Skip to main content

Posts

Showing posts from February, 2019

Kisah Vivi Aria-Eko Ardianivan Mengharap Buah Hati Lewat Bayi Tabung

Penantian panjang pasangan Vivi Aria Nursella-Eko Ardianivan Dewangga akan kehadiran buah hati berakhir sudah. Lewat teknologi bayi tabung, pasutri yang menikah selama lima tahun tengah menanti kelahiran jabang bayi. Ditemui usai kontrol di Klinik Morula IVF Surabaya, wajah Sella tampak sumringah. Begitu juga sang suami yang setia menemani. “Alhamdulillah sekarang usianya (kehamilan) tiga bulan,” kata Sella. Perempuan 24 tahun itu berkisah jika dirinya sudah tiga kali melakukan pemeriksaan ke dokter kandungan. Ketiga dokter itu menyatakan pasangan ini baik-baik saja. “Saya nunggu tapi kok gak hamil-hamil. Akhirnya nekad ke klinik ini, waktu masih ada di Jalan Bogowonto, Surabaya,” jelasnya. Di klinik ini, dia ditangani salah satu dokter Ilustrasi (www.pixabay.com) Tadinya pasangan ini berniat melakukan inseminasi. Namun pemeriksaan dokter menunjukkan jika suaminya diketahui menderita teratozoospermia, suatu gangguan dimana bentuk dan ukuran sperma abnormal. Sehing

Jokowi Digelari Jancuk, Ternyata Begini Makna Jancuk Sebenarnya

JATIMNET.COM , Surabaya - Calon Presiden (Capres) Joko Widodo atau Jokowi mendapat julukan baru di Kota Surabaya. Dalam acara Deklarasi dan Penyematan PIN Tim Blusukan Jatim #01 itu, capres inkumben tersebut mendapat julukan “Jokowi Jancuk ”. Sang pencetus, Djadi Galajapo yang dalam acara tersebut bertindak sebagai MC, menjelaskan tidak menampik banyak yang menilai ujaran “jancuk” sebagai  hal tidak baik. Tapi, “Bagi Arek Suroboyo itu tidak negatif,” kata komedian asal Surabaya itu, Sabtu 2 Februari 2019 kemarin. Benarkah “jancuk” adalah ujaran yang tidak baik?   Sejarawan Universitas Negeri Malang Dwi Cahyono menjelaskan, kata “jancuk” mulanya berkonotasi negatif. Ada beberapa varian pengucapannya, ada yang “jancuk”, “dancuk”, atau hanya “cuk” dan “cok”. Kata “cuk” secara harfiah berarti mematuk, memasukan sesuatu dengan paruh, memasukkan sesuatu ke lubang. “Memang di awal-awal zaman kolonial, kata ini lebih cenderung ke makna negatif yaitu disetubuhi dan bia