Skip to main content

Hujan, Becek, Gak ada Ojek

Whoaaaaa....
Akhirnya hujan mengguyur Surabaya tak henti-henti.
Banjir...banjir...reklame roboh...pohon tumbang...bertebaran dimana-mana
Dinginnya...dingin banged. Hadow....ampyun DJ

nih hari ini

Hujan Angin di Surabaya
Papan Reklame Raksasa Ambruk , 4 Orang Jadi Korban
Zainal Effendi - detikSurabaya

Surabaya - Papan reklame berukuran sekitar 25 X 15 yang berada di halaman Hotel JW Marriot Surabaya tumbang tersapu angin kencang. Akibatnya, 4 pengendara motor yang melintas menjadi korban akibat tertimpa reklame itu.

Reklame itu ambruk sekitar pukul 15.05 WIB, Senin (15/12/2008) saat hujan deras disertai angin kencang melanda Kota Surabaya. Sedangkan 4 koran luka saat saat ini dirawat di RKZ Jalan Diponegoro Surabaya

Selain membuat 4 orang pengendara luka, reklame itu juga membuat motor para korban rusak berat. Keempat motor yang mengalami rusak yaitu Honda Supra X bernopol L 3688 JB, Honda Supra FIT nopol L 3668 XJ, Honda Supra X nopol L 2580 WE dan Honda Astrea Prima bernopol L 2933 WC.

Menurut Waskito, salah seorang saksi mata warga Kedungturi II, papan itu sebelum ambruk sempat goyang hingga 3 kali. Setelah itu tiba-tiba papan itu langsung ambruk.

Akibat ambruknya papan reklame raksasa ini, arus lalu lintas di kawasan Embong Malang mengalami kepadatan, akibat posisi tiang papan reklame itu melintang dan hampir memakan separuh ruas jalan


blum lagi pohon tumbang di konjen AS sama pohon tumbang didepan rumah dinas pangdam v/brawijaya di Jl. Darmo. jalan dialihkan, jalan macet, aduh...dimana-mana basah.

protes lah diriku pada Wakil Walikota Surabaya, Arif Affandi. ku protes, kenapa masih banjir. padahal anggaran dah banyak. lemot banget. kutulis paska ada ciputra world kok jadi gak banjir. contek aja pak resep mereka. kataku.

ternyata dibales. mgkn sedikit panas kalee ya. jawabannya, yang bikin gak banjir di mayjen tu pemkot bukan ciputra world. wadew...jadi sebenarnya bisa menghilangkan banjir. tapi kenapa baru sekarang waktu ciputra world baru mau dibangun, kenapa gak dari dulu-dulu.

aneh kan?
ah pemerintah yang aneh dan gak jelas.

Yang banjir...yang banjir...yang banjir....
Yang mogok...yang mogok...yang mogok...
Yang roboh...yang roboh...yang roboh...
dan pada akhirnya mari kita nyanyikan sembari bergoyang

"Basah...basah..basah seluruh badanku..ah..ah.a.aah..."

Comments

Popular posts from this blog

Surabaya "hot potatoes"

Dua hari ini, Surabaya panas membara. Panas dalam arti sebenarnya. Membara dalam arti kiasan saking panasnya. Lek jare arek Suroboyo: "Hot potatoes" alias panas ngentang-ngentang. Atau : "The hot is not public" alias panas ra umum, ora njamak panase. Intinya panas di Surabaya dalam setahun belakangan ini benar-benar tak seperti biasane. Hampir 15 tahun tinggal di Surabaya - meski dalam periode tertentu meninggalkan kota ini - tau betul lah kalo Surabaya itu kota panas. Panas karena sinar matahari yang benar-benar menyengat. Bukan karena air laut - seperti Semarang, atau Jakarta - panas ditambah polusi yang parah. Mungkin tak sepanas Pontianak yang berada di garis khatulistiwa, tapi coba deh tinggal disini selama seminggu. Yang jelas, penjelasan Wikipedia bersuhu udara rata-rata 23,6 °C hingga 33,8 °C gak pas jeh. Dalam sebulan ini mencoba mengamati suhu di Surabaya terutama di siang hari. Nyaris gak pernah di bawah 33 derajat celcius. Bahkan hari ini,

(Sebaiknya) Mahasiswa FK Harus Orang Kaya

Selasa (29/11) pagi, saya mengunjungi Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada. Setelah berbincang dengan kolega baru, saya bersama beberapa kawan memutuskan untuk sarapan di kantin kampus. Jujur, saya sangat menikmati makanan sehat yang disajikan kantin itu terutama ketiadaan penggunaan MSG. Saya pun merasa nyaman dengan kampusnya yang bersih, dengan para calon dokter berpakaian rapi dan cantik bersliweran sembari membawa buku tebal. Melihat beberapa di antaranya mengenakan jas dokter begitu gagah dan menawan. Apalagi, cuaca pagi tadi sangat cerah. Tetapi, kenyamanan saya tiba-tiba terusik dengan tindakan salah seorang mahasiswa disana. Jamaknya sebuah kantin yang meja-kursi selalu penuh dan harus berbagi dengan orang lain yang tidak satu kelompok, mahasiswi itu terlihat sangat memusuhi dan judes. Awalnya cuek. Tapi ketika dia sudah pindah meja, dengan seenaknya mengambil wadah sambal tanpa permisi. Sontak, saya pun kecewa. Hilang rasa simpati saya terhadap mahasiswa kedokteran

Agung Bakhtiyar, Anak Tukang Becak yang Sukses Jadi Dokter UGM

Tekan Biaya Kuliah dengan Pinjam Buku ke Senior Meski hidup dengan kondisi ekonomi yang serba kekurangan, Agung Bakhtiyar mampu mewujudkan impiannya. Anak tukang becak itu kemarin (8/7) diwisuda menjadi dokter dari Fakultas Kedokteran UGM dengan IPK 3,51. NANI MASHITA Rumah bercat hijau dan berdinding gedhek itu begitu sederhana. Di salah satu sisinya terbuka sebuah jendela kecil. Seorang pria tua dengan ramah menyapa dan mempersilakan Jogja Raya masuk ke rumah di Terban GK/V No 719, Kelurahan Terban, Kecamatan Gondokusuman. Di ruang tamu seluas 3x4 meter tersebut, ada beberapa perabotan yang ditaruh sekenanya. Meja kayu bundar yang tak begitu besar diletakkan di sudut ruangan. Sebuah pesawat televisi diletakkan di atas meja plastik berwarna hijau. Menghadap ke pintu masuk, ada tiga kursi lainnya. Di seberangnya, sebuah kursi bambu difungsikan sebagai kursi untuk menerima tamu. Sepiring makanan tradisional seperti jadah, getas, dan sesisir pisang tersaji di atas mej