JOGJA – Proses penerimaan peserta didik baru (PPDB) untuk siswa pemegang kartu menuju sejahtera (KMS) kemarin (22/6) diumumkan secara serentak di seluruh jenjang pendidikan. Dinas Pendidikan Kota Jogja menemukan ada ratusan siswa yang ’’hilang’’ dan tidak mengikuti pendaftaran.
Sekretaris Dindik Kota Jogja Budi Asrori menjelaskan, dari hasil pendaftaran PPDB jenjang SMP/SMA/SMK, hanya 1.880 siswa KMS yang terdata ikut mendaftar. Padahal, rekapitulasi pendataan siswa KMS yang digelar pekan lalu mencatat siswa yang terdata sebanyak 2.043 orang.
’’Saya juga tidak tahu kenapa mereka tidak ikut mendaftar. Kalau tidak daftar kok ikut pendataan siswa KMS,” kata Budi.
Dari rekapitulasi dindik, 2.043 siswa KMS itu terdiri atas 1.028 lulusan SD yang ingin melanjutkan ke SMP dan 1.015 siswa yang ingin melanjutkan ke SMA/SMK. Namun, siswa yang mendaftar di jenjang SMP ternyata hanya 971 siswa, jenjang SMK yang mendaftar 830 siswa, sedangkan jenjang SMA hanya 79 siswa ikut proses PPDB. Total siswa KMS seluruh jenjang yang mendaftar 1.880. Berarti ada 163 siswa KMS yang tidak mengikuti pendaftaran jalur KMS, 20-21 Juni lalu.
Meski belum diketahui secara pasti ke mana 163 siswa KMS tersebut, Budi tidak berani berspekulasi bahwa siswa-siswa dari kalangan kurang mampu itu lantas putus sekolah karena alasan ekonomi.
’’Belum ada kepastian kenapa mereka tidak ikut daftar. Mungkin saja mereka memilih sekolah di luar kota Jogja seperti di Sleman, Bantul atau kota lainnya,” tuturnya.
Fakta lain dari proses PPDB tahun ini adalah banyaknya kursi kosong siswa KMS di seluruh jenjang. Berdasar data yang masuk di dindik, kuota siswa KMS untuk jenjang SMA yang semestinya sebanyak 129 kursi, ternyata hanya terisi 79 siswa atau kosong 50 kursi.
Lalu, untuk SMP, jatah siswa KMS yang disediakan 851 kursi, terisi 817 siswa (kosong 34 kursi). Sedangkan untuk SMK, dari kuota 894 kursi, hanya terpenuhi 773 siswa (kosong 121 kursi). Jadi, total terdapat 205 kursi yang tidak terisi (selengkapnya lihat grafis). Jumlah tersebut akan bertambah apabila siswa KMS yang diterima di sekolah tujuan tidak mendaftar ulang hingga hari ini.
’’Nanti jatah siswa KMS yang tidak terpenuhi akan kami oper untuk ditambahkan ke kuota siswa reguler dalam kota,” ujarnya.
Budi mengatakan meski secara matematis mayoritas siswa KMS diterima di sekolah tujuan, namun ada beberapa hal yang menyebabkan siswa akhirnya tidak lolos seleksi. Dia mencontohkan, kuota SMK yang 894 kursi dengan jumlah pendaftar 830 siswa. Seharusnya semua pendaftar diterima. Tapi ternyata ada siswa yang tidak diterima. Hal itu karena banyak siswa yang menyerbu jurusan-jurusan tertentu, sehingga pasti ada yang terpental lantaran di jurusan itu kuotanya terbatas.
’’Sama juga di jenjang SMP seperti di SMPN 15 yang diserbu 140 pendaftar, padahal kuotanya hanya 100 siswa,” paparnya.
Sedangkan untuk kasus minimnya minat siswa mendaftar di sekolah RSBI (rintisan sekolah bertaraf internasional), Budi menyatakan dindik akan melakukan pengkajian. Namun, diduga antara lain karena beban materi ketika siswa bersekolah di RSBI.
’’Yang pasti, hasil PPDB ini menunjukkan bahwa tidak ada intervensi dari dinas untuk mengarahkan siswa ke sekolah tertentu. Semua sudah sesuai dengan sistem,” tegasnya.
Budi mengingatkan, siswa yang dinyatakan lolos seleksi untuk segera melakukan daftar ulang di sekolah masing-masing, paling lambat hari ini. Bila hingga hari ini tidak mendaftar ulang, kemungkinan besar peluangnya masuk sekolah yang dituju akan hangus.
Sementara itu, suasana pendaftaran ulang di SMPN 15 Jogja kemarin sudah terlihat ramai. Menurut Kepala SMPN 15 Sukirno, untuk daftar ulang siswa cukup membawa bukti tanda pendaftaran. Setelah itu, siswa diminta untuk mengisi formulir pendataan, nomor induk siswa, fotocopy rapor, dan menandatangani surat pernyataan patuh tata tertib sekolah dan bebas dari narkoba.
’’Hanya itu saja yang harus dilakukan untuk daftar ulang,” tandasnya.
Tahun ini SMPN 15 menerima siswa KMS sebanyak 100 orang (susuai kuota). Dengan rincian, 84 siswa memilih SMPN 15 sebagai pilihan pertama, sisanya pilihan kedua. Nilai terendah yang diterima 19,35 dan nilai tertinggi 25,65.
Boleh Cabut Berkas
Sementara itu, proses PPDB untuk jenjang SD akan digelar serentak di 127 sekolah di Jogja. Pendaftaran tidak menggunakan sistem real time online (RTO). Orang tua siswa juga diizinkan mencabut berkas jika menganggap peluang anaknya diterima di sekolah pilihan ternyata tipis.
Pendaftaran PPDB SD akan dilakukan hari ini (23/6) dan besok. Seluruh sekolah sudah bersiap-siap menerima pendaftaran siswa. Menurut Kepala SDN Jetisharjo Sidiq, pihaknya sudah menyiapkan data-data terkait format entry data yang mengacu pada juknis dan juklak yang dikeluarkan Dindik Kota Jogja.
’’Tahun ini kami menerima 56 siswa yang akan dibagi dalam dua rombongan kelas,” kata Sidiq, Rabu (22/6).
Sekolah sudah menyiapkan mekanisme pendaftaran, termasuk petugas yang akan melayani orang tua siswa. Sekolah juga menyiapkan layar khusus untuk menampilkan data-data hasil seleksi PPDB. ’’Siapa saja siswa yang diterima, orang tua bisa lihat langsung di layer monitor,” ujarnya.
Seleksi PPDB SD tahun ini mengalami sedikit perubahan. Barometernya tidak sekadar umur namun juga wilayah. Lokasi rumah siswa berdampak cukup signifikan pada penerimaan siswa. Pasalnya, dindik mengeluarkan kebijakan bahwa calon siswa yang berasal dari satu kecamatan dengan sekolah, mendapat tambahan usia dua bulan. Siswa yang berasal dari luar kecamatan hanya mendapat tambahan satu bulan. Sedangkan siswa luar kota, tidak mendapat penambahan umur. Siswa yang berusia 7 tahun wajib untuk diterima sedangkan siswa yang masih berusia 6 tahun, berhak untuk diterima di sekolah yang dipilihnya.
Lebih lanjut Sidiq mengatakan, apabila nanti di posisi terakhir ada dua calon siswa yang memiliki umur dan kewilayahan yang sama, maka sekolah akan mengambil siswa yang mendaftar lebih dulu. ’’Aturan dari dinas seperti itu,” tegasnya.
Untuk syarat pendaftaran, calon siswa diminta menyerahkan akta kelahiran asli dan satu fotocopy yang dilegalisasi. Selain itu, orang tua siswa juga membawa kartu keluarga serta menyerahkan fotocopy-nya.
Di tengah proses pendaftaran, orang tua boleh mencabut berkas anaknya bila merasa peluang diterimanya kecil. Berkas itu bisa dipakai untuk mendaftar di sekolah lain. ’’Besok (hari ini, Red) mungkin belum terlalu ramai. Tapi, pada hari kedua pendaftaran, Jumat, pasti akan terjadi cabut-mencabut berkas,” tuturnya.
Sementara itu, SDN Glagah tahun ini akan menerima tiga rombongan kelas sebanyak 84 siswa. Sekolah tersebut sudah menyiapkan sejumlah pengumuman yang mengatur tata cara pendaftaran.
Menurut Kabid Dikdas Dindik Kota Jogja Sugeng M. Subono, perubahan dasar pendaftaran siswa SD yang berbasis usia dan kewilayahan dilakukan untuk mengoptimalkan proses belajar-mengajar siswa.
’’Juga bisa menurunkan tingkat kemacetan lalu lintas, karena siswa dapat berangkat sendiri bila sekolahnya dekat rumah,” ujarnya. (sit/ari)
Tabel Kursi kosong
Jenjang Kuota Pendaftar Terisi Kosong
- SMP 851 971 817 34
- SMA 129 79 79 50
- SMK 894 830 773 121
TOTAL 1.874 1.880 1.669 205
Sumber: Dindik Kota Jogja
Sekretaris Dindik Kota Jogja Budi Asrori menjelaskan, dari hasil pendaftaran PPDB jenjang SMP/SMA/SMK, hanya 1.880 siswa KMS yang terdata ikut mendaftar. Padahal, rekapitulasi pendataan siswa KMS yang digelar pekan lalu mencatat siswa yang terdata sebanyak 2.043 orang.
’’Saya juga tidak tahu kenapa mereka tidak ikut mendaftar. Kalau tidak daftar kok ikut pendataan siswa KMS,” kata Budi.
Dari rekapitulasi dindik, 2.043 siswa KMS itu terdiri atas 1.028 lulusan SD yang ingin melanjutkan ke SMP dan 1.015 siswa yang ingin melanjutkan ke SMA/SMK. Namun, siswa yang mendaftar di jenjang SMP ternyata hanya 971 siswa, jenjang SMK yang mendaftar 830 siswa, sedangkan jenjang SMA hanya 79 siswa ikut proses PPDB. Total siswa KMS seluruh jenjang yang mendaftar 1.880. Berarti ada 163 siswa KMS yang tidak mengikuti pendaftaran jalur KMS, 20-21 Juni lalu.
Meski belum diketahui secara pasti ke mana 163 siswa KMS tersebut, Budi tidak berani berspekulasi bahwa siswa-siswa dari kalangan kurang mampu itu lantas putus sekolah karena alasan ekonomi.
’’Belum ada kepastian kenapa mereka tidak ikut daftar. Mungkin saja mereka memilih sekolah di luar kota Jogja seperti di Sleman, Bantul atau kota lainnya,” tuturnya.
Fakta lain dari proses PPDB tahun ini adalah banyaknya kursi kosong siswa KMS di seluruh jenjang. Berdasar data yang masuk di dindik, kuota siswa KMS untuk jenjang SMA yang semestinya sebanyak 129 kursi, ternyata hanya terisi 79 siswa atau kosong 50 kursi.
Lalu, untuk SMP, jatah siswa KMS yang disediakan 851 kursi, terisi 817 siswa (kosong 34 kursi). Sedangkan untuk SMK, dari kuota 894 kursi, hanya terpenuhi 773 siswa (kosong 121 kursi). Jadi, total terdapat 205 kursi yang tidak terisi (selengkapnya lihat grafis). Jumlah tersebut akan bertambah apabila siswa KMS yang diterima di sekolah tujuan tidak mendaftar ulang hingga hari ini.
’’Nanti jatah siswa KMS yang tidak terpenuhi akan kami oper untuk ditambahkan ke kuota siswa reguler dalam kota,” ujarnya.
Budi mengatakan meski secara matematis mayoritas siswa KMS diterima di sekolah tujuan, namun ada beberapa hal yang menyebabkan siswa akhirnya tidak lolos seleksi. Dia mencontohkan, kuota SMK yang 894 kursi dengan jumlah pendaftar 830 siswa. Seharusnya semua pendaftar diterima. Tapi ternyata ada siswa yang tidak diterima. Hal itu karena banyak siswa yang menyerbu jurusan-jurusan tertentu, sehingga pasti ada yang terpental lantaran di jurusan itu kuotanya terbatas.
’’Sama juga di jenjang SMP seperti di SMPN 15 yang diserbu 140 pendaftar, padahal kuotanya hanya 100 siswa,” paparnya.
Sedangkan untuk kasus minimnya minat siswa mendaftar di sekolah RSBI (rintisan sekolah bertaraf internasional), Budi menyatakan dindik akan melakukan pengkajian. Namun, diduga antara lain karena beban materi ketika siswa bersekolah di RSBI.
’’Yang pasti, hasil PPDB ini menunjukkan bahwa tidak ada intervensi dari dinas untuk mengarahkan siswa ke sekolah tertentu. Semua sudah sesuai dengan sistem,” tegasnya.
Budi mengingatkan, siswa yang dinyatakan lolos seleksi untuk segera melakukan daftar ulang di sekolah masing-masing, paling lambat hari ini. Bila hingga hari ini tidak mendaftar ulang, kemungkinan besar peluangnya masuk sekolah yang dituju akan hangus.
Sementara itu, suasana pendaftaran ulang di SMPN 15 Jogja kemarin sudah terlihat ramai. Menurut Kepala SMPN 15 Sukirno, untuk daftar ulang siswa cukup membawa bukti tanda pendaftaran. Setelah itu, siswa diminta untuk mengisi formulir pendataan, nomor induk siswa, fotocopy rapor, dan menandatangani surat pernyataan patuh tata tertib sekolah dan bebas dari narkoba.
’’Hanya itu saja yang harus dilakukan untuk daftar ulang,” tandasnya.
Tahun ini SMPN 15 menerima siswa KMS sebanyak 100 orang (susuai kuota). Dengan rincian, 84 siswa memilih SMPN 15 sebagai pilihan pertama, sisanya pilihan kedua. Nilai terendah yang diterima 19,35 dan nilai tertinggi 25,65.
Boleh Cabut Berkas
Sementara itu, proses PPDB untuk jenjang SD akan digelar serentak di 127 sekolah di Jogja. Pendaftaran tidak menggunakan sistem real time online (RTO). Orang tua siswa juga diizinkan mencabut berkas jika menganggap peluang anaknya diterima di sekolah pilihan ternyata tipis.
Pendaftaran PPDB SD akan dilakukan hari ini (23/6) dan besok. Seluruh sekolah sudah bersiap-siap menerima pendaftaran siswa. Menurut Kepala SDN Jetisharjo Sidiq, pihaknya sudah menyiapkan data-data terkait format entry data yang mengacu pada juknis dan juklak yang dikeluarkan Dindik Kota Jogja.
’’Tahun ini kami menerima 56 siswa yang akan dibagi dalam dua rombongan kelas,” kata Sidiq, Rabu (22/6).
Sekolah sudah menyiapkan mekanisme pendaftaran, termasuk petugas yang akan melayani orang tua siswa. Sekolah juga menyiapkan layar khusus untuk menampilkan data-data hasil seleksi PPDB. ’’Siapa saja siswa yang diterima, orang tua bisa lihat langsung di layer monitor,” ujarnya.
Seleksi PPDB SD tahun ini mengalami sedikit perubahan. Barometernya tidak sekadar umur namun juga wilayah. Lokasi rumah siswa berdampak cukup signifikan pada penerimaan siswa. Pasalnya, dindik mengeluarkan kebijakan bahwa calon siswa yang berasal dari satu kecamatan dengan sekolah, mendapat tambahan usia dua bulan. Siswa yang berasal dari luar kecamatan hanya mendapat tambahan satu bulan. Sedangkan siswa luar kota, tidak mendapat penambahan umur. Siswa yang berusia 7 tahun wajib untuk diterima sedangkan siswa yang masih berusia 6 tahun, berhak untuk diterima di sekolah yang dipilihnya.
Lebih lanjut Sidiq mengatakan, apabila nanti di posisi terakhir ada dua calon siswa yang memiliki umur dan kewilayahan yang sama, maka sekolah akan mengambil siswa yang mendaftar lebih dulu. ’’Aturan dari dinas seperti itu,” tegasnya.
Untuk syarat pendaftaran, calon siswa diminta menyerahkan akta kelahiran asli dan satu fotocopy yang dilegalisasi. Selain itu, orang tua siswa juga membawa kartu keluarga serta menyerahkan fotocopy-nya.
Di tengah proses pendaftaran, orang tua boleh mencabut berkas anaknya bila merasa peluang diterimanya kecil. Berkas itu bisa dipakai untuk mendaftar di sekolah lain. ’’Besok (hari ini, Red) mungkin belum terlalu ramai. Tapi, pada hari kedua pendaftaran, Jumat, pasti akan terjadi cabut-mencabut berkas,” tuturnya.
Sementara itu, SDN Glagah tahun ini akan menerima tiga rombongan kelas sebanyak 84 siswa. Sekolah tersebut sudah menyiapkan sejumlah pengumuman yang mengatur tata cara pendaftaran.
Menurut Kabid Dikdas Dindik Kota Jogja Sugeng M. Subono, perubahan dasar pendaftaran siswa SD yang berbasis usia dan kewilayahan dilakukan untuk mengoptimalkan proses belajar-mengajar siswa.
’’Juga bisa menurunkan tingkat kemacetan lalu lintas, karena siswa dapat berangkat sendiri bila sekolahnya dekat rumah,” ujarnya. (sit/ari)
Tabel Kursi kosong
Jenjang Kuota Pendaftar Terisi Kosong
- SMP 851 971 817 34
- SMA 129 79 79 50
- SMK 894 830 773 121
TOTAL 1.874 1.880 1.669 205
Sumber: Dindik Kota Jogja
Comments