Siapa yang gak mau berwisata? Errr…kayaknya gak
bakal ada yang menolak deh kalau diajak jalan-jalan, abis itu gratis pula.
Hahhaha….modus nyari gretongan nich.
Sayangnya, kebanyakan kita berpikir bahwa yang
namanya jalan-jalan a.k.a wisata a.k.a travelling (bahasa Inggris) itu harus ke
tempat wisata atau ke luar negeri. Oh nooo…….hal semacam itu tidak selamanya benar. Bahwa ke tempat
wisata, adalah salah satu model yang lazim kita lakukan. Tapi bukan berarti kita menutup
kemungkinan jalan-jalan model lain.
Wisata alternatif adalah :
1. wisata kuliner2. wisata religi
3. wisata minat khusus
Jalan-jalan bareng House of Sampoerna |
WISATA KULINER
Tentu dong kalau kalian semua pasti tahu apa nih
maknanya wisata model ginian. Intinya adalah: makan-makaaaaaaaaaaan yang enak. Hahahhaahah.
Pilihannya tentu saja mendatangi tempat-tempat
penjual makanan. Terserah deh pilihan yang mana, bisa yang paling laris – paling
terkenal – paling enak di daerah tertentu. Biasanya sih kalau enak, pasti laris
banget dan akhirnya jadi terkenal. Yang seru adalah kalau kita bisa nemuin
lokasi makan-makan enak yang baru dan gak diketahui oleh publik dan akhirnya
jadi ikutan terkenal deh.
WISATA RELIGI
Saat ini, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
RI sudah meluncurkan adanya jenis wisata baru yaitu wisata religi. Pemerintah menganggap
masyarakat Indonesia, yang sangat reliigus, memiliki kekhasan sendiri dalam hal
wisata religi. Banyak tempat-tempat religi, baik dari segi bangunan maupun
kebudayaannya,sangat ramai dikunjungi oleh masyarakat. Seperti Sunan Ampel
maupun kunjungan ke makam Walisongo.
Tidak hanya memenuhi rasa spiritualitas, wisata
macam ini juga memenuhi kantong-kantong jadwal travel agent. Dan tentu saja,
masyarakat di seputar lokasi tempat religi tersebut baik penjual suvernir
maupun yang jual makanan-minuman.
WISATA MINAT KHUSUS
Pariwisata minat khusus menurut
Fandeli (1992:107) dapat terfokus pada aspek budaya, misalnya tarian/musik/seni
tradisional, kerajinan, arsitektur, pola tradisi masyarakat, aktivitas ekonomi
yang spesifik, arkeologi dan sejarah. Dan kedua adalah aspek alam, berupa
kekayaan flora fauna, gejala geologi, keeksotikan taman nasional, hutan, sungai,
air terjun, pantai, laut dan perilaku ekosistem tertentu.
Wisata minat khusus (Special Interest Tourism) merupakan bentuk
kegiatan dengan wisatawan individu, kelompok atau rombongan kecil yang
bertujuan untuk belejar dan berupaya mendapatkan pengalaman tentang suatu hal
di daerah yang dikunjungi (Fandeli, 2002:107).
Secara singkat wisata minat khusus tidak hanya untuk
menyegarkan jiwa agar kembali segar bekerja lagi. Tapi juga memiliki unsur-unsur
pembelajaran, menghargai keindahan alam atau keunikan atraksi tertentu,
memperkaya pengetahuan serta unsur petualangan.
Trus mana nih yg bikin wisata khusus? Ahahaha…gak
usah pusing-pusing.
Asalkan memenuhi keempat unsur di atas – pembelajaran,
penghargaan, memperkaya diri dan petualangan – maka sudah masuk wisata khusus.
Perlu duit? Hmm…ada banyak wisata khusus yang
membutuhkan dompet tebal supaya bisa menikmati jalan-jalan macam ini. Tapi ada
juga kok yang murah-meriah yaitu jalan-jalan dalam kota seperti berkunjung ke
museum atau menelusuri jejak-jejak budaya atau sejarah di kota kita
masing-masing.
So…let’s travelling!!!!!!! Horrraaay………
Comments