Skip to main content

UGM Siapkan 3.481 Kursi Jalur Undangan

JOGJA – Universitas Gadjah Mada membuka pendaftaran Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) jalur undangan mulai 1 Februari mendatang. Total kursi yang disiapkan sebanyak 3.481 kursi.
Kepala Direktorat Administrasi Akademik UGM, Budi Prasetyo W, mengatakan sejak tahun 2011 UGM tidak lagi membuka seleksi mandiri. Universitas tersebut hanya membuka dua jalur SNMPTN yaitu ujian tulis dan jalur undangan. “Kami rasa tanpa jalur mandiri, UGM bisa mendapatkan siswa yang lebih berkualitas,” ujarnya saat dikonfirmasi, Jumat (20/1).
Hingga kini, baru dua universitas yang menjaring siswanya lewat mekanisme SNMPTN saja yaitu UGM dan Institut Teknologi Bandung (ITB). Sesuai jadwal, UGM akan membuka pendaftaran mulai 1 Februari hingga 8 Maret 2012. Siswa yang mengikuti jalur ini diwajibkan untuk mengisi dan menyerahkan Formulir Kesediaan Pembayaran SPMA (Sumbangan Peningkatan Mutu Akademik) paling lambat pada 12 Maret. Sedangkan hasil seleksi akan diumumkan 25 Mei mendatang.
Dia menjelaskan UGM akan mengirimkan undangan ke sekolah-sekolah se-Indonesia untuk mengirimkan siswa terbaiknya. Dibandingkan tahun ini, ada beberapa perubahan dalam seleksi penerimaan calon mahasiswa lewat jalur undangan. “Nanti kepala sekolah yang mendaftarkan siswanya untuk diseleksi lewat jalur undangan,” katanya.
Akreditasi menjadi salah satu syarat bagi sekolah mengajukan siswanya untuk ikut lewat jalur undangan. Komposisinya akreditasi A bisa mendaftarkan 50 persen siswanya yang berprestasi, akreditasi B bisa mengusulkan 30 persen, akreditasi C mengajukan 15 persen siswa dan siswanya untuk sekolah baru atau belum terakreditasi mendapat porsi 5 persen saja.
Dia mencontohkan jika SMA X terakreditasi A memiliki empat kelas parallel yang berisi masing-masing 50 siswa maka boleh mendaftarkan 100 siswanya. Dengan catatan 50 persen populasi harus konsisten dengan prestasinya di semester tiga, empat dan lima. Kalau prestasinya turun di semester empat, berarti tidak bisa diusulkan untuk ikut jalur undangan. “Adapun nilai yang dilihat dari tiga semester itu juga hanya tertentu saja yaitu yang di-UN-kan,” tuturnya.
Soal perubahan persyaratan, Budi mengatakan hal ini perlu dilakukan demi rasa keadilan. Dia mengatakan tahun lalu, siswa Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional maupun kelas akselerasi mendominasi peserta. Pola tersebut diubah karena pihaknya tidak menginginkan muncul gejolak sosial lewat pembatasan RSBI atau yang bukan RSBI. “RSBI kan tidak selalu lebih baik dari kelas biasa. Nah, UGM mencoba ingin lebih objektif untuk jalur undangan tahun ini,” tuturnya.
Adapun komposisi kursi tidak mengikuti standar nasional yaitu 60 persen untuk seleksi ujian tulis dan 40 persen untuk jalur mandiri. Total ada 3.481 kursi yang disediakan untuk SNMPTN jalur undangan di 18 program studi yang dimiliki UGM.
Prodi Farmasi adalah fakultas yang paling banyak menyediakan kursi jalur undangan yaitu 160 buah. Sedangkan formasi lewat ujian tulis hanya 60 kursi saja. Prodi yang paling sedikit menyediakan kursi jalur undangan adalah prodi Bahasa Korea dan Sastra Prancis dari Fakultas Ilmu Budaya. Masing-masing hanya menyediakan 10 kursi saja menyesuaikan kuota di dua prodi ini yang tidak terlalu banyak.
Sedangkan untuk pendaftaran SNMPTN Jalur Ujian Tertulis (Utul), bakal dilaksanakan pada 11 Maret - 30 Mei mendatang disusul dengan pengumpulan formulir kesediaan membayar SPMA pada 6 Juni. Jadwal selanjutnya adalah pelaksanaan utul 12-13 Juni mendatang.

Informasi lengkap bisa klik disini gan:
http://um.ugm.ac.id/snmptnugm2012/

Comments

Popular posts from this blog

Surabaya "hot potatoes"

Dua hari ini, Surabaya panas membara. Panas dalam arti sebenarnya. Membara dalam arti kiasan saking panasnya. Lek jare arek Suroboyo: "Hot potatoes" alias panas ngentang-ngentang. Atau : "The hot is not public" alias panas ra umum, ora njamak panase. Intinya panas di Surabaya dalam setahun belakangan ini benar-benar tak seperti biasane. Hampir 15 tahun tinggal di Surabaya - meski dalam periode tertentu meninggalkan kota ini - tau betul lah kalo Surabaya itu kota panas. Panas karena sinar matahari yang benar-benar menyengat. Bukan karena air laut - seperti Semarang, atau Jakarta - panas ditambah polusi yang parah. Mungkin tak sepanas Pontianak yang berada di garis khatulistiwa, tapi coba deh tinggal disini selama seminggu. Yang jelas, penjelasan Wikipedia bersuhu udara rata-rata 23,6 °C hingga 33,8 °C gak pas jeh. Dalam sebulan ini mencoba mengamati suhu di Surabaya terutama di siang hari. Nyaris gak pernah di bawah 33 derajat celcius. Bahkan hari ini,

(Sebaiknya) Mahasiswa FK Harus Orang Kaya

Selasa (29/11) pagi, saya mengunjungi Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada. Setelah berbincang dengan kolega baru, saya bersama beberapa kawan memutuskan untuk sarapan di kantin kampus. Jujur, saya sangat menikmati makanan sehat yang disajikan kantin itu terutama ketiadaan penggunaan MSG. Saya pun merasa nyaman dengan kampusnya yang bersih, dengan para calon dokter berpakaian rapi dan cantik bersliweran sembari membawa buku tebal. Melihat beberapa di antaranya mengenakan jas dokter begitu gagah dan menawan. Apalagi, cuaca pagi tadi sangat cerah. Tetapi, kenyamanan saya tiba-tiba terusik dengan tindakan salah seorang mahasiswa disana. Jamaknya sebuah kantin yang meja-kursi selalu penuh dan harus berbagi dengan orang lain yang tidak satu kelompok, mahasiswi itu terlihat sangat memusuhi dan judes. Awalnya cuek. Tapi ketika dia sudah pindah meja, dengan seenaknya mengambil wadah sambal tanpa permisi. Sontak, saya pun kecewa. Hilang rasa simpati saya terhadap mahasiswa kedokteran

Agung Bakhtiyar, Anak Tukang Becak yang Sukses Jadi Dokter UGM

Tekan Biaya Kuliah dengan Pinjam Buku ke Senior Meski hidup dengan kondisi ekonomi yang serba kekurangan, Agung Bakhtiyar mampu mewujudkan impiannya. Anak tukang becak itu kemarin (8/7) diwisuda menjadi dokter dari Fakultas Kedokteran UGM dengan IPK 3,51. NANI MASHITA Rumah bercat hijau dan berdinding gedhek itu begitu sederhana. Di salah satu sisinya terbuka sebuah jendela kecil. Seorang pria tua dengan ramah menyapa dan mempersilakan Jogja Raya masuk ke rumah di Terban GK/V No 719, Kelurahan Terban, Kecamatan Gondokusuman. Di ruang tamu seluas 3x4 meter tersebut, ada beberapa perabotan yang ditaruh sekenanya. Meja kayu bundar yang tak begitu besar diletakkan di sudut ruangan. Sebuah pesawat televisi diletakkan di atas meja plastik berwarna hijau. Menghadap ke pintu masuk, ada tiga kursi lainnya. Di seberangnya, sebuah kursi bambu difungsikan sebagai kursi untuk menerima tamu. Sepiring makanan tradisional seperti jadah, getas, dan sesisir pisang tersaji di atas mej