Skip to main content

Karni Ilyas Wajib Minta Maaf ke Bonek!

“Bonek pulang kampung, menghancurin rumah orang, dan merampok makanan” - Karni Ilyas di ILC

“Padahal sudah jelas timnas sebelum ke Bahrain udah dikalahkan Persebaya Abal-abal” -Roberto Rouw di ILC

Kali ini, kelompok-kelompok suporter Persebaya kini sudah tidak tahan dengan upaya mendeskriditkan Arek-Arek Suroboyo. Pernyataan Karni Ilyas dan Roberto Rouw itu benar-benar sudah tidak bisa ditoleransi.

Helooooo…Karni Iyaaasss…apakah Anda itu pura-pura bodoh atau pura-pura tolol? Emang cuma Bonek aja yang bikin kerusuhan? Banyak pula kelompok suporter yang masih rusuh. Kok dengan seenak udelnya menuduh kami seperti itu. Dari dulu, Bonek tidak akan bikin rusuh kalo gak dipancing duluan. Kalau kamu mau mikir, rombongan Bonek dalam kereta api selalu dilempari batu.

Oke…Bonek memang tidak benar-benar tertib. Tapi coba sebutkan kelompok suporter mana yang tidak pernah rusuh? Aremania? Pretttt…. Jakmania? Crooottt….sama aja. Jangan mentang-mentang kamu yang punya program, seenaknya nge-crut!

Dan kalau kamu tau, Bonek itu suporter paling fanatik di Indonesia.

Prettt…lama kelamaan aku muntah ama ILC, TVOne ama Karni Ilyas. C*k!

iwak peyek…iwak peyek….sampe tuwek dadi bonek….
iwak peyek…iwak peyek…karni ilyas balang taek….

Berikut adalah tuntutan Bonek kepada Karni Ilyas dan tvOne:

1. Menuntut Karni Ilyas dan TVOne mencabut pernyataan tersebut.
2. Meminta maaf kepada seluruh Bonek se-jagad raya atas pernyataan menyesatkan dan bersifat memprovokasi.
3. Pernyataan itu juga ditujukan kepada masyarakat pecinta bola dan seluruh masyarakat Indonesia pada umumnya.
4. Jika tuntutan ini tidak dilakukan, kami akan melakukan demo terus, terus dan terus. Siang dan malam secara bergantian sampai tuntutan dipenuhi.

Comments

Popular posts from this blog

Surabaya "hot potatoes"

Dua hari ini, Surabaya panas membara. Panas dalam arti sebenarnya. Membara dalam arti kiasan saking panasnya. Lek jare arek Suroboyo: "Hot potatoes" alias panas ngentang-ngentang. Atau : "The hot is not public" alias panas ra umum, ora njamak panase. Intinya panas di Surabaya dalam setahun belakangan ini benar-benar tak seperti biasane. Hampir 15 tahun tinggal di Surabaya - meski dalam periode tertentu meninggalkan kota ini - tau betul lah kalo Surabaya itu kota panas. Panas karena sinar matahari yang benar-benar menyengat. Bukan karena air laut - seperti Semarang, atau Jakarta - panas ditambah polusi yang parah. Mungkin tak sepanas Pontianak yang berada di garis khatulistiwa, tapi coba deh tinggal disini selama seminggu. Yang jelas, penjelasan Wikipedia bersuhu udara rata-rata 23,6 °C hingga 33,8 °C gak pas jeh. Dalam sebulan ini mencoba mengamati suhu di Surabaya terutama di siang hari. Nyaris gak pernah di bawah 33 derajat celcius. Bahkan hari ini,

(Sebaiknya) Mahasiswa FK Harus Orang Kaya

Selasa (29/11) pagi, saya mengunjungi Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada. Setelah berbincang dengan kolega baru, saya bersama beberapa kawan memutuskan untuk sarapan di kantin kampus. Jujur, saya sangat menikmati makanan sehat yang disajikan kantin itu terutama ketiadaan penggunaan MSG. Saya pun merasa nyaman dengan kampusnya yang bersih, dengan para calon dokter berpakaian rapi dan cantik bersliweran sembari membawa buku tebal. Melihat beberapa di antaranya mengenakan jas dokter begitu gagah dan menawan. Apalagi, cuaca pagi tadi sangat cerah. Tetapi, kenyamanan saya tiba-tiba terusik dengan tindakan salah seorang mahasiswa disana. Jamaknya sebuah kantin yang meja-kursi selalu penuh dan harus berbagi dengan orang lain yang tidak satu kelompok, mahasiswi itu terlihat sangat memusuhi dan judes. Awalnya cuek. Tapi ketika dia sudah pindah meja, dengan seenaknya mengambil wadah sambal tanpa permisi. Sontak, saya pun kecewa. Hilang rasa simpati saya terhadap mahasiswa kedokteran

Agung Bakhtiyar, Anak Tukang Becak yang Sukses Jadi Dokter UGM

Tekan Biaya Kuliah dengan Pinjam Buku ke Senior Meski hidup dengan kondisi ekonomi yang serba kekurangan, Agung Bakhtiyar mampu mewujudkan impiannya. Anak tukang becak itu kemarin (8/7) diwisuda menjadi dokter dari Fakultas Kedokteran UGM dengan IPK 3,51. NANI MASHITA Rumah bercat hijau dan berdinding gedhek itu begitu sederhana. Di salah satu sisinya terbuka sebuah jendela kecil. Seorang pria tua dengan ramah menyapa dan mempersilakan Jogja Raya masuk ke rumah di Terban GK/V No 719, Kelurahan Terban, Kecamatan Gondokusuman. Di ruang tamu seluas 3x4 meter tersebut, ada beberapa perabotan yang ditaruh sekenanya. Meja kayu bundar yang tak begitu besar diletakkan di sudut ruangan. Sebuah pesawat televisi diletakkan di atas meja plastik berwarna hijau. Menghadap ke pintu masuk, ada tiga kursi lainnya. Di seberangnya, sebuah kursi bambu difungsikan sebagai kursi untuk menerima tamu. Sepiring makanan tradisional seperti jadah, getas, dan sesisir pisang tersaji di atas mej