Keberadaan toilet
selama ini dianggap tidak mengenakkan untuk dibahas, apalagi sampai harus
dipersiapkan keberadaannya secara khusus. Padahal fungsi toilet sangat penting
dan dibutuhkan semua orang. Andri Wibowo Susilo melihat hal tersebut sebagai
peluang bisnis dengan menyiapkan toilet portabel yang ‘wah’. Presiden SBY pun pernah menggunakan toilet
miliknya ini.
Penyewanya kebanyakan adalah event organizer dengan even yang sangat besar. Biasanya, dia
melayani kebutuhan ‘ke belakang’ para artis. Mulai dari artis nasional, hingga
artis-artis korea SM Town yang menggelar konser di Gelora Bung Karno, akhir
September lalu. Tidak hanya itu, protokoler kepresidenan pun beberapa kali
memanfaatkan toilet portabel miliknya bila SBY tengah mengikuti sebuah even di
daerah. Biasanya menggunakan toilet jenis Hira yang digunakan bagi VVIP. Yang berbeda, adalah ruangan yang lebih luas
dua kali lipat dari ukuran Sona dengan suasana yang lebih nyaman. “Biasanya Pak
SBY suka minta ditambahi meja kecil, handuk, sikat gigi, odol dan tisu basah,”
katanya sembari tersenyum.
ADA sebuah ungkapan, bila ingin mengetahui kepribadian
seseorang bisa tercermin dari toilet yang ada di rumahnya. Jika kamar mandinya
bersih, maka orang tersebut rapi dan sebaliknya. Namun, pilihan toilet bersih
kadang tidak bisa dipenuhi oleh toilet-toilet yang ada di ruang publik. “Karena
itu, saya ingin memberikan sebuah toilet yang decent, layak,” katanya ditemui di sela-sela perhelatan Jatim Fair
2012 di Grand City Mall, Surabaya.
TOILET SEWA : Andri di depan toilet yang disewakan |
Ada di bisnis toilet portabel memang tidak pernah
dibayangkan sebelumnya oleh Andri. Bermula dari keberhasilan memenangkan tender
pemerintah di tahun 2009 untuk menyediakan bus toilet. Hasil pekerjaannya ini
lantas di-posting di website
miliknya. Saat itu, banyak yang merespon namun dia tidak ngeh
jika ada sebuah peluang bisnis dibalik itu semua.
Ide untuk terjun secara serius dalam bisnis toilet, baru
tercetus ketika dia hadir dalam sebuah eksibisi bertema water and waste. Dalam
pameran tersebut, dia melihat ada beberapa toilet portabel sebagai
pendukung kegiatan tersebut. Dari hasil obrolan dengan si pemilik toilet
portabel, diketahui ada sebuah perusahaan asal Amerika Serikat yang memproduksi
toilet tersebut.
Dia mendapat informasi bahwa di luar negeri, terutama
Amerika Serikat dan Eropa, toilet portable yang disewakan sudah menjadi hal
yang lazim ditemui. Di Indonesia, fasilitas seperti ini jarang ditemui.
Kalaupun ada, kondisinya juga kurang layak. Celah tersebut dimanfaatkan Andri
untuk menciptakan sebuah toilet yang layak bagi penggunanya.
Maka, dosen Universitas Ciputra ini mulai berburu untuk
mendapatkan toilet portabel dengan mengimpor langsung dari Amerika Serikat
sekitar tahun 2009. Per unit, dihargai Rp 30 juta. Dia membeli sekitar 11 unit
sekaligus. Kebetulan saat itu, kampus tempatnya mengajar menggelar acara wisuda
dengan konsep outdoor. Setidaknya ada
700 undangan yang harus dipenuhi hasrat ingin ‘ke belakang’, padahal toilet
kampus terlalu jauh dari lokasi. Keberadaan toilet portabel miliknya ternyata
memunculkan kepuasan dari konsumennya.
Namun, bisnis ini tidak semudah yang dia bayangkan. Hampir
di sepanjang tahun 2010, nyaris tidak ada kampus atau event organizer yang berminat untuk menggunakan jasa sewa toilet
portabel miliknya. “Saya blank, nggak tahu toilet ini harus diapakan
karena kampus tidak tiap bulan ada even,” ujarnya.
Andri harus memutar otaknya. Salah satu yang dia lakukan
adalah mencari mailing list yang
dikhususkan bagi penyelenggara even. Jurus ini ternyata cukup jitu untuk bisa
mendatangkan orderan yang cukup deras dalam dua tahun terakhir. Dalam dua tahun
itu pula dia mampu menaikkan jumlah toilet portabel miliknya menjadi 400 unit
dengan delapan pegawai tetap. Jika di rata-rata, tiap bulan ada 40 hingga 50
unit yang disewakan. Pria yang pernah terjun di bisnis chemical itu bahkan memiliki tiga gudang di tiga kota berbeda yaitu
Surabaya, Bali dan Jakarta. Untuk
meningkatkan informasi tentang produknya, lagi-lagi Andri memanfaatkan dunia
internet dengan membuat situs khusus.
Dia memiliki sepuluh jenis toilet portabel yang disewakan.
Namun kebanyakan, toilet jenis Sona yang memiliki dimensi 1,2x1,2x2,34 meter.
Toilet berbahan HD-polyethylene memiliki fasilitas toilet duduk, cermin, tisu,
sabun, penyegar ruangan,keranjang sampah, dan gantungan pakaian. Warna toilet
yang berwarna-warni juga jadi daya tarik tersendiri.
Selain itu, dia juga rajin membuat inovasi agar produknya
makin digemari. Salah satunya adalah karavan toilet yang berisi dua unit
portabel yang gampang dipindahkan. Disana juga diberi tambahan berupa genset
dan pompa untuk memastikan air selalu tersedia. “Jadi mau kemana saja. Gak usah
takut gak ada air,” ujarnya.
Nyaris Kena Tipu
Jatuh bangun mengembangkan bisnis ini masih terus dialami
oleh Andri, terutama dalam mengantisipasi penyelenggara yang enggan membayar.
Yang terbaru, berkaitan dengan perayaan Hari Ulang Tahun Provinsi Jawa Timur di
gedung DPRD Provinsi Jatim. Saat itu, ada orang yang meneleponnya dan meminta
untuk mengirimkan beberapa unit toilet portabel hanya dalam dua jam. Melihat
situasi yang kurang kondusif, dia memutuskan tidak mengirimkannya. “Memang
tidak pernah kena tipu, tapi kami selalu yang harus meminta agar jasa kami
dibayar. Itu menjengkelkan,” kenangnya.
Di Jakarta, dia menghadapi jenis kesulitan yang berbeda. Di
kota ini, jasanya selalu dibandingkan dengan kompetitornya. Berulangkali,
produknya dibandingkan dan dinilai terlalu mahal. Menurutnya hal tersebut wajar
karena calon konsumennya belum pernah memanfaatkan jasanya. Belakangan, penyewa
yang menggunakan toilet portabel miliknya memang harus memiliki ‘saku
tebal’.
Dia sendiri ingin mengembangkan gudang-gudang di berbagai
daerah untuk memudahkan mobilisasi toiletnya. Cara seperti ini diharapkan jitu
untuk mengurangi masalah ongkos kirim yang bisa memberatkan konsumennya.
“Supaya lebih efisien,” ujarnya. (majalahwisata/sit).
Pernah Digunakan SBY
Dia menceritakan, tidak mudah untuk mencapai sukses yang dia
nikmati sekarang. Selama satu tahun terakhir, Andri berkutat untuk bisa
menancapkan dirinya sebagai salah satu pemain di bisnis sewa toilet. Selain
dirinya, ada sebuah perusahaan multinasional yang sudah 15 tahun menguasai
dunia sewa toilet. Namun, dia memastikan dua perusahaan ini memiliki segmen
yang berbeda. “Kami mengejar segmen premium,” ujarnya.
Dari segi harga, Andri memang mematok hampir empat kali
lipat dari kompetitornya atau Rp 2 juta per unit. Namun, dia menjamin
pelayanannya lebih maksimal. Selain fasilitas yang lebih elegan, dia memastikan
bahwa toiletnya selalu bersih dengan menyiagakan seorang petugas yang
beridentitas resmi berupa rompi. Kondisi toilet yang bersih akan menimbulkan
kenyamanan terutama bagi perempuan. “Kami
berprinsip untuk menyediakan toilet yang layak untuk publik. Oleh karena itu,
kami memastikan toilet yang kami miliki harus seperti yang digunakan di rumah,”
tuturnya.
Toilet portabel miliknya sudah banyak digunakan di berbagai
even nasional di berbagai wilayah di Indonesia. Sebut saja Medan, Binjai,
Palembang, Padang, Pekanbaru, Lampung, Kalimantan, Makassar. Sedangkan di Pulau
Jawa, seluruh kota sudah hampir dijamahnya. “Ini dikarenakan toilet dibutuhkan
dimana-mana, orang butuh toilet,” ujarnya.
VIP : Toilet VIP seperti ini digunakan SBY dan artis-artis |
Lewat bisnis toilet ini pula, dia mendapatkan sebuah
pengalaman yang berbeda. Dia mencontohkan, para pejabat maupun menteri-menteri
kerap didatangi ratusan orang jika membuat acara pribadi. Begitu pula para
artis yang menggelar pesta pernikahan private
di Pulau Dewata. Andri juga mempelajari kebiasaan baru yang berbeda dengan
yang diketahuinya selama ini. Dia mencontohkan, jika ada anggota keluarga
masyarakat Batak meninggal dunia maka akan disemayamkan selama berhari-hari
untuk dijenguk ratusan kerabat.
Pemakaman Chinese di Surabaya
yang berbukit-bukit biasanya jauh dari toilet. “Mereka butuh toilet-toilet,”
ungkapnya.
Saat ini, dia masih menikmati hasil jerih payahnya dan
posisinya sebagai pemain tunggal sewa toilet portabel untuk segmen premium.
Diakuinya, ada ketakutan bila ada pesaing yang meniru konsep yang dia bangun
selama ini. “Antisipasinya ya selalu berinovasi tiada henti. Jadi kalau ada
yang meniru, saya sudah beberapa langkah di depan,” ujarnya tersenyum.
Secara blak-blakkan
dia mengaku, investasi yang ditanamkan untuk bisnis ini belum kembali seutuhnya.
Tapi dia tetap menganggap bisnis yang dijalankannya masih layak untuk
dilakukan. Lantas, pilih menjadi dosen atau terjun di dunia pertoiletan? Dia
mengaku kedua kegiatan yang berbeda ini masih mungkin dia kerjakan. “So far, saya menikmati kedua pekerjaan
ini,” ujarnya.
Comments