Dua peneliti dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya Dr Dewi Hidayati SSi MSi dan Sri Nurhalita berhasil memanfaatkan ikan gabus sebagai obat penyakit diabetes.
Dewi Hidayati menjelaskan ketertarikan meneliti ekstrak ikan gabus berawal dari tingginya jumlah penderita diabetes di Indonesia. Berdasarkan penelitian berjudul Blueprint for Change, penderita diabetes di Indonesia tercatat mencapai 7,6 juta orang. Sebanyak 41 persen di antaranya tidak mengetahui kondisi kesehatannya dan 39 persen mendapatkan pengobatan. Sisanya, hanya 0,7 persen penderita diabetes yang mendapatkan pengobatan dengan tepat.
Adapun Diabetes mellitus (DM) merupakan salah satu jenis penyakit penyebab kematian tertinggi ke-6 di Indonesia. Kebanyakan penderitanya tidak sadar mengidap penyakit ini dikarenakan kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai gejala-gejala yang timbul. Selain itu, biaya pengobatan yang harus dikeluarkan juga terbilang mahal.
"Ikan gabus merupakan salah satu jenis ikan asli Indonesia yang banyak mendiami daerah pesisir. Sayangnya, tidak banyak masyarakat mengetahui khasiat ikan ini, terutama dalam hal pengobatan, khususnya untuk penyakit diabetes," kata Dewi, Rabu (30/3/2016).
Dalam penelitiannya, objek ikan gabus diambil ekstraknya dan diberikan kepada hewan uji. Sebelumnya, Dewi menceritakan hewan uji telah diberi senyawa aloksan yang bertujuan merusak jaringan pankreas. Nah, kerusakan pankreas inilah yang akan diobati dengan memasukkan ekstrak ikan gabus ke hewan uji.
Hasilnya, diketahui ekstrak ikan gabus dapat menurunkan kadar gula darah dan memperbaiki jaringan pankreas yang rusak. Perlu diketahui, kerusakan jaringan pankreas dapat menyebabkan terjadinya hiperglikemik (kadar gula berlebih dalam darah, red).
Diyakininya, selama ini penyakit diabetes kerap dihubungkan dengan penyakit impotensi yang banyak menyerang pria dewasa. Berdasarkan hal tersebut pula, Dewi melakukan pengujian terhadap penyakit tersebut pada hewan uji. \
"Kebanyakan penderita diabetes pria akan disertai dengan penyakit impotensi," ujar Ketua Jurusan Biologi ITS ini.
Setelah itu, baik jaringan testis maupun pankreas hewan uji diamati. Tak lama kemudian terlihat ekstrak ikan gabus mampu meregenerasi jaringan pulau Langerhans pankreas yang sebelumnya rusak akibat pemberian senyawa aloksan.
"Sebesar 69,78 persen jaringan pankreas dapat kembali normal," jelasnya.
Selain itu, lanjut Dewi, dalam penelitian ini juga didapatkan hasil berupa penurunan Malondialdehyde (MDA) yang menunjukkan adanya stres oksidatif akibat adanya radikal bebas yang dikandung senyawa aloksan. Hal tersebut, menurutnya, menunjukan ekstrak ikan gabus dapat digunakan sebagai antioksidan efektif bagi penderita diabetes.
Lebih lanjut, Dewi yang bekerjasama dengan Sri Nurhalita dalam penelitian ini mengungkapkan bahwa penelitian mengenai ikan gabus ini akan dikembangkan lagi dalam hal molekular. “Pendekatan molekular ini dapat menjadi ilmu baru dalam bidang pengobatan di Indonesia,” tuturnya.
Ke depan, Dewi berharap ekstrak ikan gabus yang telah ia teliti bersama tim dapat menjadi obat diabetes yang efektif, murah, dan mudah didapat oleh masyarakat. "Dengan penemuan ini masyarakat dapat memperoleh pengobatan untuk penyakit diabetes secara maksimal," harapnya.@sit
Link-nya
Dewi Hidayati menjelaskan ketertarikan meneliti ekstrak ikan gabus berawal dari tingginya jumlah penderita diabetes di Indonesia. Berdasarkan penelitian berjudul Blueprint for Change, penderita diabetes di Indonesia tercatat mencapai 7,6 juta orang. Sebanyak 41 persen di antaranya tidak mengetahui kondisi kesehatannya dan 39 persen mendapatkan pengobatan. Sisanya, hanya 0,7 persen penderita diabetes yang mendapatkan pengobatan dengan tepat.
Adapun Diabetes mellitus (DM) merupakan salah satu jenis penyakit penyebab kematian tertinggi ke-6 di Indonesia. Kebanyakan penderitanya tidak sadar mengidap penyakit ini dikarenakan kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai gejala-gejala yang timbul. Selain itu, biaya pengobatan yang harus dikeluarkan juga terbilang mahal.
"Ikan gabus merupakan salah satu jenis ikan asli Indonesia yang banyak mendiami daerah pesisir. Sayangnya, tidak banyak masyarakat mengetahui khasiat ikan ini, terutama dalam hal pengobatan, khususnya untuk penyakit diabetes," kata Dewi, Rabu (30/3/2016).
Dalam penelitiannya, objek ikan gabus diambil ekstraknya dan diberikan kepada hewan uji. Sebelumnya, Dewi menceritakan hewan uji telah diberi senyawa aloksan yang bertujuan merusak jaringan pankreas. Nah, kerusakan pankreas inilah yang akan diobati dengan memasukkan ekstrak ikan gabus ke hewan uji.
Hasilnya, diketahui ekstrak ikan gabus dapat menurunkan kadar gula darah dan memperbaiki jaringan pankreas yang rusak. Perlu diketahui, kerusakan jaringan pankreas dapat menyebabkan terjadinya hiperglikemik (kadar gula berlebih dalam darah, red).
Diyakininya, selama ini penyakit diabetes kerap dihubungkan dengan penyakit impotensi yang banyak menyerang pria dewasa. Berdasarkan hal tersebut pula, Dewi melakukan pengujian terhadap penyakit tersebut pada hewan uji. \
"Kebanyakan penderita diabetes pria akan disertai dengan penyakit impotensi," ujar Ketua Jurusan Biologi ITS ini.
Setelah itu, baik jaringan testis maupun pankreas hewan uji diamati. Tak lama kemudian terlihat ekstrak ikan gabus mampu meregenerasi jaringan pulau Langerhans pankreas yang sebelumnya rusak akibat pemberian senyawa aloksan.
"Sebesar 69,78 persen jaringan pankreas dapat kembali normal," jelasnya.
Selain itu, lanjut Dewi, dalam penelitian ini juga didapatkan hasil berupa penurunan Malondialdehyde (MDA) yang menunjukkan adanya stres oksidatif akibat adanya radikal bebas yang dikandung senyawa aloksan. Hal tersebut, menurutnya, menunjukan ekstrak ikan gabus dapat digunakan sebagai antioksidan efektif bagi penderita diabetes.
Lebih lanjut, Dewi yang bekerjasama dengan Sri Nurhalita dalam penelitian ini mengungkapkan bahwa penelitian mengenai ikan gabus ini akan dikembangkan lagi dalam hal molekular. “Pendekatan molekular ini dapat menjadi ilmu baru dalam bidang pengobatan di Indonesia,” tuturnya.
Ke depan, Dewi berharap ekstrak ikan gabus yang telah ia teliti bersama tim dapat menjadi obat diabetes yang efektif, murah, dan mudah didapat oleh masyarakat. "Dengan penemuan ini masyarakat dapat memperoleh pengobatan untuk penyakit diabetes secara maksimal," harapnya.@sit
Link-nya
Comments