Skip to main content

Anehnya Jadi Ibu

Haloooo.... Mama menulis ini sedang asyik duduk, numpang ngadem di kantor lawas mama yaitu beritajatim.com.
Dan waktu menulis ini, kamu masih di kandungan Mama berusia 13 minggu. Kakak - Mama memanggilmu kakak karena pengen punya adik - tau nggak gimana perasaan Mama sekarang?

Hiihihihi...ibumu ini merasa menjadi orang paling aneh sedunia.

Bukannya Mama tidak suka ada kamu, Kak. Tapi perasaan ini sering muncul dalam benak Mama tiap kali bercermin melihat diri sendiri dengan perut yang makin besar. "Bisa-bisanya ada sebuah janin, yang berkembang jadi bayi, lalu akan aku lahirkan ke dunia."

Entah bagaimana rasanya melahirkan Kak...nanti Mama tuliskan rasanya jika kamu udah lahir di dunia.

Back to the topic.
Tiap kali lihat diri sendiri di cermin lalu mengelus-elus perut Mama, kadang membuat bibir Mama tersenyum sendiri. Lalu muncul kalimat lain, "Kok bisa ya aku hamil." Kakak tau tidak, Mama itu orangnya tomboi, teman-temannya banyak yang lelaki sampai-sampai Papamu cemburu berat. Juga gak takut kalau ada yang ngajakin berantem, siapa aja kalo Mama anggap salah ya sikaat. SD-SMP itu paling hobi berantem, teriak-teriak gitu. Maklum, lagi labil.
Pernah keliling Aceh - abis tsunami 2004 - sendirian naik ojek. Kalau dipikir sekarang, Mama berucap syukur gak sampai diculik itu tukang ojek. Abis tsunami, banyak orang ilang gak ketemu kak. Mama itu hobi banget kalau disuruh liputan wilayah bencana. Malah cita-cita Mama pengen banget liputan di wilayah perang. Jadi wartawan perang gitu deh.

Dan sekarang ada kakak di perut Mama.....bisa bayangkan betapa anehnya itu? Pertanyaan konyol lain pun bermunculan susul menyusul.

Tapi hati terasa begitu membiru melihat kakak di layar USG saat periksa ke dr. Iman dj RSIA Bunda Tandes. Kamu benar-benar ada di rahim Mama. Bahkan kamu seolah-olah bergoyang saat tangan dr. Iman menekan perut Mama hanya untuk membuktikan kamu ada. Mama terharu saat itu. Sayangnya, Papa melewati momen itu karena bekerja. Tidak usah khawatir, dia juga menantikan kakak lahir ke dunia dengan selamat.
Ohya kakak perlu tahu, sebelumnya Mama pernah hamil tapi gagal karena divonis blighted ovum alias janin tidak berkembang.Jadi sejak pertama kali tau Mama tidak mens hingga usia 3 bulan, Mama takut bukan kepalang. Khawatir kejadian dulu berulang. Alhamdulillah.....sampai usia mau menginjak 4 bulan, tidak terjadi hal yang menkhawatirkan.

Yang Mama rasakan sekarang adalah gampang capek, punggung sakit, keputihan, gampang marah, makannya ga berhenti dan agak-agak males. Untung kata Papa, Mama ga ngidam aneh-aneh. Kata Eyang....Mama hamil kebo. Hahahhahaaha.....

Dan lagi-lagi, ketika Mama duduk ngadem di kantor ini, rasa aneh muncul lagi. "Kira-kira bagaimana rasanya ketika kakak makin besar dan banyak bergerak dalam perut Mama?"

Membayangkannya saja rasanya aneh. Tapi tentu sangat menyenangkan.
Sehat-sehat dalam perut Mama ya kakak...nanti tiba waktunya kita bertemu di dunia. Kan kubelai, kupeluk dan kuciumi, kususui dan kubesarkan dengan kasih sayang.

Kakak belum lahir aja Mama sayaang banget. Aneh ya :)

Comments

Popular posts from this blog

Surabaya "hot potatoes"

Dua hari ini, Surabaya panas membara. Panas dalam arti sebenarnya. Membara dalam arti kiasan saking panasnya. Lek jare arek Suroboyo: "Hot potatoes" alias panas ngentang-ngentang. Atau : "The hot is not public" alias panas ra umum, ora njamak panase. Intinya panas di Surabaya dalam setahun belakangan ini benar-benar tak seperti biasane. Hampir 15 tahun tinggal di Surabaya - meski dalam periode tertentu meninggalkan kota ini - tau betul lah kalo Surabaya itu kota panas. Panas karena sinar matahari yang benar-benar menyengat. Bukan karena air laut - seperti Semarang, atau Jakarta - panas ditambah polusi yang parah. Mungkin tak sepanas Pontianak yang berada di garis khatulistiwa, tapi coba deh tinggal disini selama seminggu. Yang jelas, penjelasan Wikipedia bersuhu udara rata-rata 23,6 °C hingga 33,8 °C gak pas jeh. Dalam sebulan ini mencoba mengamati suhu di Surabaya terutama di siang hari. Nyaris gak pernah di bawah 33 derajat celcius. Bahkan hari ini,

(Sebaiknya) Mahasiswa FK Harus Orang Kaya

Selasa (29/11) pagi, saya mengunjungi Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada. Setelah berbincang dengan kolega baru, saya bersama beberapa kawan memutuskan untuk sarapan di kantin kampus. Jujur, saya sangat menikmati makanan sehat yang disajikan kantin itu terutama ketiadaan penggunaan MSG. Saya pun merasa nyaman dengan kampusnya yang bersih, dengan para calon dokter berpakaian rapi dan cantik bersliweran sembari membawa buku tebal. Melihat beberapa di antaranya mengenakan jas dokter begitu gagah dan menawan. Apalagi, cuaca pagi tadi sangat cerah. Tetapi, kenyamanan saya tiba-tiba terusik dengan tindakan salah seorang mahasiswa disana. Jamaknya sebuah kantin yang meja-kursi selalu penuh dan harus berbagi dengan orang lain yang tidak satu kelompok, mahasiswi itu terlihat sangat memusuhi dan judes. Awalnya cuek. Tapi ketika dia sudah pindah meja, dengan seenaknya mengambil wadah sambal tanpa permisi. Sontak, saya pun kecewa. Hilang rasa simpati saya terhadap mahasiswa kedokteran

Agung Bakhtiyar, Anak Tukang Becak yang Sukses Jadi Dokter UGM

Tekan Biaya Kuliah dengan Pinjam Buku ke Senior Meski hidup dengan kondisi ekonomi yang serba kekurangan, Agung Bakhtiyar mampu mewujudkan impiannya. Anak tukang becak itu kemarin (8/7) diwisuda menjadi dokter dari Fakultas Kedokteran UGM dengan IPK 3,51. NANI MASHITA Rumah bercat hijau dan berdinding gedhek itu begitu sederhana. Di salah satu sisinya terbuka sebuah jendela kecil. Seorang pria tua dengan ramah menyapa dan mempersilakan Jogja Raya masuk ke rumah di Terban GK/V No 719, Kelurahan Terban, Kecamatan Gondokusuman. Di ruang tamu seluas 3x4 meter tersebut, ada beberapa perabotan yang ditaruh sekenanya. Meja kayu bundar yang tak begitu besar diletakkan di sudut ruangan. Sebuah pesawat televisi diletakkan di atas meja plastik berwarna hijau. Menghadap ke pintu masuk, ada tiga kursi lainnya. Di seberangnya, sebuah kursi bambu difungsikan sebagai kursi untuk menerima tamu. Sepiring makanan tradisional seperti jadah, getas, dan sesisir pisang tersaji di atas mej