Jayanti membuka matanya. Dia memandang ke sekelilingnya yang dengan cepat dikenalinya sebagai kamarnya. Pantatnya yang tipis digerakkannya ke samping dan tubuhnya menjadi telentang diatas kasur. Matanya berkejap-kejap menyesuaikan diri dengan gelapnya kamarnya. Diluar, remang-remang cahaya menelusup diantara gorden jendela kamarnya. Sunyi. Gadis berambut keriting itu mencoba bangun. ”Aduh.....,” serunya lirih. Tangan kanannya refleks memegang kepalanya. Sakit yang tiba-tiba dirasakannya membuat dia menghentikan upayanya duduk diatas kasur. Dia merebahkan diri sembari memejamkan mata dan tangan tetap diatas kepalanya. Dielusnya kepalanya sembari mengingat-ingat apa yang terjadi sebelum dia jatuh tertidur tadi. ”Ah iya,” otak Jayanti sekonyong-konyong memutarkan memori memilukan siang tadi. Lagi-lagi kakaknya menghajarnya habis-habisan gara-gara hal sepele yaitu rebutan remote control . Berkali-kali, Rio merebut kendali jarak jauh tersebut dari tangannya untuk menonton program l
happy, healthy, wealthy