Skip to main content

Jojo dan Jokowi

Perhelatan Asian Games 2018 akan segera berakhir.
Ada beberapa momen yang saya tangkap selama perhelatan tersebut.

1. Presiden Jokowi naik motor

Pembukaan Asian Games 2018 di Jakarta, tepatnya Gelora Bung Karno memang sensasional. Orang-orang menyebutnya meniru Olimpiade di Inggiris yang mana menurut saya berarti kualitasnya setingkat olimpiade. Yaaa maklum aja di belakangnya ada Wishnutama yang dikenal idenya yang fantastis.

Salah satu ide yang fantastis ialah saat ceremony diawali dengan video Presiden Jokowi yang terjebak kemacetan, akhirnya naik motor dan berpakaian serba hitam. Dia melenggak-lenggok kanan kiri, sampai ngepot nungging tapi tetap mengutamakan penyeberang jalan.

Ide yang benar-benar keren banget ya...out of the box meski itu banyak yang menyebut meniru Queen Elizabeth terjun dari helikopter.


Anehnya..orang (cebong ama kampret termasuk orang gak sih?) malah meributkan adanya stuntman. Ya jelas aja lah pake stuntman, artis macam Tom Cruise aja pake stuntman, pesulap Damien aja pakai stuntman. Mosok sekelas presiden disuruh akting sendiri?

2. Jonatan Christie alias Jojo

Sosok Jonatan Christie adalah figur yang paling diperbincangkan, terutama para mahmud alias mamah muda. Gimana enggak, selebrasi yang dia lakukan usai memenangkan emas bulutangkis di  Asian Games 2018 bikin ehem...

Selebrasi-nya sebenarnya bentuk hal yang wajar. Sebagai atlet, dia berjuang mati-matian mengharumkan nama bangsa. Tapi ya namanya juga netijen...suka-suka salfok gitu. Apalagi mahmud liat sixpack. Astaghfirullah...



3. #wowosayangwiwi

Ini yang lebih fenomenal lagi. Pesilat Hanifan Yudani Kusumah tidak hanya mengharumkan nama Indonesia dengan meraih emas. Ia juga bikin Indonesia yang panas gegara polah gak penting cebong dan kampret, menjadi adem.

Pasti ingetlah dengan ajakan pelukan Hanifan kepada Presiden Jokowi dan Prabowo Subianto (Ketua IPSI). Dua kandidat presiden RI di 2019 mendatang, yang sama-sama punya fans militan, ngalah-ngalahi penggemar K-Pop.

Pelukan penuh haru. Penuh kebahagiaan. Dada terasa haru karena emas Hanifan, juga pelukan dua tokoh politik Indonesia. Gak bisa dijelaskan dengan kata-kata pokoknya. Bikin bikin bikin bikin bikin adeeeeeeeeeeeeeeeem.....nyeesssss

Selebrasi buka baju pebulu tangkis yang akrab disapa Jojo ini memang sedang hangat diperbincangkan. Selain histeria penonton yang hadir di Istora Senayan, berbagai reaksi lain timbul, terutama di media sosial. Di media sosial, kali ini wacana yang muncul adalah komentar-komentar yang dianggap berlebihan dan berpotensi menjadi pelecehan. Menurut Jojo, seharusnya masyarakat bisa lebih bijak dalam berkomentar dan tidak berlebihan.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Jonatan Christie Harap Selebrasi Buka Bajunya Tidak Disalahgunakan", https://bola.kompas.com/read/2018/08/30/22150068/jonatan-christie-harap-selebrasi-buka-bajunya-tidak-disalahgunakan.
Penulis : M. Hafidz Imaduddin
Editor : Aloysius Gonsaga AE
Sudahkah cebong dan kampret berpelukan hari ini?



4. Prestasi terbaik Indonesia selama Asian Games

Perhelatan Asian Games yang ke-18 ini didsebut sebagai prestasi terbaik Indonesia selama ini. Indonesia merajai di nomor pencak silat. Indonesia memenangkan 31 emas, 24 perak dan perunggu sebanyak 43 buah serta sukses nangkring di posisi keempat klasemen.

Kejutan prestasi ini bahkan dianggap sebagai kebangkitan olahraga Indonesia.

Cekidot ulasan CNN ini
https://www.cnnindonesia.com/olahraga/20180831170843-178-326616/kejutan-prestasi-indonesia-di-asian-games-2018

Ohya nanti sebelum closing ceremony Asian Games 2018 akan ada pengibaran bendera China dan pemutaran lagu kebangsaan China. Jangan salah sangka ini sebagai bentuk intimidasi aseng...tapi di tahun 2022 alias Asian Games ke-19 akan diselenggarakan di Hangzhou China.

SIAPAAA KITAAAAA....INDONESIAAAAA
SIAPA KITAAAAAA.....INDONESIAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA

Comments

Popular posts from this blog

Surabaya "hot potatoes"

Dua hari ini, Surabaya panas membara. Panas dalam arti sebenarnya. Membara dalam arti kiasan saking panasnya. Lek jare arek Suroboyo: "Hot potatoes" alias panas ngentang-ngentang. Atau : "The hot is not public" alias panas ra umum, ora njamak panase. Intinya panas di Surabaya dalam setahun belakangan ini benar-benar tak seperti biasane. Hampir 15 tahun tinggal di Surabaya - meski dalam periode tertentu meninggalkan kota ini - tau betul lah kalo Surabaya itu kota panas. Panas karena sinar matahari yang benar-benar menyengat. Bukan karena air laut - seperti Semarang, atau Jakarta - panas ditambah polusi yang parah. Mungkin tak sepanas Pontianak yang berada di garis khatulistiwa, tapi coba deh tinggal disini selama seminggu. Yang jelas, penjelasan Wikipedia bersuhu udara rata-rata 23,6 °C hingga 33,8 °C gak pas jeh. Dalam sebulan ini mencoba mengamati suhu di Surabaya terutama di siang hari. Nyaris gak pernah di bawah 33 derajat celcius. Bahkan hari ini,

(Sebaiknya) Mahasiswa FK Harus Orang Kaya

Selasa (29/11) pagi, saya mengunjungi Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada. Setelah berbincang dengan kolega baru, saya bersama beberapa kawan memutuskan untuk sarapan di kantin kampus. Jujur, saya sangat menikmati makanan sehat yang disajikan kantin itu terutama ketiadaan penggunaan MSG. Saya pun merasa nyaman dengan kampusnya yang bersih, dengan para calon dokter berpakaian rapi dan cantik bersliweran sembari membawa buku tebal. Melihat beberapa di antaranya mengenakan jas dokter begitu gagah dan menawan. Apalagi, cuaca pagi tadi sangat cerah. Tetapi, kenyamanan saya tiba-tiba terusik dengan tindakan salah seorang mahasiswa disana. Jamaknya sebuah kantin yang meja-kursi selalu penuh dan harus berbagi dengan orang lain yang tidak satu kelompok, mahasiswi itu terlihat sangat memusuhi dan judes. Awalnya cuek. Tapi ketika dia sudah pindah meja, dengan seenaknya mengambil wadah sambal tanpa permisi. Sontak, saya pun kecewa. Hilang rasa simpati saya terhadap mahasiswa kedokteran

Agung Bakhtiyar, Anak Tukang Becak yang Sukses Jadi Dokter UGM

Tekan Biaya Kuliah dengan Pinjam Buku ke Senior Meski hidup dengan kondisi ekonomi yang serba kekurangan, Agung Bakhtiyar mampu mewujudkan impiannya. Anak tukang becak itu kemarin (8/7) diwisuda menjadi dokter dari Fakultas Kedokteran UGM dengan IPK 3,51. NANI MASHITA Rumah bercat hijau dan berdinding gedhek itu begitu sederhana. Di salah satu sisinya terbuka sebuah jendela kecil. Seorang pria tua dengan ramah menyapa dan mempersilakan Jogja Raya masuk ke rumah di Terban GK/V No 719, Kelurahan Terban, Kecamatan Gondokusuman. Di ruang tamu seluas 3x4 meter tersebut, ada beberapa perabotan yang ditaruh sekenanya. Meja kayu bundar yang tak begitu besar diletakkan di sudut ruangan. Sebuah pesawat televisi diletakkan di atas meja plastik berwarna hijau. Menghadap ke pintu masuk, ada tiga kursi lainnya. Di seberangnya, sebuah kursi bambu difungsikan sebagai kursi untuk menerima tamu. Sepiring makanan tradisional seperti jadah, getas, dan sesisir pisang tersaji di atas mej