Skip to main content

PKS Gandeng Lima Partai

* Usung Zuhrif – Reza, Koalisi Mataram Pecah
JOGJA – Partai Keadilan Sejahtera (PKS) membuktikan sesumbarnya untuk ikut berpartisipasi dalam pemilihan wali kota Jogja, September mendatang. Secara mengejutkan, partai ini resmi mendaftarkan pasangan Zuhrif Hudaya – Aulia Reza Bastian ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Jogja dan diusung empat partai politik lainnnya.
Pendaftaran pasangan ini menjadikan peta politik pertarungan dalam pilwali September mendatang berubah. Pasangan ini akhirnya mendaftar setelah berhasil ‘mencuri’ empat partai pendukung dari Koalisi Mataram. Keempat partai itu yaitu Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura), Partai kasih Demokrasi Indonesia (PKDI), Partai Republik Nusantara (Republikan) dan Partai Karya Peduli Bangsa (PKPB). Mereka membentuk poros baru Koalisi Jalin Jogja dengan mengusung Zuhrif Hudaya - Aulia Reza Bastian
Zuhrif Hudaya adalah Ketua Komisi C DPRD Kota Jogja sekaligus Sekretaris DPW PKS DIJ. Nama ini memang sudah lama mencuat jadi salah satu kandidat setelah dalam musyawarah daerah DPW PKS beberapa waktu lalu ditegaskan sebagai calon PKS di pilwali. Sedangkan Aulia Reza Bastian selama ini memang tidak banyak disebut oleh media. Reza, panggilan akrabnya, adalah mantan general manager Taman Pintar, Direktur Yayasan Anak Bangsa Mandiri dan Sekretaris Dewan Pendidikan DIJ. Selain itu, dia juga kini duduk sebagai Sekretaris ormas Nasional Demokrat DIJ. “Saya sudah punya modal baik sosial dan politik untuk maju,” ujarnya ditemui usai mendaftar di KPU, Selasa (31/5) kemarin.



Pasangan ini mendaftar dengan berkonvoi menggunakan andong dari Tugu Jogjakarta dan datang sekitar pukul 18.30 WIB. Lima partai pengusung pasangan ini memiliki modal suara sebesar 31.252 suara. Dalam pendaftaran kemarin, pasangan ini ternyata banyak berkas yang belum dilampirkan seperti rekening koalisi dan calon,visi misi kandidat, dan belum melaporkan ke pimpinan karena maju dalam pilwali. “Rencana dalam waktu dekat, semua syarat itu akan kami penuhi,” tutur Ketua DPD PKS Kota Jogja, Ardianto.
Ardi menjelaskan proses ‘perjodohan’ keduanya sebenarnya sudah dilakukan secara intensif sejak dua minggu terakhir. Namun komunikasi personal antar calon sudah dilakukan sejak jauh-jauh hari. Nama Zuhrif Hudaya diusung oleh PKS sedangkan Reza diusung oleh empat parpol lainnya. “Dalam koalisi ini, kami menempatkan posisi yang egaliter yaitu sama-sama mengusung calon,” katanya.
Lebih lanjut, Ardianto mengatakan meski hanya usung oleh partai gurem pihaknya tetap optimistis jika bisa berbicara dalam pilwali nanti. Dikatakannya, pendaftaran ini sebagai bentuk ikhtiar yang dilakukan partainya sehingga nantinya pasangan ini tidak akan menjadi sekedar calon alternatif. “Insya Allah nanti akan menjadi pilihan yang menjanjikan. Toh, gajah kan kalah oleh semut,” ujarnya berkelakar.
Untuk program maupun visi misi pasangan ini, Ardianto menyebutkan beberapa hal. Di antaranya adalah program pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat Jogja yang meliputi pendidikan dan kesehatan. Selain itu, pasangan ini juga menjanjikan bakal berupaya untuk meningkatkan daya beli masyarakat serta pembangunan ekonomi dari perkampungan.
Ketua KPU Kota Jogja, Nasrullah mengatakan dengan dukungan suara sebanyak itu maka pencalonan Zuhrif-Reza diterima. “Tapi untuk keabsahannya masih harus dilakukan verifikasi lagi terutama untuk kelengkapan berkas-berkasnya,” katanya yang lantas disambut teriakan Allahu Akbar dari pendukung Zuhrif-Reza.
Sementara itu, di hari yang sama sekitar pukul 16.30 WIB, pasangan Ahmad Hanafi Rais – Tri Harjun Ismaji menjadi yang pertama kali mendaftar ke KPU. Balon yang didukung 13 partai politik mendaftar dengan berjalan kaki dari Lapangan Karangwaru Tegalrejo. Aksi konvoi dan kirab budaya membuat pihak kepolisian sempat menutup akses menuju ke kantor KPU Kota Jogja. Saat datang ke KPU, pasangan FITRI langsung disambut oleh maskot pilwali Jogja, Maskarto dan diterima anggota KPU Jogja. Modal awal dukungan suara dari 13 partai ini mencapai 107.423 suara atau 52,6 persen.



Usai diverifikasi, pasangan ini ternyata belum melengkapi berkas pendaftaran seperti surat keterangan tidak punya utang, surat keterangan tidak sedang dicabut haknya, SPT, maupun legalisir ijazah. Tri Harjun malah belum melegalisir ijazahnya mulai dari SD hingga S2. “Tapi saya sudah resmi mengajukan pengunduran diri (sebagai Sekprov DIJ),” katanya usai mendaftarkan diri.
Tri Harjun menegaskan dirinya siap untuk mendukung semua program Hanafi Rais dalam membangun kota Jogja jika terpilih. Hanafi sendiri sempat memaparkan visi misinya jika nanti terpilih jadi wali kota yaitu meneruskan program Kartu Menuju Sehat (KMS) namun akan dibuat agar lebih tepat sasaran. Yang kedua adalah mempertahankan wajib belajar 12 tahun dengan meningkatkan mutu pendidikan dan belajar mengajar.Yang ketiga adalah pemberian beasiswa kepada pelajar cerdas namun dari kalangan kurang mampu. Dan yang terakhir adalah jaminan semesta untuk seluruh warga Jogja.
Ditanya pecahnya dukungan Koalisi Mataram, dosen Fisipol UGM itu mengaku masih belum mendapat konfirmasi resmi. Namun dia memastikan siap untuk maju dalam pilwali nanti. Dia juga optimistis menghadapi lawan-lawannya dalam pilwali nanti.“Saya dengan niat baik, siap mengabdiuntuk kemajuan kota Jogja sehingga saya optimistis menang,” tegasnya.(sit)

Comments

Popular posts from this blog

Surabaya "hot potatoes"

Dua hari ini, Surabaya panas membara. Panas dalam arti sebenarnya. Membara dalam arti kiasan saking panasnya. Lek jare arek Suroboyo: "Hot potatoes" alias panas ngentang-ngentang. Atau : "The hot is not public" alias panas ra umum, ora njamak panase. Intinya panas di Surabaya dalam setahun belakangan ini benar-benar tak seperti biasane. Hampir 15 tahun tinggal di Surabaya - meski dalam periode tertentu meninggalkan kota ini - tau betul lah kalo Surabaya itu kota panas. Panas karena sinar matahari yang benar-benar menyengat. Bukan karena air laut - seperti Semarang, atau Jakarta - panas ditambah polusi yang parah. Mungkin tak sepanas Pontianak yang berada di garis khatulistiwa, tapi coba deh tinggal disini selama seminggu. Yang jelas, penjelasan Wikipedia bersuhu udara rata-rata 23,6 °C hingga 33,8 °C gak pas jeh. Dalam sebulan ini mencoba mengamati suhu di Surabaya terutama di siang hari. Nyaris gak pernah di bawah 33 derajat celcius. Bahkan hari ini,

(Sebaiknya) Mahasiswa FK Harus Orang Kaya

Selasa (29/11) pagi, saya mengunjungi Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada. Setelah berbincang dengan kolega baru, saya bersama beberapa kawan memutuskan untuk sarapan di kantin kampus. Jujur, saya sangat menikmati makanan sehat yang disajikan kantin itu terutama ketiadaan penggunaan MSG. Saya pun merasa nyaman dengan kampusnya yang bersih, dengan para calon dokter berpakaian rapi dan cantik bersliweran sembari membawa buku tebal. Melihat beberapa di antaranya mengenakan jas dokter begitu gagah dan menawan. Apalagi, cuaca pagi tadi sangat cerah. Tetapi, kenyamanan saya tiba-tiba terusik dengan tindakan salah seorang mahasiswa disana. Jamaknya sebuah kantin yang meja-kursi selalu penuh dan harus berbagi dengan orang lain yang tidak satu kelompok, mahasiswi itu terlihat sangat memusuhi dan judes. Awalnya cuek. Tapi ketika dia sudah pindah meja, dengan seenaknya mengambil wadah sambal tanpa permisi. Sontak, saya pun kecewa. Hilang rasa simpati saya terhadap mahasiswa kedokteran

Agung Bakhtiyar, Anak Tukang Becak yang Sukses Jadi Dokter UGM

Tekan Biaya Kuliah dengan Pinjam Buku ke Senior Meski hidup dengan kondisi ekonomi yang serba kekurangan, Agung Bakhtiyar mampu mewujudkan impiannya. Anak tukang becak itu kemarin (8/7) diwisuda menjadi dokter dari Fakultas Kedokteran UGM dengan IPK 3,51. NANI MASHITA Rumah bercat hijau dan berdinding gedhek itu begitu sederhana. Di salah satu sisinya terbuka sebuah jendela kecil. Seorang pria tua dengan ramah menyapa dan mempersilakan Jogja Raya masuk ke rumah di Terban GK/V No 719, Kelurahan Terban, Kecamatan Gondokusuman. Di ruang tamu seluas 3x4 meter tersebut, ada beberapa perabotan yang ditaruh sekenanya. Meja kayu bundar yang tak begitu besar diletakkan di sudut ruangan. Sebuah pesawat televisi diletakkan di atas meja plastik berwarna hijau. Menghadap ke pintu masuk, ada tiga kursi lainnya. Di seberangnya, sebuah kursi bambu difungsikan sebagai kursi untuk menerima tamu. Sepiring makanan tradisional seperti jadah, getas, dan sesisir pisang tersaji di atas mej