Skip to main content

Nasi Gila yang membuat Tergila-gila

Orang punya persepsi negatif jika mendengar kata ‘gila’. Namun, menu makanan yang disajikan di Warung Soga ini malah akan membuat penikmat kuliner jadi tergila-gila.
Pemilik Warung Soga, Singgih Rahardjo mengatakan usaha warung yang didirikan sejak 26 Desember 2009 tersebut mengandalkan menu Nasi Gila. Ini adalah salah satu menu favorit terutama dari kalangan anak muda. Menu ini terdiri dari nasi putih yang disajikan dengan tumisan beberapa macam seperti orak-arik telor, bakso dan sosis, lantas diguyur dengan saos tiram yang dibumbui. “Kejutan baru terasa ketika kita menikmati menu ini,” ujarnya ditemui beberapa waktu lalu.
Kejutan yang dimaksud Singgih adalah rasa pedas yang ‘diselipkan’ di antara bumbu-bumbu Nasi Gila. Warung ini juga memanjakan dengan tingkatan rasa pedas sesuai keinginan konsumen, mulai dari setengah pedas, pedas hingga super pedas.

“Jadi bakalan jadi gila makan nasi ini. Haha…(tertawa lepas),” katanya.
Menu istimewa lain yang ditawarkan adalah Nasi Omelet, yaitu nasi yang dibumbui kornet, nasi goreng, kecap dan ditambah sayuran. Penyajian nasi yang dibungkus dengan telor dadar diberi siraman saus semakin menambah semangat untuk mencicipi. Atau bisa mencoba menu nasi brongkos. Nyummy!
Menikmati suasana Warung Soga yang lapang di tengah kota tidak lengkap rasanya kalau tidak mencoba Ice Mocca Sogario. Berbahan dasar mocca yang diblender dengan biskuit Oreo, menjadi pelengkap sempurna.
Salah satu kelebihan warung ini adalah lokasi yang berada di tengah kota atau tepatnya di Jl. Soga 43A. Meski di tengah kota, Singgih mendesain warungnya sedikit menjorok ke dalam sehingga tidak terganggu oleh bisingnya kendaraan dan lalu lintas jalan. Warung ini dilengkapi gazebo dan lesehan yang bisa menampung 60 pengunjung. Selain itu, warung yang buka mulai pukul 17.00-23.00 WIB ini dilengkapi fasilitas WiFi dan kerap menggelar acara nonton bareng sepakbola. Memiliki aneka keistimewaan tidak menjadikan Warung Soga ini berat di kantong. “Saya menyebutnya fasilitas kafe harga warung,” katanya.


Singgih mengaku menu-menunya merupakan hasil mengadopsi konsep ATM alias Amati, Tiru dan Modifikasi. Cara ini terbukti membuat pria yang tidak memiliki latar belakang kuliner itu, mempertahankan konsumen setianya dan tetap eksis di bisnis kuliner.

Comments

Popular posts from this blog

(Sebaiknya) Mahasiswa FK Harus Orang Kaya

Selasa (29/11) pagi, saya mengunjungi Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada. Setelah berbincang dengan kolega baru, saya bersama beberapa kawan memutuskan untuk sarapan di kantin kampus. Jujur, saya sangat menikmati makanan sehat yang disajikan kantin itu terutama ketiadaan penggunaan MSG. Saya pun merasa nyaman dengan kampusnya yang bersih, dengan para calon dokter berpakaian rapi dan cantik bersliweran sembari membawa buku tebal. Melihat beberapa di antaranya mengenakan jas dokter begitu gagah dan menawan. Apalagi, cuaca pagi tadi sangat cerah. Tetapi, kenyamanan saya tiba-tiba terusik dengan tindakan salah seorang mahasiswa disana. Jamaknya sebuah kantin yang meja-kursi selalu penuh dan harus berbagi dengan orang lain yang tidak satu kelompok, mahasiswi itu terlihat sangat memusuhi dan judes. Awalnya cuek. Tapi ketika dia sudah pindah meja, dengan seenaknya mengambil wadah sambal tanpa permisi. Sontak, saya pun kecewa. Hilang rasa simpati saya terhadap mahasiswa kedokteran ...

Surabaya "hot potatoes"

Dua hari ini, Surabaya panas membara. Panas dalam arti sebenarnya. Membara dalam arti kiasan saking panasnya. Lek jare arek Suroboyo: "Hot potatoes" alias panas ngentang-ngentang. Atau : "The hot is not public" alias panas ra umum, ora njamak panase. Intinya panas di Surabaya dalam setahun belakangan ini benar-benar tak seperti biasane. Hampir 15 tahun tinggal di Surabaya - meski dalam periode tertentu meninggalkan kota ini - tau betul lah kalo Surabaya itu kota panas. Panas karena sinar matahari yang benar-benar menyengat. Bukan karena air laut - seperti Semarang, atau Jakarta - panas ditambah polusi yang parah. Mungkin tak sepanas Pontianak yang berada di garis khatulistiwa, tapi coba deh tinggal disini selama seminggu. Yang jelas, penjelasan Wikipedia bersuhu udara rata-rata 23,6 °C hingga 33,8 °C gak pas jeh. Dalam sebulan ini mencoba mengamati suhu di Surabaya terutama di siang hari. Nyaris gak pernah di bawah 33 derajat celcius. Bahkan hari ini,...

Uang Tunai Hilang, Onde-onde Melayang

Kehidupan manusia di era digital sangat dimanjakan. Ada smartphone, smarthome, sampe udah ada konsep smartcity. Begitu juga kehidupan sehari-hari banyak teknologi memudahkan manusia. Salah satunya uang digital.  Saat ini, saya termasuk pengguna aktif uang digital. Kemana-mana ga pernah bawa uang cash banyak... Secukupnya aja. Biasanya Rp50 ribu. Paling banyak Rp100 ribu. Buat beli bensin atau sekedar jaga-jaga ban bocor/kempes. Kalo ga ada insiden di atas, bisa berhari-hari ngendon di dompet. Kartu debet aneka bank.  Ada kartu vaksin juga. Wkwkkw Lah gimana enggak? Belanja di minimarket, gesek kartu debet. Lewat tol, pake e-money. Beli pulsa, bayar tagihan, BPJS, langganan internet, tinggal tutul-tutul aplikasi keuangan di hape. Belanja makanan tinggal scan barcode hape. Hmm apalagi yah... Banyak deh.  Uang digital emang membantu banget sih buat saya. Karena ga harus bawa uang yang banyak. Otomatis di dompet cuma berisi KTP, SIM, STNK, dan kartu ATM. Wkwkkwkw... Gak enakn...