Skip to main content

Morning rush setengah hati

Kapan Anda merasa "rush" alias merasa terburu-buru, bekerja super cepat dan serasa dibawah tekanan?

Mungkin ada yang menjawab ketika berangkat kerja lalu terkena macet parah. Mungkin ada juga mengalami "rush" ketika diajak ketemu ama calon mertua.

Kalau saya sih, ada dua periode.

Yang pertama ya pas pagi hari, sejak mata melek sampai berangkat kerja.
Sejak punya baby bernama Khalila Aulia Qurrota'ayun, tidur dah gak pernah nyenyak lagi. Apalagi kalau bukan karena bayi lucu nan menggemaskan ini minta susu tiap dua jam sekali. Yap...tiap dua jam sekali dia selalu nangis minta susu. Dulu malah ditambahi ngompol ama pup. Sekarang udah pake popok, plus popok kain (clodi) yang bikin hemat.



Rasanya lelaaaaah banget.
Belum lagi, melek Ayun sekarang sebelum Subuh ada ritualnya yaitu pup.
Daaan mungkin betah-betahnya di kamar cuma setengah jam. Abis itu, nendang-nendang minta digendong keluar kamar. Dia bosan.

Dan ia tahu apa itu pintu keluar. Tiap kali melewati pintu keluar, dia akan tersenyum gembira seolah menemukan mainan super lucu di luar kamar. Aaaagghh...tatapan matanya bikin gemaaasss.

Sedangkan mamanya terkantuk-kantuk karena kurang tidur, harus tetap waspada agar tetap rileks di tengah polahnya yang tengah aktif saat ini. Itu waktu saya bermain-main dengan Ayun. Hampir satu jam, yang kadang diselingi dengan menguap dan mata terpejam. Aaaghhh...ketika terpejam itulah muncul penyesalan: Berkurang waktu bermain dengan Ayun.

Satu jam berlalu, daaaaan disitulah "rush" dimulai.

Dulu, waktu Ayun masih belum bisa duduk, maka saya yang menggendongnya berkeliling kampung untuk menyuapkan bubur. Yap yap...Ayun emoh makan kalau gak lihat kucing, ayam dan burung-burung dalam sangkar yang bertebaran di penjuru kampung. Apalagi kalau mendengar suara dengungan motor.

Ngeeeng ngeeeng ngeeeeng...begitu maksudnya. Padahal yang terdengar hanya 'eeeee...eeee....eeeee....'
Tak masalah. Yang penting dia makan!

Sekarang setelah dia bisa duduk, suap-menyuap diambil alih papanya. Sekarang lebih mudah. Lhap...lhap...lhap...empat sendok bubur instan bisa habis dalam setengah jam. Kalau bubur nasi, paling cuma betah setengah jam dan gak habis semuanya.

Di tengah suami menyuapi anak, sayaaa pun memasak. Dengan kecepatan super duper - namun masih kalah speed ama emak - sreng sreng sreng. Di tengah kehebohan memasak, saya memandikan Ayun sembari bernyanyi nyanyian warisan leluhur

"Mandi pagi sudah biasa...Mandi sore juga biasa...Tidak mandi tidak biasa...Badan sehat wangi cemerlang..."

Tau lagu itu? Kayaknya gak pernah dengar ya...sepertinya memang lagu turun temurun.

Tentu aja, setelah mandiin Ayun ya ngerawat dia dengan baju yang bersih, ngasih bedak dan bla bla bla sampai cantik. Anehnya, abis mandi, Ayun selalu minta susu dan tidur. Sayangnya, yang ikut nemani tidur bukan saiaaaahh...tapi suami. Saiaaah meneruskan masakan yang belum tuntas.

Iri? Nggak juga. Soalnya ada kewajiban yang harus dituntaskan.

Abis selesai masak, saiaah mandi dan bersiap-siap untuk bekerja, sembari menyiapkan tas berisi segala keperluan Ayun di ibu pengasuhnya. Biasanya ada waktu sekitar satu setengah jam 'lepas' dari Ayun. Tapi tetap saja, rasanya waktu begituuuuuuuu cepaat berlalu.

Saat asyik mempersiapkan keperluan nih bocah, kadang-kadang Ayun sudah bangun.
Dan bayangkan ketika ia terbangun, melihat saiah, lalu memberikan tatapan mata yang menggemaskan dengan senyum yang kiyuuttt, rasaaaaanyaaaaaaaa rela naruh segala kesibukan pagi itu.

Main-main bentar ama Ayun. Disini suami ikutan nimbrung becanda. Momen sangat singkat...biasanya setengah jam sampai 45 menit. Tapi rasanya itu menyenangkan bingits lah.

After that, biasanya udah dititipkan ke ibu pengasuh. Saiah makan dengan terburu-buru. Lalu berangkat. Seringnya suami ikut sarapan dan berangkat kerja bareng dengan masing-masing motornya. Ahahahaa.........

"Rush" periode kedua ya pastinya setelah pulang kerja. Bukan karena sibuknya. Saiah mengejar sebisa mungkin pulang lebih cepat untuk melihat dia masih melek, belum tidur. Bermain setengah jam saja itu sudah sangat menyenangkan bagi saiaah.

Setelah itu bobok bareng. Ayun kalau gak ditemani tidur sama emaknya yang kece badai, susah bobok. Pernah suatu ketika, karena ban bocor, pulang terlambat. Saat tiba di rumah, udah gak ngarep liat bocah ginak-ginuk itu masih melek, ternyata nggak. Kata embahnya, Ayun rewel gak mau bobok.

Begitu digendong saya, ia ketawa-ketawa trus nangis minta bobok. Gak ada satu menit, dengan tangan 'memeluk' lengan saya, Ayun tertidur sembari tersenyum. Hwaaaaaa...apa gak bikin hati leleh.

Hikss... hikss...
Maybe mirip-mirip lah morning rush yang dialami saiaah dengan emak-emak bekerja lainnya.
Paling yang sewot bakal bilang, itu (morning rush) udah biasa. Gak usah pake curhat di blog. Ahahahaha
Kalo kata emak sih, gak perlu mengeluh, begitulah jadi ibu dan jalan untuk dapat pahala. Iya iya saya selalu ingat nasehat itu, tapi tetep aja diawali dengan mengeluh. wkwkwkw

Mungkin keluhan ini termasuk level RT/RW kalau dibandingkan dengan emak bekerja lain yang kerjaannya lebih super berat ketimbang aye. However, tetap saya buat tulisan ini.

Tidak sekedar curhat. Tapi ya sekalian ngajak suami untuk tetap semangat melek pagi, meski tiap hari pulang dini hari.

Caiyo sajooooo

Comments

Assalamualaikum Wr. Wb.

WhatsApp Only>>>(+33) 753893351
Email<<<>>>{aditya.aulia139@gmail.com}
{iskandalestari.kreditpersatuan@gmail.com}

Nama saya Aditya Aulia saya mengalami trauma keuangan karena saya ditipu dan ditipu oleh banyak perusahaan pinjaman online dan saya pikir tidak ada yang baik bisa keluar dari transaksi online tapi semua keraguan saya segera dibawa untuk beristirahat saat teman saya mengenalkan saya. untuk Ibu pada awalnya saya pikir itu masih akan menjadi permainan bore yang sama saya harus memaksa diri untuk mengikuti semua proses karena mereka sampai pada kejutan terbesar saya setelah memenuhi semua persyaratan karena permintaan oleh proses saya bisa mendapatkan pinjaman sebesar 350jt di rekening Bank Central Asia (BCA) saya saat saya waspada di telepon saya, saya tidak pernah mempercayainya, agaknya saya bergegas ke Bank untuk memastikan bahwa memang benar ibu kontak sekarang mengalami terobosan pemanasan jantung dalam kehidupan finansial Anda melalui apakah itu BBM INVITE-nya: {D8980E0B} atau apakah kamu ingin mengkonfirmasi dari saya? Anda bisa menghubungi saya melalui surat saya: {aditya.aulia139@gmail.com} dan juga Anda bisa menghubungi perusahaan CREDIT UNION DAYA LESTARI via: {mail:iskandalestari.kreditpersatuan@gmail.com}

Popular posts from this blog

Surabaya "hot potatoes"

Dua hari ini, Surabaya panas membara. Panas dalam arti sebenarnya. Membara dalam arti kiasan saking panasnya. Lek jare arek Suroboyo: "Hot potatoes" alias panas ngentang-ngentang. Atau : "The hot is not public" alias panas ra umum, ora njamak panase. Intinya panas di Surabaya dalam setahun belakangan ini benar-benar tak seperti biasane. Hampir 15 tahun tinggal di Surabaya - meski dalam periode tertentu meninggalkan kota ini - tau betul lah kalo Surabaya itu kota panas. Panas karena sinar matahari yang benar-benar menyengat. Bukan karena air laut - seperti Semarang, atau Jakarta - panas ditambah polusi yang parah. Mungkin tak sepanas Pontianak yang berada di garis khatulistiwa, tapi coba deh tinggal disini selama seminggu. Yang jelas, penjelasan Wikipedia bersuhu udara rata-rata 23,6 °C hingga 33,8 °C gak pas jeh. Dalam sebulan ini mencoba mengamati suhu di Surabaya terutama di siang hari. Nyaris gak pernah di bawah 33 derajat celcius. Bahkan hari ini,

(Sebaiknya) Mahasiswa FK Harus Orang Kaya

Selasa (29/11) pagi, saya mengunjungi Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada. Setelah berbincang dengan kolega baru, saya bersama beberapa kawan memutuskan untuk sarapan di kantin kampus. Jujur, saya sangat menikmati makanan sehat yang disajikan kantin itu terutama ketiadaan penggunaan MSG. Saya pun merasa nyaman dengan kampusnya yang bersih, dengan para calon dokter berpakaian rapi dan cantik bersliweran sembari membawa buku tebal. Melihat beberapa di antaranya mengenakan jas dokter begitu gagah dan menawan. Apalagi, cuaca pagi tadi sangat cerah. Tetapi, kenyamanan saya tiba-tiba terusik dengan tindakan salah seorang mahasiswa disana. Jamaknya sebuah kantin yang meja-kursi selalu penuh dan harus berbagi dengan orang lain yang tidak satu kelompok, mahasiswi itu terlihat sangat memusuhi dan judes. Awalnya cuek. Tapi ketika dia sudah pindah meja, dengan seenaknya mengambil wadah sambal tanpa permisi. Sontak, saya pun kecewa. Hilang rasa simpati saya terhadap mahasiswa kedokteran

Agung Bakhtiyar, Anak Tukang Becak yang Sukses Jadi Dokter UGM

Tekan Biaya Kuliah dengan Pinjam Buku ke Senior Meski hidup dengan kondisi ekonomi yang serba kekurangan, Agung Bakhtiyar mampu mewujudkan impiannya. Anak tukang becak itu kemarin (8/7) diwisuda menjadi dokter dari Fakultas Kedokteran UGM dengan IPK 3,51. NANI MASHITA Rumah bercat hijau dan berdinding gedhek itu begitu sederhana. Di salah satu sisinya terbuka sebuah jendela kecil. Seorang pria tua dengan ramah menyapa dan mempersilakan Jogja Raya masuk ke rumah di Terban GK/V No 719, Kelurahan Terban, Kecamatan Gondokusuman. Di ruang tamu seluas 3x4 meter tersebut, ada beberapa perabotan yang ditaruh sekenanya. Meja kayu bundar yang tak begitu besar diletakkan di sudut ruangan. Sebuah pesawat televisi diletakkan di atas meja plastik berwarna hijau. Menghadap ke pintu masuk, ada tiga kursi lainnya. Di seberangnya, sebuah kursi bambu difungsikan sebagai kursi untuk menerima tamu. Sepiring makanan tradisional seperti jadah, getas, dan sesisir pisang tersaji di atas mej