Skip to main content

Pendaftar Jalur Undangan Capai 270 Ribu Orang

JOGJA - Panitia Pusat Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) mencatat ada 270 ribu calon mahasiswa yang bersaing lewat jalur undangan. Di antara fakultas yang dibuka, pendidikan dokter dan farmasi masih menjadi favorit.
Sekretaris SNMPTN Prof. Rochmat Wahab menuturkan jumlah 270 ribu ini lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya sebanyak 230 ribu siswa untuk memenuhi kuota PTN se-Indonesia. ’’Saat ini memasuki proses finalisasi pendaftaran yang dilakukan oleh siswa," ujarnya kemarin (6/3).
Batas waktu pengisian biodata peserta jalur undangan akan ditutup 8 Maret mendatang dan pengumuman peserta yang diterima 28 Mei. "Minggu depan finalisasi jumlah pendaftar jalur undangan,’’ kata rektor UNY ini.
Di UGM, Menurut Direktur Administrasi Akademik UGM Budi Prasetyo Widyobroto, hingga kemarin tercatat 26.231 orang yang mendaftar di jalur undangan non bidik misi. Sedangkan untuk bidik misi, tercatat ada 6.097 orang. Tahun ini, pendaftar asal Jawa Tengah mendominasi jalur undangan sebanyak 5.855, dan 1.769 pendaftar untuk jalur bidik misi.
Disusul Jawa Barat dengan jumlah pendaftar jalur undangan 3.418 dan bidik misi 1.013. Berikutnya Jogja sebanyak 3.212 di jalur undangan dan bidiki misi 935.
Untuk jalur undangan, UGM menyediakan 3.438 kursi. Sedangkan untuk bidik misi, jatah kampus di Bulaksumur ini 1.000 kursi yang akan diambil dari mahasiswa yang lulus baik dari jalur ujian tulis maupun jalur undangan. “Nanti akan ada kajian untuk melihat prestasi akademik mahasiswa tersebut,” tambahnya.
Adapun pilihan favorit untuk jurusan eksakta adalah Pendidikan Dokter, Farmasi, Teknologi Informatika, Teknik Industri dan Teknik Kimia. Sedangkan untuk jurusan sosial, jurusan favorit adalah Akuntansi, Manajemen,Psikologi, Hubungan Internasional
dan Komunikasi. Pengumuman jalur undangan akan dilakukan 28 Mei. ’’Siswa yang sudah lolos di seleksi awal, kami harap segera mendaftarkan diri paling lambat 8 Maret pukul 22.00 WIB,” ingatnya.
Pembantu Rektor I UNY Prof. Nurfina Aznam mengatakan 16.025 orang pendaftar yang memilih UNY lewat jalur undangan. Sedangkan untuk jalur bidik misi, tercatat ada 7.600 . “Kuota UNY secara keseluruhan ada 5200 kursi,” jelasnya.
Dalam penerimaan mahasiswa baru, UNY membagi kuota dengan komposisi 60 persen untuk SNMPTN dan 40 persen jalur mandiri. Jatah untuk SNMPTN dibagi 20 persen untuk jalur undangan dan sisanya kuota untuk ujian tulis.
Adapun jurusan favorit yang dipilih oleh kebanyakan pendaftar adalah jurusan Pendidikan Bahasa Inggris, Akuntansi, Manajemen, Pendidikan Bahasa Indonesia dan Pendidikan Konseling. Sedangkan asal pendaftar, masih didominasi pendaftar asal Jogja dan Jawa Tengah. (sit/din).

Comments

Popular posts from this blog

(Sebaiknya) Mahasiswa FK Harus Orang Kaya

Selasa (29/11) pagi, saya mengunjungi Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada. Setelah berbincang dengan kolega baru, saya bersama beberapa kawan memutuskan untuk sarapan di kantin kampus. Jujur, saya sangat menikmati makanan sehat yang disajikan kantin itu terutama ketiadaan penggunaan MSG. Saya pun merasa nyaman dengan kampusnya yang bersih, dengan para calon dokter berpakaian rapi dan cantik bersliweran sembari membawa buku tebal. Melihat beberapa di antaranya mengenakan jas dokter begitu gagah dan menawan. Apalagi, cuaca pagi tadi sangat cerah. Tetapi, kenyamanan saya tiba-tiba terusik dengan tindakan salah seorang mahasiswa disana. Jamaknya sebuah kantin yang meja-kursi selalu penuh dan harus berbagi dengan orang lain yang tidak satu kelompok, mahasiswi itu terlihat sangat memusuhi dan judes. Awalnya cuek. Tapi ketika dia sudah pindah meja, dengan seenaknya mengambil wadah sambal tanpa permisi. Sontak, saya pun kecewa. Hilang rasa simpati saya terhadap mahasiswa kedokteran ...

Surabaya "hot potatoes"

Dua hari ini, Surabaya panas membara. Panas dalam arti sebenarnya. Membara dalam arti kiasan saking panasnya. Lek jare arek Suroboyo: "Hot potatoes" alias panas ngentang-ngentang. Atau : "The hot is not public" alias panas ra umum, ora njamak panase. Intinya panas di Surabaya dalam setahun belakangan ini benar-benar tak seperti biasane. Hampir 15 tahun tinggal di Surabaya - meski dalam periode tertentu meninggalkan kota ini - tau betul lah kalo Surabaya itu kota panas. Panas karena sinar matahari yang benar-benar menyengat. Bukan karena air laut - seperti Semarang, atau Jakarta - panas ditambah polusi yang parah. Mungkin tak sepanas Pontianak yang berada di garis khatulistiwa, tapi coba deh tinggal disini selama seminggu. Yang jelas, penjelasan Wikipedia bersuhu udara rata-rata 23,6 °C hingga 33,8 °C gak pas jeh. Dalam sebulan ini mencoba mengamati suhu di Surabaya terutama di siang hari. Nyaris gak pernah di bawah 33 derajat celcius. Bahkan hari ini,...

Uang Tunai Hilang, Onde-onde Melayang

Kehidupan manusia di era digital sangat dimanjakan. Ada smartphone, smarthome, sampe udah ada konsep smartcity. Begitu juga kehidupan sehari-hari banyak teknologi memudahkan manusia. Salah satunya uang digital.  Saat ini, saya termasuk pengguna aktif uang digital. Kemana-mana ga pernah bawa uang cash banyak... Secukupnya aja. Biasanya Rp50 ribu. Paling banyak Rp100 ribu. Buat beli bensin atau sekedar jaga-jaga ban bocor/kempes. Kalo ga ada insiden di atas, bisa berhari-hari ngendon di dompet. Kartu debet aneka bank.  Ada kartu vaksin juga. Wkwkkw Lah gimana enggak? Belanja di minimarket, gesek kartu debet. Lewat tol, pake e-money. Beli pulsa, bayar tagihan, BPJS, langganan internet, tinggal tutul-tutul aplikasi keuangan di hape. Belanja makanan tinggal scan barcode hape. Hmm apalagi yah... Banyak deh.  Uang digital emang membantu banget sih buat saya. Karena ga harus bawa uang yang banyak. Otomatis di dompet cuma berisi KTP, SIM, STNK, dan kartu ATM. Wkwkkwkw... Gak enakn...