Skip to main content

Istri Yang Suka Shopping

Sekumpulan pria berada di ruang ganti di salah satu tempat gym
terkemuka dan eksklusif di pusat kota. Tiba2 terdengar deringan hp di
penjuru ruangan itu.

Salah satu dari pria itu menjawab panggilan tersebut dan terjadilah obrolan berikut:

"Hallo?"
"Abang, ini ayang."
"Eemmmmm.... "
"Abang masih di tempat gym ya?"
"Iya..."
"Ayang sekarang lagi ada di mall dekat tempat gym abang. Ayang liat
Louis Vuitton punya koleksi tas baru. Harganya murah kok, cuma 7 juta
aja... Boleh beli nggak, Bang?"
"O.K, beli aja kalau kamu memang suka."


"Ahhhhh....thanks abang, dan tadi sebelon ayang kesini, ayang ke
pameran mobil dan liat mobil Mercedes terbaru. Ayang suka banget
dengan modelnya, dan ayang juga sudah ngobrol dengan penjualnya, dia
setuju mau kasi 'good price'. Lagian kan bagus juga kalo mobil BMW yg
kita beli tahun lalu itu ditukar dengan yang baru."
"Berapa harga yang dia kasih?"
"Lagi harga promo, jadi cuma 550 juta aja, bang..."
"O.K lah, pastikan harga itu sudah 'on the road'."


"Great, ada 1 lagi, bang."
"Apa?"
"Tadi pagi ayang iseng-iseng singgah ke agent real estate dan ternyata
rumah yang kita liat2 kemarin itu ternyata dijual..!!! Abang ingat
ga?? Rumah seluas 1000 meter di Kebayoran Baru yang ada kolam renang
berbentuk love, trus ada taman orchidnya dibelakang rumah yang
berhadapan lapangan tennis itu, dan yang garasinya muat 4 mobil
itu....Cantik kan bang?"

"Berapa harganya?"
"Cuma Rp 10 milyar aja. ok kan harganya?"
"Ya sudah, kalo kamu bisa tawar jadi Rp 8,5 milyar, beli aja..."
"OK abang sayang, terima kasih bang. Sampai nanti malam ya?? I luv u."
"Bye...i luv u too."


Pria itu berhenti ngomong dan menutup flip hp nya.

Sambil mengangkat tangan dan memegang hp itu, dia bertanya pada orang2
yang di ruangan tersebut dan dengan suara keras dia bilang gini :

"ADA YANG TAU NGGAK, INI HANDPHONE PUNYA SIAPA !!???"


(wawkakakkwkkak...sori ane gak tau dari situs, buku or ide punya siapa. Yang jelas, nih lelucon dikirim ke imel gw).

Comments

Popular posts from this blog

Surabaya "hot potatoes"

Dua hari ini, Surabaya panas membara. Panas dalam arti sebenarnya. Membara dalam arti kiasan saking panasnya. Lek jare arek Suroboyo: "Hot potatoes" alias panas ngentang-ngentang. Atau : "The hot is not public" alias panas ra umum, ora njamak panase. Intinya panas di Surabaya dalam setahun belakangan ini benar-benar tak seperti biasane. Hampir 15 tahun tinggal di Surabaya - meski dalam periode tertentu meninggalkan kota ini - tau betul lah kalo Surabaya itu kota panas. Panas karena sinar matahari yang benar-benar menyengat. Bukan karena air laut - seperti Semarang, atau Jakarta - panas ditambah polusi yang parah. Mungkin tak sepanas Pontianak yang berada di garis khatulistiwa, tapi coba deh tinggal disini selama seminggu. Yang jelas, penjelasan Wikipedia bersuhu udara rata-rata 23,6 °C hingga 33,8 °C gak pas jeh. Dalam sebulan ini mencoba mengamati suhu di Surabaya terutama di siang hari. Nyaris gak pernah di bawah 33 derajat celcius. Bahkan hari ini,

(Sebaiknya) Mahasiswa FK Harus Orang Kaya

Selasa (29/11) pagi, saya mengunjungi Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada. Setelah berbincang dengan kolega baru, saya bersama beberapa kawan memutuskan untuk sarapan di kantin kampus. Jujur, saya sangat menikmati makanan sehat yang disajikan kantin itu terutama ketiadaan penggunaan MSG. Saya pun merasa nyaman dengan kampusnya yang bersih, dengan para calon dokter berpakaian rapi dan cantik bersliweran sembari membawa buku tebal. Melihat beberapa di antaranya mengenakan jas dokter begitu gagah dan menawan. Apalagi, cuaca pagi tadi sangat cerah. Tetapi, kenyamanan saya tiba-tiba terusik dengan tindakan salah seorang mahasiswa disana. Jamaknya sebuah kantin yang meja-kursi selalu penuh dan harus berbagi dengan orang lain yang tidak satu kelompok, mahasiswi itu terlihat sangat memusuhi dan judes. Awalnya cuek. Tapi ketika dia sudah pindah meja, dengan seenaknya mengambil wadah sambal tanpa permisi. Sontak, saya pun kecewa. Hilang rasa simpati saya terhadap mahasiswa kedokteran

Agung Bakhtiyar, Anak Tukang Becak yang Sukses Jadi Dokter UGM

Tekan Biaya Kuliah dengan Pinjam Buku ke Senior Meski hidup dengan kondisi ekonomi yang serba kekurangan, Agung Bakhtiyar mampu mewujudkan impiannya. Anak tukang becak itu kemarin (8/7) diwisuda menjadi dokter dari Fakultas Kedokteran UGM dengan IPK 3,51. NANI MASHITA Rumah bercat hijau dan berdinding gedhek itu begitu sederhana. Di salah satu sisinya terbuka sebuah jendela kecil. Seorang pria tua dengan ramah menyapa dan mempersilakan Jogja Raya masuk ke rumah di Terban GK/V No 719, Kelurahan Terban, Kecamatan Gondokusuman. Di ruang tamu seluas 3x4 meter tersebut, ada beberapa perabotan yang ditaruh sekenanya. Meja kayu bundar yang tak begitu besar diletakkan di sudut ruangan. Sebuah pesawat televisi diletakkan di atas meja plastik berwarna hijau. Menghadap ke pintu masuk, ada tiga kursi lainnya. Di seberangnya, sebuah kursi bambu difungsikan sebagai kursi untuk menerima tamu. Sepiring makanan tradisional seperti jadah, getas, dan sesisir pisang tersaji di atas mej