Skip to main content

Posts

Showing posts from September, 2011

Legawa, Meski Ditangisi Ibu dan Adik

Menyandang nama besar sebagai putra tokoh reformasi Amien Rais ternyata belum cukup bagi Ahmad Hanafi Rais untuk memenangi pemilihan wali kota Jogjakarta. Dalam pilkada yang dihelat Minggu lalu (25/9) itu, dia kalah oleh incumbent. Meski kalah, Hanafi merasa puas. NANI MASHITA, Jogja SUARA gemericik air terdengar dari sebuah kolam ikan di salah satu sudut pendapa. Itulah rumah keluarga Amien Rais di Pandeyan Sari Blok II/15, Condongcatur, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, Jogja. Di dinding geboknya, ada jam dinding bergambar Hanafi mengenakan belangkon. Juga, ada televisi 29 inci. Di pendapa tersebut, ada satu set kursi kulit berukir berwarna merah marun. Di sisi pekarangan, tumbuh beberapa pohon mangga yang berbuah. Suara kicau burung yang bersahut-sahutan menambah alami rumah tersebut. Pagi itu, sekitar pukul 09.00, Hanafi Rais yang tinggal di rumah tersebut sudah menerima tamu yang kebanyakan adalah pendukungnya dalam pemilihan wali kota Jogja. "Sebentar, saya hendak m...

Hati Unggul Tipis atas Fitri

*Dari 14 Kecamatan, Menang di 12 Kecamatan JOGJA –Pasangan calon (paslon) Haryadi Suyuti-Imam Priyono (Hati) untuk sementara unggul dibandingkan dua paslon lainnya, Hanafi Suyuti-Tri Harjun Ismaji (Fitri) dan Zuhrif Hudaya-Aulia Reza Bastian. Keunggulan Hati itu berdasarkan perhitungan real count Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jogjakarta maupun quick count Jaringan Suara Indonesia (JSI), lembaga survei independen. Hasil pemilihan wali kota secara resmi akan ditetapkan lewat mekanisme perhitungan manual KPU. Secara umum, proses pemungutan suara pemilihan wali kota di 838 TPS (tempat pemungutan suara) se-Jogja kemarin (25/9) berlangsung aman, lancar, dan cepat. Hanya, jumlah pemilih yang tidak menggunakan haknya masih cukup besar, ledbih dari 40 persen. Artinya, partisipasi warga untuk memilih calon pemimpin Kota Jogja lima tahun mendatang hanya sekitar 60 persen. Dalam penghitungan real count KPU yang berlangsung hingga pukul 20.30 tadi malam menunjukkan paslon Hati memperoleh 67....

Dulu dan Sekarang

Dulu dan sekarang.......... Dulu hampir tiap tahun, aku ganti tempat bekerja. Sebagian besar dikarenakan perusahaan tempat aku kerja tidak sehat sehingga harus tutup. Kebanyakan sih, sebelum aku gak punya pekerjaan udah capcus duluan gitu deh... Yang terakhir aku tinggal minggat adalah Surabaya Post, media (yang pernah) besar itu kini tinggal kenangan. Banyak kenangan indah selama dua tahun setengaha aku bergabung dengan koran itu. Salah satu yang membuat aku betah, jalinan persaudaraan yang sangat kuat di antara kami. Bahkan, kami punya gang The Changkrukrez yang anggotanya terdiri dari kru lantai 3 alias redaksi. Kalau mau nongkrong, mesti rame-rame Buka puasa, makan rame-rame Ngopi, pasti rame-rame Pokoknya gak rame kalau gak ada The Changkrukrez :D Itu dulu......... Sekarang.... Sempat gabung dengan kru Elshinta Surabaya sebagai produser, aku akhirnya berlabuh ke Jogja. Kali ini aku gabung bareng Jawa Pos yang mana aku ngisi sisipan halaman Jogja Raya. Bergabungnya a...

Kisah sebuah Kompor

Kisah ini bermula sekitar dua tahun lalu, ketika aku ditugaskan di Jakarta. Saat itu, aku ngebayangin hidup bakal sangat berantakan mengingat Ibukota Indonesia itu begitu carut marut. Penuh dengan aneka kejahatan, kemacetan dan keserakahan orang-orang yang tinggal didalamnya. Pokoknya ngeri!!! Meski begitu, tetap saja aku penasaran untuk tinggal di Jakarta karena sebenarnya aku tumbuh dewasa di daerah dekat Jakarta: Bekasi. Sedikit banyak, aku sudah akrab dan terbiasa dengan kota Jakarta. Yang tidak terbiasa, perubahan setelah hampir sepuluh tahun tak lagi 'menyelami' kota itu. Maka....berbekal restu ibu dan modal nekat, aku berangkat ke Jakarta. Kebetulan, disana ada banyak teman yang bisa dimintai tolong. Kebetulan pula, ada adik sepupu yang sudah tinggal disana lebih dulu selama setahun. Setelah beberapa kali pertimbangan, maka aku memilih minta bantuan sepupuku itu. Karena informasi kepindahanku cukup mendadak, sepupuku sempat kelabakan nyariin kos-kosan. Ya..berunt...

Pelajar SMA, mau jadi pemimpin atau preman??

Hari ini, Senin (19/9) kita, atau paling enggak saya, dikejutkan dengan berita pengeroyokan pelajar SMAN 6 Jakarta terhadap sekelompok wartawan yang menggelar aksi damai. Wartawan berdemo karena sebelumnya wartawan Trans7 mengalami penganiayaan saat melakukan aktivitas jurnalistik. Reporter Oktaviardi mengambil gambar saat anak-anak SMA 70 dan SMA 6 tawuran di sekitar kawasan Blok M pada Jumat (16/9), pukul 18.30 WIB. Oktaviardi kemudian dikeroyok oleh sejumlah siswa berseragam tersebut. Tak hanya dikeroyok, kaset rekaman berisi tawuran antar pelajar itu pun ikut dirampas. Dari yang saya baca di media online, pewarta-pewarta ini mengambil gambar sekolah. Saya berpendapat mereka merekam untuk mengambil ilustrasi dari aksi yang mereka lakukan dan kirimkan ke redaksi. Tidak diduga, ternyata pelajar-pelajar ini beringas dan memukul para wartawan. Jumlahnya mencapai 300 orang pelajar. Polisi bahkan harus mengeluarkan tembakan peringatan sebanyak tiga kali untuk membubarkan aksi tersebut....

Minuman Greng ala Mahasiswa UNY

JOGJA – Tanaman purwaceng selama ini dikenal sebagai ‘viagra’ asal Indonesia. Di tangan mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta, tanaman ini berubah menjadi minuman bertenaga, Purica yang digunakan sebagai minuman kesehatan bagi atlet dan bebas doping. Kreatifitas Yulia Linguistika, Argo Khoirul Anas (keduanya berasal dari Fakultas MIPA) dan Bara Sauma (dari Fakultas Ilmu Keolahragaan) menyabet juara kedua Lomba Penelitian Ilmiah Industri Olahraga Tingkat Mahasiswa (LPIM) dan Lomba Desain Peralatan Industri Olahraga Pendidikan, Adventure (Petualangan), dan Maritim tahun 2011 yang diselenggarakan oleh Asisten Deputi Industri Olahraga, Deputi Bidang Pembudayaan Olahraga, Kementerian Pemuda dan Olahraga pada tanggal 6-8 September 2011 yang lalu di Hotel Ibis, Jakarta. Yulia menjelaskan minuman energi ini terbuat dari bahan alami yaitu tanaman purwaceng (Pimpinella alpine molk) dipadu dnegan buah carica (Carica Pubescens atau Carica Candamarcensis) yang banyak tumbuh di daerah Wonosobo. “...

Meriah, Ribuan Warga Sambut Kirab Budaya Kampanye Damai

JOGJA --Ribuan warga menyemut di sepanjang Jalan Malioboro hingga Alun-alun Utara untuk menyaksikan kirab budaya menyambut masa kampanye Pemilihan Wali Kota 2011 kemarin (8/9). Tiga pasangan calon (paslon) memperkenalkan diri kepada masyarakat Jogja dikawal empat ekor gajah Gembiraloka. Masa kampanye pilwali akan berlangsung hingga 21 September mendatang dengan jadwal yang telah ditentukan penyelenggara, Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Jogja. Setelah itu, tahap masa tenang (22-24). Sedangkan pemungutan suara (coblosan) akan dilangsungkan pada 25 September 2011. Warga dengan sabar menunggu kedatangan rombongan kirab yang dimulai sekitar pukul 14.00. Tidak hanya orang dewasa, ratusan anak-anak juga diajak orang tuanya karena kirab itu membawa serta empat gajah Gembiraloka. Asih, warga RT 24 RW 7 Ledok Ratmakan mengaku sengaja datang untuk memberi dukungan terhadap calon idamannya, Haryadi Suyuti-Imam Priyono. Tidak hanya sendirian, dia mengajak empat perempuan di kampungnya plus tuju...