Skip to main content

Ali Balik Kucing Jadi Dosen, Ridwan Siapkan Pernikahan Puteri Kedua

Coblosan pemilihan gubernur (pilgub) sudah tuntas dilaksanakan. Dari perhitungan cepat (quick count) bisa dilihat siapa pemenang sementara perhelatan politik Jatim tahun ini. Tapi apa yang akan dilakukan bagi kandidat yang diprediksi kalah?
Surabaya - Surabaya Post
Rumah calon wakil gubernur Ridwan Hisjam di Jemursari VII nomor 2 ramai seperti biasa dengan pintu yang terbuka ramah menerima siapapun yang ingin bertamu. Ruang tamu sebenarnya ada dibagian depan rumah tersebut, namun para tamu lebih suka berbincang di teras belakang yang menyatu dengan garasi rumah itu.
Di garasi tampak lima mobil yaitu Alphard B 1 UO hitam, Volvo biru gelap nopol B 2793 ZB dan sebuah jeep Mercy L 1777 RH. Tampak pula Jeep Mercy nopol B 193 D dan Toyota Camry bernopol L 1734 BS. Di teras belakang itu ada sejumlah tamu diantaranya kawan-kawan Ridwan dari Kosgoro 1957. ”Saya tidak ada beban kok. Kalah atau menang dalam politik itu biasa saja,” ujar Ridwan.
Ridwan memang dikenal politisi licin dan berpengalaman. Sebelum jadi Wakil Ketua DPRD Jatim periode 2004-2009, dia pernah menjabat sebagai anggota MPR RI dan DPR RI periode 1999-2004. Di dewan Jatim sendiri, Ridwan sudah legawa untuk melepas jabatannya sejak Maret lalu.
Dia sudah merancang sejumlah aktivitas jika dia akhirnya tidak terpilih sebagai wakil gubernur. Salah satunya adalah kembali menekuni dunia bisnisnya. Namun dunia politik juga tidak akan dilepaskannya begitu saja. Ridwan memutuskan untuk kembali berkecimpung di Partai Golkar menyongsong Pilpres dan Pemilihan Legislatif 2009 mendatang. ”Posisinya seperti apa, saya lihat kondisi nanti lah,” ujarnya.
Namun untuk waktu dekat ini, dirinya tengah disibukkan dengan rencana pernikahan putri keduanya, Nur Fitria SKed dengan dr.Prasetya yang seorang spesialis anak di Makkah, 9 Agustus mendatang. Resepsi sendiri akan digelar setelah Lebaran. Rencananya, Ridwan sekeluarga akan berangkat ke Tanah Suci 3 Agustus mendatang. ”Pernikahannya sendiri sudah dirancang sejak setahun lalu, jadi sekarang tinggal sedikit persiapannya,” ujarnya.
Sementara itu, calon wakil gubernur Partai Golkar Ali Maschan Moesa menyikapi santai hasil perhitungan quick count. Kalaupun dia akhirnya tidak terpilih, Ali sudah memiliki sejumlah rencana untuk dijalankan lagi. Ali memang jadi dosen paska sarjana di kampus IAIN Sunan Ampel Surabaya. Dia kini mempersiapkan diri untuk mendapatkan gelar professor yang sempat terbengkalai tidak terurus. ”Saya akan kembali mengajar,” ujarnya.
Suami Hj. Mayetti ini merasa Allah SWT memang menggariskan dirinya sebagai seorang guru bagi masyarakat. Dia pun tak sungkan untuk kembali mengajar dan mengisi jadwal pengajian di sejumlah daerah di Jawa Timur. ”Saya nanti jadi DPR saja, Dinas Pengajian Rutin,” sembari terkekeh.
Ali mengaku legawa dengan hasil quick count yang menyatakan dirinya kalah dalam pilgub. Dia menyatakan kalah menang dalam politik merupakan hal biasa dan apa yang sudah dilakukan timnya sudah sangat maksimal.
Namun Ali Maschan mengaku masih prihatin dengan kondisi pemilih masyarakat Jatim. Dia memandangn pilihan masyarakat saat ini masih belum berdasarkan kualitas calon tapi masih terpengaruh dengan politik uang. ”Masyarakat kita kan masih miskin jadi mereka belum bisa memilih seorang pemilih yang baik dan kredibel,” sesalnya. (k2).

Comments

Popular posts from this blog

Surabaya "hot potatoes"

Dua hari ini, Surabaya panas membara. Panas dalam arti sebenarnya. Membara dalam arti kiasan saking panasnya. Lek jare arek Suroboyo: "Hot potatoes" alias panas ngentang-ngentang. Atau : "The hot is not public" alias panas ra umum, ora njamak panase. Intinya panas di Surabaya dalam setahun belakangan ini benar-benar tak seperti biasane. Hampir 15 tahun tinggal di Surabaya - meski dalam periode tertentu meninggalkan kota ini - tau betul lah kalo Surabaya itu kota panas. Panas karena sinar matahari yang benar-benar menyengat. Bukan karena air laut - seperti Semarang, atau Jakarta - panas ditambah polusi yang parah. Mungkin tak sepanas Pontianak yang berada di garis khatulistiwa, tapi coba deh tinggal disini selama seminggu. Yang jelas, penjelasan Wikipedia bersuhu udara rata-rata 23,6 °C hingga 33,8 °C gak pas jeh. Dalam sebulan ini mencoba mengamati suhu di Surabaya terutama di siang hari. Nyaris gak pernah di bawah 33 derajat celcius. Bahkan hari ini,...

(Sebaiknya) Mahasiswa FK Harus Orang Kaya

Selasa (29/11) pagi, saya mengunjungi Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada. Setelah berbincang dengan kolega baru, saya bersama beberapa kawan memutuskan untuk sarapan di kantin kampus. Jujur, saya sangat menikmati makanan sehat yang disajikan kantin itu terutama ketiadaan penggunaan MSG. Saya pun merasa nyaman dengan kampusnya yang bersih, dengan para calon dokter berpakaian rapi dan cantik bersliweran sembari membawa buku tebal. Melihat beberapa di antaranya mengenakan jas dokter begitu gagah dan menawan. Apalagi, cuaca pagi tadi sangat cerah. Tetapi, kenyamanan saya tiba-tiba terusik dengan tindakan salah seorang mahasiswa disana. Jamaknya sebuah kantin yang meja-kursi selalu penuh dan harus berbagi dengan orang lain yang tidak satu kelompok, mahasiswi itu terlihat sangat memusuhi dan judes. Awalnya cuek. Tapi ketika dia sudah pindah meja, dengan seenaknya mengambil wadah sambal tanpa permisi. Sontak, saya pun kecewa. Hilang rasa simpati saya terhadap mahasiswa kedokteran ...

Agung Bakhtiyar, Anak Tukang Becak yang Sukses Jadi Dokter UGM

Tekan Biaya Kuliah dengan Pinjam Buku ke Senior Meski hidup dengan kondisi ekonomi yang serba kekurangan, Agung Bakhtiyar mampu mewujudkan impiannya. Anak tukang becak itu kemarin (8/7) diwisuda menjadi dokter dari Fakultas Kedokteran UGM dengan IPK 3,51. NANI MASHITA Rumah bercat hijau dan berdinding gedhek itu begitu sederhana. Di salah satu sisinya terbuka sebuah jendela kecil. Seorang pria tua dengan ramah menyapa dan mempersilakan Jogja Raya masuk ke rumah di Terban GK/V No 719, Kelurahan Terban, Kecamatan Gondokusuman. Di ruang tamu seluas 3x4 meter tersebut, ada beberapa perabotan yang ditaruh sekenanya. Meja kayu bundar yang tak begitu besar diletakkan di sudut ruangan. Sebuah pesawat televisi diletakkan di atas meja plastik berwarna hijau. Menghadap ke pintu masuk, ada tiga kursi lainnya. Di seberangnya, sebuah kursi bambu difungsikan sebagai kursi untuk menerima tamu. Sepiring makanan tradisional seperti jadah, getas, dan sesisir pisang tersaji di atas mej...