Skip to main content

Jacko Meninggal

Jumat, 26 Juni 2009 | 13:16 WIB
www.surabayapost.co.id



LOS ANGELES – Raja pop dunia Michael Jackson meninggal dunia, Kamis siang (25/6), waktu Amerika (Jumat pagi WIB) karena diduga mengalami gagal jantung. Penyanyi yang ngetop di dekade 1980-an itu meninggal di usia 50 tahun.


Jackson sudah dalam keadaan koma ketika tim darurat medis tiba di kediamannya di Bel-Air, Los Angeles, sekitar pukul 12.30 waktu setempat. Tim medis datang setelah menerima panggilan darurat 911 dari keluarga Michael.



Los Angeles Times melaporkan petugas paramedik mencoba memberikan pertolongan pertama dengan cara cardiopulmonary resuscitation (CPR) namun tidak berhasil. Jacko—panggilan akrabnya—pun segera dibawa dengan ambulan Fire Department LA ke UCLA Medical Center yang berjarak sekitar 6 menit perjalanan, atau 2 mil, dari rumah sewaan itu.



Jackson dikabarkan mengontrak rumah mewah bertarif 100 ribu dollar AS per bulan ini untuk latihan khusus menjelang perhelatan konser (Show 50) yang bakal jadi comeback-nya. Sedianya konser ini akan dimulai 13 Juli nanti di London O2 Arena, Inggris.



Kabar komanya Jacko menarik perhatian banyak wartawan di rumah sakit. Mereka menunggu kabar kepastian dari kondisi penyanyi yang tenar dengan album Thriller tersebut. Jacko pun resmi dinyatakan meninggal pada pukul 14.26 waktu setempat.



Kematian Jacko yang begitu mendadak, membuat banyak pihak tersentak. Bahkan ratusan penggemarnya terus memadati halaman rumah sakit untuk memberikan penghormatan terakhir pada artis pujaannya itu. Dalam hitungan menit, jumlahnya terus bertambah, hingga ratusan dan bahkan ribuan. Mereka histeris, penuh duka mendalam.



Di New York, depan Apollo Theatre, tempat Jackson Five pernah tampil dalam mengawali kariernya, juga dibanjiri penggemar. Mereka menyetel musik, dari sebuah compo disc, melantunkan suara Michael. Di sudut lain, di Time Square, lampu-lampu hias memancarkan tulisan bahwa Michael Jackson telah tiada. Sebagian pengguna jalan menyembunyikan klakson.



Begitu pula di Washington DC. Seorang penggemar memasang poster Michael dekat lapangan The Mall, dan beberapa masyarakat meletakkan bunga. Hearing di kongres pun dihentikan sejenak buat mengenang Michael.



Penyebab Kematian

Kematian superstar ini bukan hanya mengundang duka mendalam. Namun, masih meninggalkan tanda tanya. Pihak RS belum mengeluarkan statemen resmi terkait penyebab kematian sang megastar itu.



Brian Oxman, penasihat hukum keluarga Michael, ketika dikonfirmasi mengatakan, pihaknya masih menyelidiki kemungkinan adanya kesalahan penanganan. Kakak Michael Jermaine Jackson bahkan sempat memberikan keterangan pers. Ia mempertanyakan kelambatan mendapatkan penanganan dalam emergency room.



”Tim dokter baru tiba pukul 01.14, dan tidak sukses dalam penanganannya,” kata Jermaine. Artinya, jika Michael sampai di rumah sakit pukul 12.35, berarti hampir satu jam ia dibiarkan meregang maut.



Tetapi, sumber-sumber kuat di rumah sakit menyebut, Michael meninggal karena serangan jantung. Pihak rumah sakit mengklaim prosedur penanganan sudah lengkap bagi penderita serangan jantung mendadak, sebagaimana dialami Michael.



Rencananya pihak rumah sakit akan melakukan otopsi jenazah Michael di County Corroner Office hari ini untuk mengetahui penyebab pasti kematiannya. ”Otopsi dijadwalkan selesai besok (Sabtu dini hari WIB),” ujar Fred Correll dari pihak rumah sakit.



Kalangan dekat Michael sendiri, agak heran dengan kematian mendadak Michael itu. Sebab, sebagaimana dikatakan Susan Blond, mantan publishist Michael, dia baru saja bertemu pekan sebelumnya dan Michael dalam kondisi bugar.



Zalk Holz, editor dari Tmz.Com (salah satu media entertainment besar di AS) mengatakan, ketika kontak dengan Michael terakhir masih mendapati ia sedang latihan fisik untuk konsernya di London bulan depan itu. ”Sungguh tidak bisa percaya mendengar dia telah pergi,” katanya.



Apakah selama ini Michael memiliki kelainan soal jantungnya? Holz tidak mengiyakan. Tetapi, bahwa sudah menjadi rahasia umum, penyanyi ini selalu dikaitkan dengan obat-obatan, termasuk misalnya, ketika Michael dikabarkan menderita kanker kulit. David Caplan, dari majalah People membenarkan, perihal ketergantungan obat Michael, sehingga dalam 20 tahun terakhir ia selalu dikaitkan dengan obat.



Obat apa yang ditelan Michael terakhir sehingga ia mengalami koma kini menjadi pertanyaan pengacara Michael Jackson, Brian Oxman, yang dalam berbagai pernyataannya bertindak mewakili keluarga. ”Apakah ada kesalahan soal ini, kita akan selidiki,” katanya.



Sebelumnya, simpang siur penyebab kematian Michael pun sempat membuat penggemar marah. Mereka melontarkan kekecewaannya pada rumah sakit, kebanyakan melalui sms hingga melonjakkan lalu lintas telepon selular lima kali lipat dibanding hari biasa.



Michael, yang lahir di Gary Indiana 1958, mengawali karir lewat Jackson Five pada 1960-an. Kelimanya adalah putra Joseph, seorang operator crane, yang sebenarnya tidak menginginkan anak-anaknya sukses sebagai artis. Tetapi, secara mengejutkan album-albumnya laku keras, seperti I Want You Back, ABC, dan I'll Be There. Penampilannya dengan kostum yang konon dianggap sesuai dengan generasinya itu—seperti kaos tangan, kaca mata, serta penari altar yang kompak—menjadikannya semakin membintang.



”Buat Michael yang kini telah pergi meninggalkan kami dalam usia yang sangat muda, saya tidak bisa berkata apa-apa,” kata Quincy Jones, produser Thriller, karya yang benar-benar melejitkan sosok Michael di dunia.



”Dia seorang entertainer yang sempurna, dan kontribusi dan apa yang diwariskannya akan dirasakan oleh dunia, sepanjang masa,” katanya. ”Saya kehilangan adik kecil saya hari ini, tetapi bagian dari jiwa saya selalu bersamanya,” tambahnya.



Show 50 di London nanti, sedianya digambarkan akan berbeda dengan show sebelumnya dalam tema greatest comeback-nya. Tetapi, Tuhan memiliki rencana lain. Selamat jalan sang Dewa Musik dunia.

Comments

Popular posts from this blog

Surabaya "hot potatoes"

Dua hari ini, Surabaya panas membara. Panas dalam arti sebenarnya. Membara dalam arti kiasan saking panasnya. Lek jare arek Suroboyo: "Hot potatoes" alias panas ngentang-ngentang. Atau : "The hot is not public" alias panas ra umum, ora njamak panase. Intinya panas di Surabaya dalam setahun belakangan ini benar-benar tak seperti biasane. Hampir 15 tahun tinggal di Surabaya - meski dalam periode tertentu meninggalkan kota ini - tau betul lah kalo Surabaya itu kota panas. Panas karena sinar matahari yang benar-benar menyengat. Bukan karena air laut - seperti Semarang, atau Jakarta - panas ditambah polusi yang parah. Mungkin tak sepanas Pontianak yang berada di garis khatulistiwa, tapi coba deh tinggal disini selama seminggu. Yang jelas, penjelasan Wikipedia bersuhu udara rata-rata 23,6 °C hingga 33,8 °C gak pas jeh. Dalam sebulan ini mencoba mengamati suhu di Surabaya terutama di siang hari. Nyaris gak pernah di bawah 33 derajat celcius. Bahkan hari ini,

(Sebaiknya) Mahasiswa FK Harus Orang Kaya

Selasa (29/11) pagi, saya mengunjungi Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada. Setelah berbincang dengan kolega baru, saya bersama beberapa kawan memutuskan untuk sarapan di kantin kampus. Jujur, saya sangat menikmati makanan sehat yang disajikan kantin itu terutama ketiadaan penggunaan MSG. Saya pun merasa nyaman dengan kampusnya yang bersih, dengan para calon dokter berpakaian rapi dan cantik bersliweran sembari membawa buku tebal. Melihat beberapa di antaranya mengenakan jas dokter begitu gagah dan menawan. Apalagi, cuaca pagi tadi sangat cerah. Tetapi, kenyamanan saya tiba-tiba terusik dengan tindakan salah seorang mahasiswa disana. Jamaknya sebuah kantin yang meja-kursi selalu penuh dan harus berbagi dengan orang lain yang tidak satu kelompok, mahasiswi itu terlihat sangat memusuhi dan judes. Awalnya cuek. Tapi ketika dia sudah pindah meja, dengan seenaknya mengambil wadah sambal tanpa permisi. Sontak, saya pun kecewa. Hilang rasa simpati saya terhadap mahasiswa kedokteran

Agung Bakhtiyar, Anak Tukang Becak yang Sukses Jadi Dokter UGM

Tekan Biaya Kuliah dengan Pinjam Buku ke Senior Meski hidup dengan kondisi ekonomi yang serba kekurangan, Agung Bakhtiyar mampu mewujudkan impiannya. Anak tukang becak itu kemarin (8/7) diwisuda menjadi dokter dari Fakultas Kedokteran UGM dengan IPK 3,51. NANI MASHITA Rumah bercat hijau dan berdinding gedhek itu begitu sederhana. Di salah satu sisinya terbuka sebuah jendela kecil. Seorang pria tua dengan ramah menyapa dan mempersilakan Jogja Raya masuk ke rumah di Terban GK/V No 719, Kelurahan Terban, Kecamatan Gondokusuman. Di ruang tamu seluas 3x4 meter tersebut, ada beberapa perabotan yang ditaruh sekenanya. Meja kayu bundar yang tak begitu besar diletakkan di sudut ruangan. Sebuah pesawat televisi diletakkan di atas meja plastik berwarna hijau. Menghadap ke pintu masuk, ada tiga kursi lainnya. Di seberangnya, sebuah kursi bambu difungsikan sebagai kursi untuk menerima tamu. Sepiring makanan tradisional seperti jadah, getas, dan sesisir pisang tersaji di atas mej