Skip to main content

Narsis Abeezzzz.........!



Nah...ini dia nih!! The latest photo's from Perwasis (Persatuan Wartawan Narsis) Indonesia. Bete nunggu rapat antara desk pilkada dengan KPUD Jatim, kami menghabiskan waktu dengan berfoto-foto ria. Background-nya halaman Gedung Negara Grahadi tepatnya depan kantor Satpol PP Jatim.

Wewkwkekwekwekweksk... Narsis??

Yup. Mungkin bisa dibilang seperti itu. Dan sekarang ini semuanya ketularan untuk ikut-ikutan foto. Bisa dibilang narsis tapi sebenernya gak pengen lepas momen saat kumpul bareng temen-temen jurnalis.

Hehehehee....


Tapi kenapa narsis??

Narsisme adalah perasaan cinta terhadap diri sendiri yang berlebihan. Orang yang narsisme tidak selalu percaya diri di depan umum, namun bisa juga ditunjukkan dengan suka memfoto diri sendiri. Biasanya orang yang narsisme adalah seorang model. karena mereka sering sekali mendapatkan pujian dan itu menyebabkan mereka merasa percaya diri dan akhirnya berlebihan. Ni kata Wikipedia looh.


Kata Spencer A Rathus dan Jeffrey S Nevid dalam bukunya, Abnormal Psychology (2000), orang yang narcissistic memandang dirinya dengan cara yang berlebihan. Mereka senang sekali menyombongkan dirinya dan berharap orang lain memberikan pujian.
Narsis gampang banget menyerang usia remaja (well...kayaknya kami ga masuk kategori remaja yah :D), yang akhirnya memunculkan sifat self conscious alias perhatian banget sama diri sendiri. Ujung-ujungnya, akan ada imaginary audience dalam pikiran kita.
Kata David Elkind, dalam buku Human Development (Diane Papalia dan Sally Olds-1998), imaginary audience berarti adanya pikiran kalau semua orang itu memperhatikan kita. Padahal enggak!! Sikap narsis sendiri akhirnya didukung dengan kemajuan teknologi. Seperti friendster, kamera hape resolusi tinggi, photobox, blogspot (hhehehe) atawa kamera digital. Hm...yang ini pegangan wartawan sehari-hari.
Psikolog dari Empati Development Center malah menilai narsis sudah tergolong ke dalam gangguan kepribadian. Syereeem....


Ada beberapa tanda narsis dari Diagnostics and Statistics Manual, Fourth Edition- Text Revision (2000) yang harus kita waspadai untuk tahu apakah kita mengidap narsis atau tidak.
Sebenarnya tiap orang punya kecenderungan narsis. Tapi, kadarnya itulah yang berbeda-beda.

Gejalanya adalah :

- Orang narsis merasa dirinya sangat penting dan pengin banget dikenal oleh orang lain karena kelebihannya. - Pengidap narsis juga yakin kalau dirinya unik dan istimewa. Pokoknya enggak ada deh yang bisa menyamai dirinya.
- Gejala lain, mereka selalu ingin dipuji dan diperhatikan.

- Mereka kurang sensi terhadap kebutuhan orang lain karena yang ada dalam pikirannya cuma diri sendiri. Ditambah adanya rasa percaya orang lain itu berpikiran sama dengan dirinya.
- Orang narsis juga sensi banget kalau dikritik. Kritikan kecil bisa berarti sangat besar buat mereka.


Gejala yang paling nyata adalah para narsis doyan banget ngaca alias bercermin! Pokoknya enggak bisa lihat kaca nganggur, deh!


Wah..yang ini enggak gue bangetz...! Kalo gue mungkin memilih untuk mengaku sebagai orang yang PeDe. wkwekwkekwkekweks...


Soalnya kata Goleman dalam Abnormal Psychology (Rathus dan Nevid-2000) menjelaskan perbedaan PD yang normal dan narsisme yang membahayakan. Orang yang PD menghargai pujian, tetapi tidak menganggap itu sebagai keharusan demi menjaga self esteem.

PD sehat juga tercermin dari keterbukaan terhadap kritik dan hanya mengalami kekecewaan yang sebentar kalau dikritik. Meskipun enggak dapat perlakuan istimewa, orang yang PD tetap fine dan enggak kecewa seperti orang narsis. Kadar PD kita juga sehat ketika kita masih bisa mengerti dan sensitif pada perasaan orang lain.


Yang jelas sikap narsis ternyata menghambat pergaulan. Karena para narsis memilih mementingkan diri sendiri. Tentu ini tidak sejalan dengan bentuk sosialisasi yang menuntut adanya empati, kepekaan dan menghormati orang lain.

Asal Mula Narsis

Kata Narsis ternyata diilhami dari mitologi Yunani. Diantara kisah-kisah yang kesohor, salah satunya adalah kisah Narcissus. Di salah satu kisahnya disebutkan si tampan Narcissus mensejajarkan kemolekannya dengan Dyonisius dan Apollo. Echo sang peri jatuh cinta padanya.

Namun Narcissus merasa tidak sepadan dan menolak cinta si peri -yang saking kecewanya karena ditolak kemudian mati.
Peri yang mati merana ini kemudian menghilang meninggalkan hanya suara bisikan dan gema.

Nemesis yang galak menghukum Narcissus karena menyakiti Echo, dengan mengeluarkan kutukan seram, membuat Narcissus jatuh cinta pada bayangannya sendiri di kolam Echo.
Tidak beranjak dari tempatnya akhirnya Narcissus mati, peri-peri memperabukannya, dan dari tempat sisa-sisa tubuh itu tumbuhlah bunga Narsis yang cantik.

Comments

Popular posts from this blog

Surabaya "hot potatoes"

Dua hari ini, Surabaya panas membara. Panas dalam arti sebenarnya. Membara dalam arti kiasan saking panasnya. Lek jare arek Suroboyo: "Hot potatoes" alias panas ngentang-ngentang. Atau : "The hot is not public" alias panas ra umum, ora njamak panase. Intinya panas di Surabaya dalam setahun belakangan ini benar-benar tak seperti biasane. Hampir 15 tahun tinggal di Surabaya - meski dalam periode tertentu meninggalkan kota ini - tau betul lah kalo Surabaya itu kota panas. Panas karena sinar matahari yang benar-benar menyengat. Bukan karena air laut - seperti Semarang, atau Jakarta - panas ditambah polusi yang parah. Mungkin tak sepanas Pontianak yang berada di garis khatulistiwa, tapi coba deh tinggal disini selama seminggu. Yang jelas, penjelasan Wikipedia bersuhu udara rata-rata 23,6 °C hingga 33,8 °C gak pas jeh. Dalam sebulan ini mencoba mengamati suhu di Surabaya terutama di siang hari. Nyaris gak pernah di bawah 33 derajat celcius. Bahkan hari ini,

(Sebaiknya) Mahasiswa FK Harus Orang Kaya

Selasa (29/11) pagi, saya mengunjungi Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada. Setelah berbincang dengan kolega baru, saya bersama beberapa kawan memutuskan untuk sarapan di kantin kampus. Jujur, saya sangat menikmati makanan sehat yang disajikan kantin itu terutama ketiadaan penggunaan MSG. Saya pun merasa nyaman dengan kampusnya yang bersih, dengan para calon dokter berpakaian rapi dan cantik bersliweran sembari membawa buku tebal. Melihat beberapa di antaranya mengenakan jas dokter begitu gagah dan menawan. Apalagi, cuaca pagi tadi sangat cerah. Tetapi, kenyamanan saya tiba-tiba terusik dengan tindakan salah seorang mahasiswa disana. Jamaknya sebuah kantin yang meja-kursi selalu penuh dan harus berbagi dengan orang lain yang tidak satu kelompok, mahasiswi itu terlihat sangat memusuhi dan judes. Awalnya cuek. Tapi ketika dia sudah pindah meja, dengan seenaknya mengambil wadah sambal tanpa permisi. Sontak, saya pun kecewa. Hilang rasa simpati saya terhadap mahasiswa kedokteran

Agung Bakhtiyar, Anak Tukang Becak yang Sukses Jadi Dokter UGM

Tekan Biaya Kuliah dengan Pinjam Buku ke Senior Meski hidup dengan kondisi ekonomi yang serba kekurangan, Agung Bakhtiyar mampu mewujudkan impiannya. Anak tukang becak itu kemarin (8/7) diwisuda menjadi dokter dari Fakultas Kedokteran UGM dengan IPK 3,51. NANI MASHITA Rumah bercat hijau dan berdinding gedhek itu begitu sederhana. Di salah satu sisinya terbuka sebuah jendela kecil. Seorang pria tua dengan ramah menyapa dan mempersilakan Jogja Raya masuk ke rumah di Terban GK/V No 719, Kelurahan Terban, Kecamatan Gondokusuman. Di ruang tamu seluas 3x4 meter tersebut, ada beberapa perabotan yang ditaruh sekenanya. Meja kayu bundar yang tak begitu besar diletakkan di sudut ruangan. Sebuah pesawat televisi diletakkan di atas meja plastik berwarna hijau. Menghadap ke pintu masuk, ada tiga kursi lainnya. Di seberangnya, sebuah kursi bambu difungsikan sebagai kursi untuk menerima tamu. Sepiring makanan tradisional seperti jadah, getas, dan sesisir pisang tersaji di atas mej