Akhirnya...setelah lama ditunggu-tunggu
Buku Harry Potter ke-7 versi Indonesia terbit dan langsung dibeli penggemarnya, Minggu (13/1/2008)
Dan akhirnya, saya tahu ending kisah petualangan penyihir cerdas karangan JK Rowling itu dalam bukunya Harry Potter and Deathly Hallows. Hahahaha...
Ceritanya, kebangkitan Pangeran Kegelapan Lord Voldemort alias Tom Riddle sudah tidak bisa disembunyikan oleh Kementrian Sihir. Kepanikan pun dimana-mana termasuk siswa-siswa yang bersekolah di Sekolah Sihir Hogwarts.
Masing-masing kubu yakni Voldemort maupun Harry Potter meningkatkan kekuatan jelang "bigmatch" antara mereka berdua. Banyak kisahnya, berbelit, seru dan menarik dan hingga akhirnya mereka berdua berduel.
Tanpa bantuan Albus Dumbledore yang diceritakan sudah meninggal di buku sebelumnya, Harry melawan Voldemort. Ah....pertempurannya seru sekali, seolah-olah saya ikut-ikutan bertempur melawan Pangeran Kegelapan itu.
Dalam pertempuran pertama, Harry sempat terkena kutukan mematikan dan membuat dia mati. Tapi ternyata Harry tidak mati.
Harry seperti orang yang tengah mati suri.
Dia malah ketemu Albus Dumbledore yang menceritakan seluruh kisah sesungguhnya dirinya maupun kekuatan yang dimiliki Harry Potter.
Dengan kondisi semacam itu, Harry pun terbuka matanya akan kekuatan yang dimilikinya. Dia pun akhirnya bangkit dari kematian.
Meski masih hidup, Harry berpura-pura mati dihadapan Voldemort. Sempat diperiksa oleh salah seorang Pelahap Maut, Harry lolos ketahuan masih belum mati.
Tom Riddle yang sombong itu pun lantas membawa Harry dari Hutan Terlarang dengan dibopong oleh sahabat raksasanya, Hagrid. Selama perjalanan tersebut, Hagrid tidak berhenti menangis.
Voldemort dan pasukannya makin mendekati kastil Hogwarts. Disana ratusan pendukung Harry Potter terkejut melihat Harry yang lunglai dan diletakkan di halaman sekolah. Namun, Neville Longbottom tidak mau begitu saja menyerah pada Voldemort. Dia pun mencoba menyerang Voldy namun karena kalah kuat, Longbottom nyaris ikut mati.
Beruntung, kawanan raksasa teman Hagrid datang dan menolong. Mereka langsung menyerang gerombolan Pelahap Maut yang kebanyakan berukuran manusia. Pelahap pun langsung semburat menyelamatkan diri. Nah di situasi inilah Longbottom menyelamatkan diri.
Di sisi lain, kondisi ini membuat kehadiran Harry sedikit dilupakan. Dia pun mengambil kesempatan dan segera menyelimuti dirinya dengan Jubah Gaib. Ditengah pertempuran tersebut, jelas Jubah Gaib sangat membantu Harry dalam menyelinap dan mengejar Voldemort.
Dalam pengejaran sunyinya, Harry melihat seluruh penyihir terlibat dalam pertempuran. Dan akhirnya, Voldemort ada dihadapannya. Dia pun melepas selubung jubahnya.
Semua orang terkejut. Memekik. Melihat Harry masih berdiri tegak dan kokoh.
Voldemort juga kaget.
Pangeran Kegelapan tentu kaget dan murka melihat Harry bangkit dari kematiannya. Matanya memerah menunjukkan kemarahannya. Tapi Harry tidak takut dan tidak gentar. Pertemuannya dengan Albus Dumbledore meyakinkan dia jika dirinya lebih kuat dari Voldemort.
Mereka lalu membuat sebuah langkah melingkar. Masing-masing menjaga jarak dengan tongkat sihir diarahkan ke masing-masing lawannya. Tidak ada yang menyerang tapi masing-masing siaga.
Psywar pun dimulai diantara mereka. Harry yang yakin dengan kekuatannya mengingatkan Voldemort untuk menyerah. Dan seperti tingkahnya yang sombong, Voldemort pun menolak untuk menyerah.
Dengan menggunakan tongkat Elder milik almarhum Albus Dumbledore, Voldemort yakin jika dia adalah penyihir terhebat saat itu. Pun dia yakin jika bisa mengalahkan Harry dengan satu mantra maut.
Maka pertarungan pun tak bisa dielakkan.
"Abrakadabra," ujar Voldemort
"Expelliarmus," kata Harry
Mereka menyebutkan mantra secara bersamaan.
Matahari kala itu sudah terbit. Dan berlatar belakang cahaya matahari, tongkat Elder tersebut melayang ke udara kembali ke Harry, pemilik tongkat tersebut.
Harry hanya berdiri terdiam. Hidup.
Voldemort terjengkang ke belakang dengan mata melotot. Mati.
Harry akhirnya jadi pemenang.
Dan 19 tahun kemudian, Harry mengantarkan tiga anaknya menuju Peron 9 3/4. Tiga anak itu lahir setelah Harry menikah dengan Ginny Weasley, adik sahabat baiknya Ronald Weasley.
Ron akhirnya menikah dengan Hermione Granger (akhirnya), siswi tercerdas seangkatannya.
Sedangkan Draco Malfoy, yang selamat dari peristiwa tersebut, bersikap lebih baik. Meski tidak ramah, dia masih mau menyapa Ron dan Harry saat bertemu di Peron 9 3/4 itu.
Ah...begitulah.
Meski akhirnya Pahlawan adalah Pemenang, tetap saja menarik membaca buku karangan JK Rowling ini. Walau saya hanya meminjam buku adik saya. Dan saya berbuat curang dengan membaca halaman terakhir dari buku tersebut.
Saya memang sengaja membaca halaman-halaman terakhir buku karena Rowling punya kebiasaan menceritakan secara garis besar isi bukunya dalam akhir cerita. Dia menceritakan dan menjelaskan lewat tokoh lain semisal Dumbledore, kenapa Harry begitu kuat dan cerdas.
Saya memang memilih membaca halaman terakhir. Alasannya karena adik saya belum selesai membaca bukunya, sedangkan saya harus segera berangkat ke kantor. Jadi...ya sepotong itulah kisahnya.
Buku Harry Potter ke-7 versi Indonesia terbit dan langsung dibeli penggemarnya, Minggu (13/1/2008)
Dan akhirnya, saya tahu ending kisah petualangan penyihir cerdas karangan JK Rowling itu dalam bukunya Harry Potter and Deathly Hallows. Hahahaha...
Ceritanya, kebangkitan Pangeran Kegelapan Lord Voldemort alias Tom Riddle sudah tidak bisa disembunyikan oleh Kementrian Sihir. Kepanikan pun dimana-mana termasuk siswa-siswa yang bersekolah di Sekolah Sihir Hogwarts.
Masing-masing kubu yakni Voldemort maupun Harry Potter meningkatkan kekuatan jelang "bigmatch" antara mereka berdua. Banyak kisahnya, berbelit, seru dan menarik dan hingga akhirnya mereka berdua berduel.
Tanpa bantuan Albus Dumbledore yang diceritakan sudah meninggal di buku sebelumnya, Harry melawan Voldemort. Ah....pertempurannya seru sekali, seolah-olah saya ikut-ikutan bertempur melawan Pangeran Kegelapan itu.
Dalam pertempuran pertama, Harry sempat terkena kutukan mematikan dan membuat dia mati. Tapi ternyata Harry tidak mati.
Harry seperti orang yang tengah mati suri.
Dia malah ketemu Albus Dumbledore yang menceritakan seluruh kisah sesungguhnya dirinya maupun kekuatan yang dimiliki Harry Potter.
Dengan kondisi semacam itu, Harry pun terbuka matanya akan kekuatan yang dimilikinya. Dia pun akhirnya bangkit dari kematian.
Meski masih hidup, Harry berpura-pura mati dihadapan Voldemort. Sempat diperiksa oleh salah seorang Pelahap Maut, Harry lolos ketahuan masih belum mati.
Tom Riddle yang sombong itu pun lantas membawa Harry dari Hutan Terlarang dengan dibopong oleh sahabat raksasanya, Hagrid. Selama perjalanan tersebut, Hagrid tidak berhenti menangis.
Voldemort dan pasukannya makin mendekati kastil Hogwarts. Disana ratusan pendukung Harry Potter terkejut melihat Harry yang lunglai dan diletakkan di halaman sekolah. Namun, Neville Longbottom tidak mau begitu saja menyerah pada Voldemort. Dia pun mencoba menyerang Voldy namun karena kalah kuat, Longbottom nyaris ikut mati.
Beruntung, kawanan raksasa teman Hagrid datang dan menolong. Mereka langsung menyerang gerombolan Pelahap Maut yang kebanyakan berukuran manusia. Pelahap pun langsung semburat menyelamatkan diri. Nah di situasi inilah Longbottom menyelamatkan diri.
Di sisi lain, kondisi ini membuat kehadiran Harry sedikit dilupakan. Dia pun mengambil kesempatan dan segera menyelimuti dirinya dengan Jubah Gaib. Ditengah pertempuran tersebut, jelas Jubah Gaib sangat membantu Harry dalam menyelinap dan mengejar Voldemort.
Dalam pengejaran sunyinya, Harry melihat seluruh penyihir terlibat dalam pertempuran. Dan akhirnya, Voldemort ada dihadapannya. Dia pun melepas selubung jubahnya.
Semua orang terkejut. Memekik. Melihat Harry masih berdiri tegak dan kokoh.
Voldemort juga kaget.
Pangeran Kegelapan tentu kaget dan murka melihat Harry bangkit dari kematiannya. Matanya memerah menunjukkan kemarahannya. Tapi Harry tidak takut dan tidak gentar. Pertemuannya dengan Albus Dumbledore meyakinkan dia jika dirinya lebih kuat dari Voldemort.
Mereka lalu membuat sebuah langkah melingkar. Masing-masing menjaga jarak dengan tongkat sihir diarahkan ke masing-masing lawannya. Tidak ada yang menyerang tapi masing-masing siaga.
Psywar pun dimulai diantara mereka. Harry yang yakin dengan kekuatannya mengingatkan Voldemort untuk menyerah. Dan seperti tingkahnya yang sombong, Voldemort pun menolak untuk menyerah.
Dengan menggunakan tongkat Elder milik almarhum Albus Dumbledore, Voldemort yakin jika dia adalah penyihir terhebat saat itu. Pun dia yakin jika bisa mengalahkan Harry dengan satu mantra maut.
Maka pertarungan pun tak bisa dielakkan.
"Abrakadabra," ujar Voldemort
"Expelliarmus," kata Harry
Mereka menyebutkan mantra secara bersamaan.
Matahari kala itu sudah terbit. Dan berlatar belakang cahaya matahari, tongkat Elder tersebut melayang ke udara kembali ke Harry, pemilik tongkat tersebut.
Harry hanya berdiri terdiam. Hidup.
Voldemort terjengkang ke belakang dengan mata melotot. Mati.
Harry akhirnya jadi pemenang.
Dan 19 tahun kemudian, Harry mengantarkan tiga anaknya menuju Peron 9 3/4. Tiga anak itu lahir setelah Harry menikah dengan Ginny Weasley, adik sahabat baiknya Ronald Weasley.
Ron akhirnya menikah dengan Hermione Granger (akhirnya), siswi tercerdas seangkatannya.
Sedangkan Draco Malfoy, yang selamat dari peristiwa tersebut, bersikap lebih baik. Meski tidak ramah, dia masih mau menyapa Ron dan Harry saat bertemu di Peron 9 3/4 itu.
Ah...begitulah.
Meski akhirnya Pahlawan adalah Pemenang, tetap saja menarik membaca buku karangan JK Rowling ini. Walau saya hanya meminjam buku adik saya. Dan saya berbuat curang dengan membaca halaman terakhir dari buku tersebut.
Saya memang sengaja membaca halaman-halaman terakhir buku karena Rowling punya kebiasaan menceritakan secara garis besar isi bukunya dalam akhir cerita. Dia menceritakan dan menjelaskan lewat tokoh lain semisal Dumbledore, kenapa Harry begitu kuat dan cerdas.
Saya memang memilih membaca halaman terakhir. Alasannya karena adik saya belum selesai membaca bukunya, sedangkan saya harus segera berangkat ke kantor. Jadi...ya sepotong itulah kisahnya.
Comments