Skip to main content

Begini Cara Mengolah Ikan Gabus Jadi Menu Kuliner Menggiurkan

Siapa yang tidak tahu manfaat dari ikan gabus? Dengan segudang manfaat yang menyehatkan, Hotel Santika Jemursari, Surabaya tak menyia-yiakannya menjadi olahan menu terbaru.
Setidaknya ada tiga menu olahan yang ditawarkan yaitu Snakehead Spicy Pepes, Zuppa Soup with Vegetables & Fish, dan Snakehead Steam with Hurricane Sauce. Chef Avid Dwi Prasetyo menjelaskan Hotel Santika ingin menyajikan menu sehat bagi para pengunjung Sekarwangi Restaurant.
“Ikan gabus memiliki kandungan yang sangat bermanfaat bagi kesehatan. Bahkan dipercaya bisa menyembuhkan kanker,” katanya, Selasa (17/1/2017).
Chef Avid mengakui mengolah ikan gabus gampang-gampang susah, terutama untuk menghilangkan bau amis. Chef Avid menjelaskan sebaiknya membeli ikan gabus segar dan kemudian biang lendirnya dibersihkan menggunakan jahe dan bawang putih. Baru setelah itu, ikan bisa diolah dengan lebih mudah.

Snakehead Steam with Hurricane Sauce. (LICOM/Nani Mashita)
Snakehead Steam with Hurricane Sauce. (LICOM/Nani Mashita)

Karena mengusung konsep menu sehat, Chef Avid mengatakan semua menu diolah dengan cara dikukus atau steam. “Tidak ada yang digoreng karena kita fokus sajikan menu sehat,” tegasnya.
Zupa Soup with Vegetables and Fish. (LICOM/Nani Mashita)
Zupa Soup with Vegetables and Fish. (LICOM/Nani Mashita)
Dia menjelaskan Snakehead Steam with Hurricane Sauce diolah dengan dikukus dan rasanya plain. Agar lebih menggugah selera, Chef Avid menambahkan hurricane sauce yang merupakan olahan saus mushroom dan jahe. “Agar rasanya strong,” jelasnya.
Untuk Zuppa Soup with Vegetables & Fish rasanya lebih gurih dengan penggunaan bahan ikan gabus. Kuahnya pun lebih clear dibandingkan zupa soup pada umumnya. Dan terakhir, Snakehead Spicy Pepes yang rasa pedasnya bisa dicoba.

Snakehead Spicy Pepes. (LICOM/Nani Mashita)
Snakehead Spicy Pepes. (LICOM/Nani Mashita)

Ikan gabus dikenal memiliki jenis kandungan gizi yang lebih tinggi. Kandungan protein ikan gabus sebesar 25,5%, lebih tinggi jika dibandingkan dengan kadar protein dari ikan bandeng (20,0%), ikan mas (16,0%), ikan kakap (20,0%), maupun ikan sarden (21,1%). Hebatnya, ikan gabus ini sangat kaya akan albumin, salah satu jenis protein penting bagi tubuh manusia. Albumin diperlukan tubuh manusia, terutama dalam proses penyembuhan luka-luka. Pemberian daging ikan gabus atau ekstrak proteinnya telah dicoba untuk meningkatkan kadar albumin dalam darah dan membantu penyembuhan beberapa penyakit seperti kanker, stroke, gagal ginjal, diabetes mellitus hingga pengobatan pasca operasi.
Kekurangan albumin dalam tubuh manusia (hypoalbumin) menyebabkan nutrisi tidak bisa diedarkan dengan baik ke seluruh tubuh. Bagi anak, kekurangan albumin akan menyebabkan terhambatnya pertumbuhan, perkembangan otak yang tidak maksimal, penurunan kekebalan tubuh hingga menyebabkan anak mudah sakit.@sita/licom


artikel ini tayang di www.lensaindonesia.com

Comments

Popular posts from this blog

Surabaya "hot potatoes"

Dua hari ini, Surabaya panas membara. Panas dalam arti sebenarnya. Membara dalam arti kiasan saking panasnya. Lek jare arek Suroboyo: "Hot potatoes" alias panas ngentang-ngentang. Atau : "The hot is not public" alias panas ra umum, ora njamak panase. Intinya panas di Surabaya dalam setahun belakangan ini benar-benar tak seperti biasane. Hampir 15 tahun tinggal di Surabaya - meski dalam periode tertentu meninggalkan kota ini - tau betul lah kalo Surabaya itu kota panas. Panas karena sinar matahari yang benar-benar menyengat. Bukan karena air laut - seperti Semarang, atau Jakarta - panas ditambah polusi yang parah. Mungkin tak sepanas Pontianak yang berada di garis khatulistiwa, tapi coba deh tinggal disini selama seminggu. Yang jelas, penjelasan Wikipedia bersuhu udara rata-rata 23,6 °C hingga 33,8 °C gak pas jeh. Dalam sebulan ini mencoba mengamati suhu di Surabaya terutama di siang hari. Nyaris gak pernah di bawah 33 derajat celcius. Bahkan hari ini,

(Sebaiknya) Mahasiswa FK Harus Orang Kaya

Selasa (29/11) pagi, saya mengunjungi Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada. Setelah berbincang dengan kolega baru, saya bersama beberapa kawan memutuskan untuk sarapan di kantin kampus. Jujur, saya sangat menikmati makanan sehat yang disajikan kantin itu terutama ketiadaan penggunaan MSG. Saya pun merasa nyaman dengan kampusnya yang bersih, dengan para calon dokter berpakaian rapi dan cantik bersliweran sembari membawa buku tebal. Melihat beberapa di antaranya mengenakan jas dokter begitu gagah dan menawan. Apalagi, cuaca pagi tadi sangat cerah. Tetapi, kenyamanan saya tiba-tiba terusik dengan tindakan salah seorang mahasiswa disana. Jamaknya sebuah kantin yang meja-kursi selalu penuh dan harus berbagi dengan orang lain yang tidak satu kelompok, mahasiswi itu terlihat sangat memusuhi dan judes. Awalnya cuek. Tapi ketika dia sudah pindah meja, dengan seenaknya mengambil wadah sambal tanpa permisi. Sontak, saya pun kecewa. Hilang rasa simpati saya terhadap mahasiswa kedokteran

Agung Bakhtiyar, Anak Tukang Becak yang Sukses Jadi Dokter UGM

Tekan Biaya Kuliah dengan Pinjam Buku ke Senior Meski hidup dengan kondisi ekonomi yang serba kekurangan, Agung Bakhtiyar mampu mewujudkan impiannya. Anak tukang becak itu kemarin (8/7) diwisuda menjadi dokter dari Fakultas Kedokteran UGM dengan IPK 3,51. NANI MASHITA Rumah bercat hijau dan berdinding gedhek itu begitu sederhana. Di salah satu sisinya terbuka sebuah jendela kecil. Seorang pria tua dengan ramah menyapa dan mempersilakan Jogja Raya masuk ke rumah di Terban GK/V No 719, Kelurahan Terban, Kecamatan Gondokusuman. Di ruang tamu seluas 3x4 meter tersebut, ada beberapa perabotan yang ditaruh sekenanya. Meja kayu bundar yang tak begitu besar diletakkan di sudut ruangan. Sebuah pesawat televisi diletakkan di atas meja plastik berwarna hijau. Menghadap ke pintu masuk, ada tiga kursi lainnya. Di seberangnya, sebuah kursi bambu difungsikan sebagai kursi untuk menerima tamu. Sepiring makanan tradisional seperti jadah, getas, dan sesisir pisang tersaji di atas mej