Skip to main content

Berapa kadar kolesterol Anda?

Siapa yang punya berat badan berlebih?

Ehmm ehmm gak jauh -jauh deh, dengan sadar diri saya akan mengacungkan tangan. Meski sudah BERNIAT dan melakukan aktivitas pengurangan makanan ya pada akhirnya saya akan menerima tubuh saya yang besar dan membesar ini. (alasan gak sih???)

Dan biasa dong kalo kita ketemu orang, suka ada yang usil nanyain hal-hal yang berbau-bau "BERAT" gitu kan?

Saya sekarang gak terlalu musingin soal itu sih. Tapi lebih fokus pada kesehatan tubuh, terutama ancaman penyakit akibat obesitas. Kata orang sih penyakitnya kayak diabetes, serangan jantung, tekanan darah tinggi, dan kolesterol.

Honestly, ibu saya (yang berulang kali nyuruh ngurusin badan dan akhirnya nyerah ^-^) selalu mengingatkan pentingnya kesehatan. Bukan sekedar gak pernah sakit flu atau sakit maag (ehem...) tapi lebih dari itu. Ya itu tadi....waspada ama penyakit yang berhubungan ama orang besar.

Ibu saya ini orangnya aware banget loh sama kesehatan, jam makan, dan istirahat yang cukup. Lengkapi dengan sih soal salat, sedekah dan hubungan manusia antar manusia juga hubungan manusia dengan Allah, Insya Allah pikiran jadi enteng.

Contohnya: dari dulu saya dilarang makan gorengan terlalu banyak. Makan satu dua buah boleh lah...tapi jangan tiap hari. Trus gak boleh mimik teh yang berbahan pengawet, yang ada di minimarket itu loh. Karena saya agak bandel, ya nasehatnya dilunakkin : jangan banyak-banyak.

Trus aku juga diimbau (ceilee kayak pejabat aja...) supaya gak sering-sering makan seafood (saya suka udang dan cumi-cumi), nasinya disedikitin. Trus bangun pagi supaya paru-paru sehat dan olahraga. Kalau malas olahraga, ya bolehlah diganti jalan kaki dari Stasiun Merdeka ke Istana Bogor. (Hmmm...kayaknya itu juga olahraga).

Trus ibu juga mengingatkan terus-terusan supaya datang ke laboratorium untuk cek kesehatan tubuh.

Awalnya saya mengira ini berkaitan dengan usia ibu yang tak lagi muda alias sepuh. Ternyataaaaaaaaaaaaaaa.......jreng jreng jreng............. peringatan ini seiring ama yang dilakukan Kemenkes dan juga para pakar kesehatan/dokter mauupun pemerhati kesehatan di Indonesia.

Gak percaya? Tadi nih hari Minggu (6/8/2017) di acara seminar "Gerakan Jantung Sehat: Indonesia Tangkal Kolesterol" di Surabaya, dipaparin tentang pentingnya kesadaran hidup sehat dan menangkal kolesterol yang mana ini berarti serangan jantung dan stroke.

Apa itu hidup sehat? Sik sik buka contekan dulu...
Hidup sehat yang dimaksud ialah hidup aktif, rutin berolahraga, menerapkan pola makan seimbang, rendah lemak jenuh dan kolesterol serta kebiasaan sehat tanpa rokok dan minuman beralkohol.

Kata Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kemenkes dr. Lily Sriwahyuni Sulistyowati MM, berdasarkan hasil survey Sample Registration System (SRS) penyakit jantung jadi penyebab kematian tertinggi di Indonesia yaitu sebanyak 12,9 persen. Oleh karena itu, Kemenkes mempromosikan gerakan CERDIK yaitu Cek kesehatan secara rutin, Enyahkan rokok, Rajin berolahraga, Diet seimbang, Istirahat cukup dan Kelola stres.

Nah...klop banget kan ama omongan ibu saya.

Ehmm sebenernya sih udah tau, tapi ya namanya juga anak muda. Kalau dikasih tau ama yang tua pasti bandel, membantah lah etc. Hayoooo siapa yang tingkahnya kayak saya? *jadi malu...

Di acara yang disponsori oleh Kalbe Nutritionals itu ternyata juga diadakan pemeriksaan kolesterol. Maju mundur maju mundur mau periksakan diri, pada akhirnya nekad lah. Apalagi waktu itu masih agak sepi-sepi orang gitu ditempat pemeriksaan.

Ditawarin mau pemeriksaan lengkap atau yang cukup kolesterol total? Saya jawab sih minta yang pemeriksaan lengkap meski gak tau apa aja yang diperiksa.
Muka bahagia setelah dinyatakan bebas kolesterol. Alhamdulillah

Setelah itu, si mbak-mbaknya langsung dengan cekatan mengambil sampel darah dan dicek di alat yang kecil simpel itu tuh. Katanya sih pemeriksaan seperti ini sudah cukup, namun yang lebih akurat memang harus puasa terlebih dahulu.

Nunggu beberapa menit sembari dicek tekanan darahnya, ngobrol ngalor ngidul, sok-sok yakin hasilnya bakalan bagus, tapi nanya berapa angka minimal atau maksimal agar gak disebut sebagai penderita kolesterol.

Dan lalu titt...tiiitt...tiiit....
Hasilnya : alhamdulillah semuanya sehat
Kata si mbaknya yang ngetes : Selama 10 tahun ke depan resiko serangan jantung/stroke cuma 1 persen. Alhamdulillah semoga Engkau kabulkan Ya Allah. Dan ternyata suami juga kadar kolesterolnya aman.

Sehat-sehat-sehat-sehat....
 
Ibu saya aja tau gimana cara hidup sehat. Masa' kita nggak?

Jadi, berapa kadar kolesterol Anda?

FYI (untuk perempuan)

Kadar HDL (kolesterol baik) minimal atau lebih dari 60
Kadar LDL (kolesterol jahat) harus kurang dari 100
Kadar TGL h(trigliserida) harus harus dibawah 150
Kadar kolesterol total150-200



Comments

Popular posts from this blog

Surabaya "hot potatoes"

Dua hari ini, Surabaya panas membara. Panas dalam arti sebenarnya. Membara dalam arti kiasan saking panasnya. Lek jare arek Suroboyo: "Hot potatoes" alias panas ngentang-ngentang. Atau : "The hot is not public" alias panas ra umum, ora njamak panase. Intinya panas di Surabaya dalam setahun belakangan ini benar-benar tak seperti biasane. Hampir 15 tahun tinggal di Surabaya - meski dalam periode tertentu meninggalkan kota ini - tau betul lah kalo Surabaya itu kota panas. Panas karena sinar matahari yang benar-benar menyengat. Bukan karena air laut - seperti Semarang, atau Jakarta - panas ditambah polusi yang parah. Mungkin tak sepanas Pontianak yang berada di garis khatulistiwa, tapi coba deh tinggal disini selama seminggu. Yang jelas, penjelasan Wikipedia bersuhu udara rata-rata 23,6 °C hingga 33,8 °C gak pas jeh. Dalam sebulan ini mencoba mengamati suhu di Surabaya terutama di siang hari. Nyaris gak pernah di bawah 33 derajat celcius. Bahkan hari ini,

(Sebaiknya) Mahasiswa FK Harus Orang Kaya

Selasa (29/11) pagi, saya mengunjungi Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada. Setelah berbincang dengan kolega baru, saya bersama beberapa kawan memutuskan untuk sarapan di kantin kampus. Jujur, saya sangat menikmati makanan sehat yang disajikan kantin itu terutama ketiadaan penggunaan MSG. Saya pun merasa nyaman dengan kampusnya yang bersih, dengan para calon dokter berpakaian rapi dan cantik bersliweran sembari membawa buku tebal. Melihat beberapa di antaranya mengenakan jas dokter begitu gagah dan menawan. Apalagi, cuaca pagi tadi sangat cerah. Tetapi, kenyamanan saya tiba-tiba terusik dengan tindakan salah seorang mahasiswa disana. Jamaknya sebuah kantin yang meja-kursi selalu penuh dan harus berbagi dengan orang lain yang tidak satu kelompok, mahasiswi itu terlihat sangat memusuhi dan judes. Awalnya cuek. Tapi ketika dia sudah pindah meja, dengan seenaknya mengambil wadah sambal tanpa permisi. Sontak, saya pun kecewa. Hilang rasa simpati saya terhadap mahasiswa kedokteran

Agung Bakhtiyar, Anak Tukang Becak yang Sukses Jadi Dokter UGM

Tekan Biaya Kuliah dengan Pinjam Buku ke Senior Meski hidup dengan kondisi ekonomi yang serba kekurangan, Agung Bakhtiyar mampu mewujudkan impiannya. Anak tukang becak itu kemarin (8/7) diwisuda menjadi dokter dari Fakultas Kedokteran UGM dengan IPK 3,51. NANI MASHITA Rumah bercat hijau dan berdinding gedhek itu begitu sederhana. Di salah satu sisinya terbuka sebuah jendela kecil. Seorang pria tua dengan ramah menyapa dan mempersilakan Jogja Raya masuk ke rumah di Terban GK/V No 719, Kelurahan Terban, Kecamatan Gondokusuman. Di ruang tamu seluas 3x4 meter tersebut, ada beberapa perabotan yang ditaruh sekenanya. Meja kayu bundar yang tak begitu besar diletakkan di sudut ruangan. Sebuah pesawat televisi diletakkan di atas meja plastik berwarna hijau. Menghadap ke pintu masuk, ada tiga kursi lainnya. Di seberangnya, sebuah kursi bambu difungsikan sebagai kursi untuk menerima tamu. Sepiring makanan tradisional seperti jadah, getas, dan sesisir pisang tersaji di atas mej