Skip to main content

Marhaban Yaa Ramadan

Alhamdulillah, Ramadhan kembali datang menyapa tahun ini. Mmm...ada yang beda lagi di tahun ini.

Pertama :
Tahun ini aku dah gak kerja lagi di situs online www.beritajatim.com. Sekarang, aku kerja di Surabaya Post yang alamatnya di Ruko Rich Palace H19-H20 Jl. Mayjen Sungkono. Beda tempat kerja, suasananya jelas beda banget. Apalagi aku sekarang kerja di harian cetak yang terbit sore.
Butuh penyesuaian sih...tapi tetap harus SEMANGAAAAAAAAAAAAAAAAAT!

Kedua :
Tahun ini insya allah temanku tambah banyak. Soalnya aku sekarang pindah pos, gak di politik lagi tapi di pendidikan. Mmm..jadi jelas dong tambah banyak kenalan dan relasi. Mudah-mudahan hubungan yang baru terjalin ini bisa terus berlangsung dan lebih erat lagi. Cheers...!



Ketiga :
Mmm....apa yah? Oiya, aku dah gak kos lagi. Dulu kan aku kos di daerah Bratang, secara aku tuh pulang malem terus. Awalnya sih dibelain pulang ke rumah, tapi lama-lama tubuhku yang gak kuaaaaaaaaaaaaaaaaat. Eh lah kok aku kerja di Surabaya Post, jadinya pilih pulang aja ke rumah. Lebih dekat dan lebih hemat :)
Oiya....suasana kamarku juga jadi lebih teratur soalnya aku dikasih kamar di lantai atas, eks kamar mas-ku. Disana ruangannya lebih luas dan lebih bebas dalam mengatur barang.
hehehehe...maklum, tuh rumah kan lumayan gede lah kok cuman ditinggali aku, ibuku dan adikku.Jadi lebih nyaman (hopefully).

Keempat :
Apalagi yah? Temen-temen mau nambahin gak???


Eniwei, Ramadhan datang lagi.
Satu bulan lamanya kita berpuasa, tak hanya menahan lapar dan dahaga tapi juga nafsu yang bakal menggoda kita. Mari berdoa semoga puasa kita berjalan khusyuk dan diterima Allah SWT.
Sebelum puasa dijalani, Sita sebagai pribadi memohon maaf pada kawan-kawan semuanya kalo-kalo ada salah-salah kata dan perbuatan. Namanya juga manusia.

Piss ah.

Comments

Popular posts from this blog

(Sebaiknya) Mahasiswa FK Harus Orang Kaya

Selasa (29/11) pagi, saya mengunjungi Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada. Setelah berbincang dengan kolega baru, saya bersama beberapa kawan memutuskan untuk sarapan di kantin kampus. Jujur, saya sangat menikmati makanan sehat yang disajikan kantin itu terutama ketiadaan penggunaan MSG. Saya pun merasa nyaman dengan kampusnya yang bersih, dengan para calon dokter berpakaian rapi dan cantik bersliweran sembari membawa buku tebal. Melihat beberapa di antaranya mengenakan jas dokter begitu gagah dan menawan. Apalagi, cuaca pagi tadi sangat cerah. Tetapi, kenyamanan saya tiba-tiba terusik dengan tindakan salah seorang mahasiswa disana. Jamaknya sebuah kantin yang meja-kursi selalu penuh dan harus berbagi dengan orang lain yang tidak satu kelompok, mahasiswi itu terlihat sangat memusuhi dan judes. Awalnya cuek. Tapi ketika dia sudah pindah meja, dengan seenaknya mengambil wadah sambal tanpa permisi. Sontak, saya pun kecewa. Hilang rasa simpati saya terhadap mahasiswa kedokteran ...

Surabaya "hot potatoes"

Dua hari ini, Surabaya panas membara. Panas dalam arti sebenarnya. Membara dalam arti kiasan saking panasnya. Lek jare arek Suroboyo: "Hot potatoes" alias panas ngentang-ngentang. Atau : "The hot is not public" alias panas ra umum, ora njamak panase. Intinya panas di Surabaya dalam setahun belakangan ini benar-benar tak seperti biasane. Hampir 15 tahun tinggal di Surabaya - meski dalam periode tertentu meninggalkan kota ini - tau betul lah kalo Surabaya itu kota panas. Panas karena sinar matahari yang benar-benar menyengat. Bukan karena air laut - seperti Semarang, atau Jakarta - panas ditambah polusi yang parah. Mungkin tak sepanas Pontianak yang berada di garis khatulistiwa, tapi coba deh tinggal disini selama seminggu. Yang jelas, penjelasan Wikipedia bersuhu udara rata-rata 23,6 °C hingga 33,8 °C gak pas jeh. Dalam sebulan ini mencoba mengamati suhu di Surabaya terutama di siang hari. Nyaris gak pernah di bawah 33 derajat celcius. Bahkan hari ini,...

Uang Tunai Hilang, Onde-onde Melayang

Kehidupan manusia di era digital sangat dimanjakan. Ada smartphone, smarthome, sampe udah ada konsep smartcity. Begitu juga kehidupan sehari-hari banyak teknologi memudahkan manusia. Salah satunya uang digital.  Saat ini, saya termasuk pengguna aktif uang digital. Kemana-mana ga pernah bawa uang cash banyak... Secukupnya aja. Biasanya Rp50 ribu. Paling banyak Rp100 ribu. Buat beli bensin atau sekedar jaga-jaga ban bocor/kempes. Kalo ga ada insiden di atas, bisa berhari-hari ngendon di dompet. Kartu debet aneka bank.  Ada kartu vaksin juga. Wkwkkw Lah gimana enggak? Belanja di minimarket, gesek kartu debet. Lewat tol, pake e-money. Beli pulsa, bayar tagihan, BPJS, langganan internet, tinggal tutul-tutul aplikasi keuangan di hape. Belanja makanan tinggal scan barcode hape. Hmm apalagi yah... Banyak deh.  Uang digital emang membantu banget sih buat saya. Karena ga harus bawa uang yang banyak. Otomatis di dompet cuma berisi KTP, SIM, STNK, dan kartu ATM. Wkwkkwkw... Gak enakn...