidak perlu melakukan usaha apapun. Perluas pergaulan dan wawasan anda. Ikuti berbagai seminar yang dapat menambah pengetahuan anda. Dan ikuti kegiatan di luar urusan pekerjaan yang menyenangkan. Misalnya ikut klub kebugaran atau yayasan sosial di kota anda. Atau tekuni hobi lama anda yang sering tertunda karena anda sibuk, seperti melukis, nonton, masak, atau main musik.

- Tersenyumlah. Jangan pernah sekalipun menunjukkan wajah stres dan depresi hanya karena tak kunjung tiba sang pria idaman. Tampilkan wajah ceria dan ringankan hidup anda dengan tawa. Tegur dan senyumilah orang-orang yang anda kenal di sekeliling anda. Tapi lakukan dengan tulus dan wajar, jangan terkesan berlebihan dan dibuat-buat. Anda nggak mau kan belom dapet jodoh karena dianggap /jutek/?

- Buatlah agar hidup anda lebih bergairah, di luar urusan kerja dan kerja. Jangan melulu melarikan kesunyian anda dengan tenggelam pada pekerjaan. Hidupkan kembali kebiasaan makan bersama teman atau sahabat lama di luar, atau sesekali menonton pertunjukan musik di kafe. Jangan hanya nonton bioskop yang tak memungkinkan anda berinteraksi dengan lingkungan. Jika tak bersama teman, ajaklah family anda. Pasti mereka mau dong menemani anda?

- Pikirkan rencana-rencana menarik dalam hidup anda. Misalnya tahun depan akan jalan-jalan keliling Eropa. Atau anda ingin memperdalam pengalaman spiritual anda. Buatlah rencana yang membuat hidup anda nyaman. Ini penting loh untuk menimimalisasi depresi.

- Revisi kembali harapan dan keinginan-keinginan anda. Jika sebelumnya anda ingin menikah muda dan ingin menikah dengan seorang CEO, agaknya anda harus merubahnya. Kalau perlu nggak usah pake target untuk urusan jodoh. Anggapan jodoh di tangan Tuhan harus anda yakini benar, tanpa kehilangan semangat usaha.

- Saat anda sendiri, tak ada salahnya anda merenung. Cobalah mengevaluasi diri, kenapa jodoh sulit menghampiri anda? Apakah anda selama ini terlalu tertutup? Atau mungkin anda terlalu egois? Jika ya..anda perlu merubahnya. Atau bisa juga loh anda minta pendapat keluarga dan sahabat tentang sikap anda selama ini. Nggak perlu gengsi, bukankah orang lain berhak menilai sikap anda selama ini? Dengarkan dan camkanlah mereka?!

- Terakhir, jangan pernah merasa gagal! Seberapapun matangnya usia anda, 30, 35 atau bahkan 40 tahun bukanlah kartu mati untuk mendapatkan jodoh. Setiap kali usia anda bertambah syukurilah, sekalipun belum ada pendamping.

Jangan lupa, /dengan atau tanpa pasangan, hidup ini tetaplah menarik untuk terus anda lalui/. Jangan sekalipun menumbuhkan budaya iri melihat keberuntungan orang lain. Percayalah Tuhan punya rencana yang lebih baik untuk anda. Sambil menanti dan berusaha mencari pria idaman juga berdoa, tetaplah hasilkan karya terbaik. Sukses untuk anda..!

(dikutip dari www.astaga.com, Selasa (23/10/2001)

Comments

Popular posts from this blog

Surabaya "hot potatoes"

Dua hari ini, Surabaya panas membara. Panas dalam arti sebenarnya. Membara dalam arti kiasan saking panasnya. Lek jare arek Suroboyo: "Hot potatoes" alias panas ngentang-ngentang. Atau : "The hot is not public" alias panas ra umum, ora njamak panase. Intinya panas di Surabaya dalam setahun belakangan ini benar-benar tak seperti biasane. Hampir 15 tahun tinggal di Surabaya - meski dalam periode tertentu meninggalkan kota ini - tau betul lah kalo Surabaya itu kota panas. Panas karena sinar matahari yang benar-benar menyengat. Bukan karena air laut - seperti Semarang, atau Jakarta - panas ditambah polusi yang parah. Mungkin tak sepanas Pontianak yang berada di garis khatulistiwa, tapi coba deh tinggal disini selama seminggu. Yang jelas, penjelasan Wikipedia bersuhu udara rata-rata 23,6 °C hingga 33,8 °C gak pas jeh. Dalam sebulan ini mencoba mengamati suhu di Surabaya terutama di siang hari. Nyaris gak pernah di bawah 33 derajat celcius. Bahkan hari ini,

(Sebaiknya) Mahasiswa FK Harus Orang Kaya

Selasa (29/11) pagi, saya mengunjungi Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada. Setelah berbincang dengan kolega baru, saya bersama beberapa kawan memutuskan untuk sarapan di kantin kampus. Jujur, saya sangat menikmati makanan sehat yang disajikan kantin itu terutama ketiadaan penggunaan MSG. Saya pun merasa nyaman dengan kampusnya yang bersih, dengan para calon dokter berpakaian rapi dan cantik bersliweran sembari membawa buku tebal. Melihat beberapa di antaranya mengenakan jas dokter begitu gagah dan menawan. Apalagi, cuaca pagi tadi sangat cerah. Tetapi, kenyamanan saya tiba-tiba terusik dengan tindakan salah seorang mahasiswa disana. Jamaknya sebuah kantin yang meja-kursi selalu penuh dan harus berbagi dengan orang lain yang tidak satu kelompok, mahasiswi itu terlihat sangat memusuhi dan judes. Awalnya cuek. Tapi ketika dia sudah pindah meja, dengan seenaknya mengambil wadah sambal tanpa permisi. Sontak, saya pun kecewa. Hilang rasa simpati saya terhadap mahasiswa kedokteran

Agung Bakhtiyar, Anak Tukang Becak yang Sukses Jadi Dokter UGM

Tekan Biaya Kuliah dengan Pinjam Buku ke Senior Meski hidup dengan kondisi ekonomi yang serba kekurangan, Agung Bakhtiyar mampu mewujudkan impiannya. Anak tukang becak itu kemarin (8/7) diwisuda menjadi dokter dari Fakultas Kedokteran UGM dengan IPK 3,51. NANI MASHITA Rumah bercat hijau dan berdinding gedhek itu begitu sederhana. Di salah satu sisinya terbuka sebuah jendela kecil. Seorang pria tua dengan ramah menyapa dan mempersilakan Jogja Raya masuk ke rumah di Terban GK/V No 719, Kelurahan Terban, Kecamatan Gondokusuman. Di ruang tamu seluas 3x4 meter tersebut, ada beberapa perabotan yang ditaruh sekenanya. Meja kayu bundar yang tak begitu besar diletakkan di sudut ruangan. Sebuah pesawat televisi diletakkan di atas meja plastik berwarna hijau. Menghadap ke pintu masuk, ada tiga kursi lainnya. Di seberangnya, sebuah kursi bambu difungsikan sebagai kursi untuk menerima tamu. Sepiring makanan tradisional seperti jadah, getas, dan sesisir pisang tersaji di atas mej