Jadi...
Pemilihan gubernur alias pilgub alias suksesi kepemimpinan Jawa Timur hanya tinggal menunggu hitungan bulan saja. Semua sudah bersiap, semua sudah memanaskan mesin politiknya. Ketika KPUD meniupkan peluit pilgub dimulai, maka mengebutlah dengan kecepatan tertinggi dari masing-masing mesin yang dimilikinya.
Unfortunatelly.....
Sampai sekarang, masih belum ada kandidat yang pasti yang akan maju dalam running pilgub pada 23 Juli mendatang. However, kita udah bisa meraba siapa-siapa saja yang akan maju jadi kandidat. Diantara yang sudah pasti adalah :
1. Soekarwo
Ini salah satu kandidat kuat yang bisa memenangkan pilgub 2008 nanti. Bayangkan! Proses pencalonan dia sudah dimulai sejak tahun 2004. Meski tidak secara langsung, tapi suara-suara dia maju sudah di-sounding sejak tahun itu.
Dan makin pesat disosialisasikan ketika dia akhirnya memutuskan mendaftar jadi kandidat cagub lewat PDIP. Disini dia bersaing loyalis PDIP yang juga Ketua DPP PDIP dan mantan ketua DPD PDIP Jatim, Soetjipto. Nama Soekarwo sendiri memenangkan hasil rapat kerja daerah khusus (rakerdasus) dengan memenangi 22 suara dari DPC versus 11 suara yang memilih Soetjipto.
Kemenangan yang cukup telak membuat Sekdaprop Jatim ini pede bukan alang kepalang. Berkali-kali dia menegaskan yakin jika mendapat rekomendasi dari DPP PDIP. Namun apa dikata.
Rekomendasi malah jatuh kepada loyalis PDIP, Soetjipto tanggal 26 Januari 2008 kemarin.
Meski demikian, bukan berarti perjuangan sudah berakhir. Selama menunggu pengumuman rekomendasi turun, Soekarwo aktif bergerilya ke partai- partai lain terutama partai menengah. PAN sudah mencuatkan nama Pakde Karwo, sedangkan
PPP masih belum menyebut nama yang ingin digandengnya dalam pilgub nanti. Padahal PAN -PPP kawan dalam koalisi.
Satu-satunya yang mengganjal adalah nama Syaifullah Yusuf yang dianggap PPP sebagai pengkhianat. Dan bagi kader NU, nama Gus Ipul sudah bagai kartu mati karena dianggap tidak
mendukung nahdliyin saat pilpres 2004 lalu. Jika saat itu warga NU memilih pasangan Mega- Hasyim, Gus Ipul malah memilih SBY-JK. Gus Dur pun jadi sakit hati dengan sikap ini.
Remember...Gus Dur is everything for nahdliyin.
Posisi politiknya masih kuat dan di tataran masyarakat, masih memuja nama Gus Dur.
Meski demikian, peta politik masih bisa berubah. PAN bisa saja berubah arah dan mendukung kandidat lain. Cawagub yang masih bisa ditoleransi adalah Ridwan Hisjam atau Djoko Subroto. Haris Sudarno terlalu tua dan dia bahkan tidak lolos dalam Musyawarah Kebangkitan PKB Jatim.
Kalaupun PAN tetap ngotot untuk memilih Gus Ipul, yang paling mungkin adalah merapat ke PDIP dan menjalin koalisi. Hanya saja, disini PAN sulit untuk mendapat nilai tawar karena sesungguhnya PDIP 'tidak butuh' dengan PAN. Dari perolehan suara maupun loyalitas massa,
lebih besar PDIP ketimbang PAN.
Merapat ke PKS? Tentu bisa karena partai ini memilih Soekarwo sebagai calon yang dipilih. Hanya saja kalau harus berkoalisi dengan PAN, bisa jadi mereka tidak bisa mendapat bargain
apapun. Bayangkan, dengan hanya 3 persen perolehan suara plus suara koalisi dengan PAN yang dapat 7 persen suara, jelas tidak cukup untuk mencalonkan kandidat.
Koalisi dengan Partai Demokrat? Hm...agak sulit karena jelas partai ini akan jadi satu-satunya figur militer untuk maju dalam pilgub. Kalau benar demikian, tidak mungkin Soekarwo running
dalam pencalonannya.
Alhasil....dia malah terpental dan uang yang dikeluarkan pun hilang sia-sia.
Mengharapkan tetap jadi Sekdaprop Jatim? Sulit lah...siapapun yang menang nanti, jelas tidak ingin ada nama Soekarwo di jajaran yang dipimpinnya. Kalau perlu, buka borok Soekarwo dan
jebloskan ke penjara.
Lagipula, satu-dua tahun lagi dia bakal pensiun.
Naik pangkat dan eselon? Nop!! Jabatan Sekdaprop adalah yang tertinggi baik pangkat maupun
eselon. Gubernur adalah jabatan politik bukan jabatan birokatis.
Jadi sangat jelas jika Soekarwo mengingikan adanya keberhasilan dirinya sebagai gubernur. Kalau sebagai PNS, jelas dia sangat berhasil dan sukses terlepas segala kebobrokan yang dilakukannya.
If he is fail, i dont know what gonna happen to him.
Pemilihan gubernur alias pilgub alias suksesi kepemimpinan Jawa Timur hanya tinggal menunggu hitungan bulan saja. Semua sudah bersiap, semua sudah memanaskan mesin politiknya. Ketika KPUD meniupkan peluit pilgub dimulai, maka mengebutlah dengan kecepatan tertinggi dari masing-masing mesin yang dimilikinya.
Unfortunatelly.....
Sampai sekarang, masih belum ada kandidat yang pasti yang akan maju dalam running pilgub pada 23 Juli mendatang. However, kita udah bisa meraba siapa-siapa saja yang akan maju jadi kandidat. Diantara yang sudah pasti adalah :
1. Soekarwo
Ini salah satu kandidat kuat yang bisa memenangkan pilgub 2008 nanti. Bayangkan! Proses pencalonan dia sudah dimulai sejak tahun 2004. Meski tidak secara langsung, tapi suara-suara dia maju sudah di-sounding sejak tahun itu.
Dan makin pesat disosialisasikan ketika dia akhirnya memutuskan mendaftar jadi kandidat cagub lewat PDIP. Disini dia bersaing loyalis PDIP yang juga Ketua DPP PDIP dan mantan ketua DPD PDIP Jatim, Soetjipto. Nama Soekarwo sendiri memenangkan hasil rapat kerja daerah khusus (rakerdasus) dengan memenangi 22 suara dari DPC versus 11 suara yang memilih Soetjipto.
Kemenangan yang cukup telak membuat Sekdaprop Jatim ini pede bukan alang kepalang. Berkali-kali dia menegaskan yakin jika mendapat rekomendasi dari DPP PDIP. Namun apa dikata.
Rekomendasi malah jatuh kepada loyalis PDIP, Soetjipto tanggal 26 Januari 2008 kemarin.
Meski demikian, bukan berarti perjuangan sudah berakhir. Selama menunggu pengumuman rekomendasi turun, Soekarwo aktif bergerilya ke partai- partai lain terutama partai menengah. PAN sudah mencuatkan nama Pakde Karwo, sedangkan
PPP masih belum menyebut nama yang ingin digandengnya dalam pilgub nanti. Padahal PAN -PPP kawan dalam koalisi.
Satu-satunya yang mengganjal adalah nama Syaifullah Yusuf yang dianggap PPP sebagai pengkhianat. Dan bagi kader NU, nama Gus Ipul sudah bagai kartu mati karena dianggap tidak
mendukung nahdliyin saat pilpres 2004 lalu. Jika saat itu warga NU memilih pasangan Mega- Hasyim, Gus Ipul malah memilih SBY-JK. Gus Dur pun jadi sakit hati dengan sikap ini.
Remember...Gus Dur is everything for nahdliyin.
Posisi politiknya masih kuat dan di tataran masyarakat, masih memuja nama Gus Dur.
Meski demikian, peta politik masih bisa berubah. PAN bisa saja berubah arah dan mendukung kandidat lain. Cawagub yang masih bisa ditoleransi adalah Ridwan Hisjam atau Djoko Subroto. Haris Sudarno terlalu tua dan dia bahkan tidak lolos dalam Musyawarah Kebangkitan PKB Jatim.
Kalaupun PAN tetap ngotot untuk memilih Gus Ipul, yang paling mungkin adalah merapat ke PDIP dan menjalin koalisi. Hanya saja, disini PAN sulit untuk mendapat nilai tawar karena sesungguhnya PDIP 'tidak butuh' dengan PAN. Dari perolehan suara maupun loyalitas massa,
lebih besar PDIP ketimbang PAN.
Merapat ke PKS? Tentu bisa karena partai ini memilih Soekarwo sebagai calon yang dipilih. Hanya saja kalau harus berkoalisi dengan PAN, bisa jadi mereka tidak bisa mendapat bargain
apapun. Bayangkan, dengan hanya 3 persen perolehan suara plus suara koalisi dengan PAN yang dapat 7 persen suara, jelas tidak cukup untuk mencalonkan kandidat.
Koalisi dengan Partai Demokrat? Hm...agak sulit karena jelas partai ini akan jadi satu-satunya figur militer untuk maju dalam pilgub. Kalau benar demikian, tidak mungkin Soekarwo running
dalam pencalonannya.
Alhasil....dia malah terpental dan uang yang dikeluarkan pun hilang sia-sia.
Mengharapkan tetap jadi Sekdaprop Jatim? Sulit lah...siapapun yang menang nanti, jelas tidak ingin ada nama Soekarwo di jajaran yang dipimpinnya. Kalau perlu, buka borok Soekarwo dan
jebloskan ke penjara.
Lagipula, satu-dua tahun lagi dia bakal pensiun.
Naik pangkat dan eselon? Nop!! Jabatan Sekdaprop adalah yang tertinggi baik pangkat maupun
eselon. Gubernur adalah jabatan politik bukan jabatan birokatis.
Jadi sangat jelas jika Soekarwo mengingikan adanya keberhasilan dirinya sebagai gubernur. Kalau sebagai PNS, jelas dia sangat berhasil dan sukses terlepas segala kebobrokan yang dilakukannya.
If he is fail, i dont know what gonna happen to him.
Comments