Skip to main content

Posts

Showing posts from January, 2018

Pantai Slopeng Dan Lombang Madura Bak Pinang Dibelah Dua

Kota Sumenep yang berada di bagian paling ujung Pulau Madura menyimpan kecantikan pantai-pantainya. Pantai Slopeng dan Pantai Lombang ibarat pinang dibelah dua, sama-sama cantik dan pas dimanfaatkan untuk bersantai di tepian pantai. fotoku..hiks sayang file aslinya ilang   Deburan ombak yang begitu tenang menyentuh lembut kaki-kaki yang berjalan di putihnya pasir Pantai Lombang. Sesekali, terdengar teriakan terkejut bersambung tawa yang tiada habis. Meski terik menyengat, tidak menyurutkan kegembiraan orang-orang untuk menikmati kelembutan ombak Pantai Lombang. Sebuah sudut elok yang begitu indah di ujung timur pulau garam ini, tepatnya di Kecamatan Batang- batang Kabupaten Sumenep. Meski cukup jauh, toh tidak akan menyesal begitu menjejakkan kaki di pantai ini. Apalagi ada keunikan tersendiri bila dibandingkan dengan pantai-pantai yang lain. Apa itu? Pantai lain umumnya diwarnai dengan pohon kelapa, maka Pantai Lombang memiliki pohon cemara udang. Ini merupa

Makam Raja Sidabutar, Penguasa Tomok Pulau Samosir

Salah satu makam yang terkenal di Pulau Samosir adalah Makam Raja Sidabutar, salah satu penguasa Tomok. Meski disebut raja, namun jangan membayangkan kekuasannya seperti Kerajaan Sriwijaya maupun Majapahit. Raja disini bisa disebut sebagai kepala suku dengan wilayah kekuasaan yang terbatas. Bahkan, kerajaan-kerajaan kecil yang ada di Pulau Samosir kerap saling menyerang agar wilayah kekuasaannya menyebar. Untuk menuju Makam Raja Sidabutar, kita harus berjalan kurang lebih 500 meter dengan toko suvernir di sebelah kanan-kirinya. Di jalur ini juga ada sebuah beringin besar yang membuat suasana pasar menjadi lebih sejuk. Dahulu kala, pohon beringin dianggap sebagai pelindung dan penanda bahwa lokasi tersebut layak untuk ditinggali.     Kompleks makam ini tertata dengan rapi, dengan tangga berundak dengan  penutup yang penuh dengan ornamen cicak dan empat buah payudara yang disebut Boraspati. Masyarakat Batak Toba percaya bahwa perpaduan dua ikon ini melambangkan kesuburan. Di tengah undak

Misteri Samosir, pulau di tengah pulau

Berkunjung ke Sumatera Utara tentu  tidak akan lengkap bila tidak mengunjungi Danau Toba dengan Pulau Samosir di tengah-tengahnya. Tidak disangka, pulau tersebut memiliki sejuta pesona budaya yang sayang jika dilewatkan. Salah satu yang unik adalah banyaknya makam-makam tua yang tersebar di berbagai sudut pulau. Mentari terlihat malu-malu di balik awan-awan yang berarak di atas perairan Danau Toba meski jam tangan menunjukkan waktu pukul 10.00 WIB. Sejak pagi, kami mengambil gambar dari berbagai sudut yang ada di Toledo Inn, Tuktuk Siadong. Usai menikmati sarapan pagi bersama, kami memacu mobil menuju ke Makam Tua Raja Sidabutar di Tomok. Pulau Samosir adalah sebuah pulau yang ada di tengah-tengah Danau Toba  yang seluruh penghuninya adalah suku Batak Toba. Meski matahari mulai naik, cuaca yang mendung membuat suasana pulau terasa sejuk. Kami membuka lebar-lebar jendela mobil sekedar untuk menghirup udara segar. Dalam perjalanan tersebut, kami sempat memotret kehidupa

Godaan “Rijsttafel” ala Hotel Santika Jemursari

Sajikan menu Nusantara nan menggoda Editor : Nani Mashita - 24/01/2018 LENSAINDONESIA.COM : Orang Indonesia dikenal dengan kekerabatan yang sangat kental. Salah satunya terlihat ketika berkumpul di meja makan. Hal itulah yang coba terus dihidupkan kembali oleh Hotel Santika Jemursari, Surabaya. Salah satunya dengan penyajian menu rijsttafel . “Konsep penyajian makanan ini berasal dari Belanda. Yaitu seluruh makanan disajikan di meja dalam satu waktu. Kami ingin menciptakan kekeluargaan yang erat,” ujar Choirul Abidin, Chef Santika Jemursari ditemui Rabu (24/1/2018). Meski demikian,penyajian lengkap sesuai tata cara perjamuan resmi ala Eropa. Diawali dengan makanan pembuka (appetizer), lalu makanan utama, dan diakhiri dengan makanan penutup. “Konsep penyajian seperti ini baru pertama kali ada disini,” katanya. Makanan yang disajikan bukanlah masakan Eropa melainkan masakan Nusantara. Di Hotel Santika Jemursari, menu yang disajikan bervariasi seperti karedok, r

Buktikan Kekuatan Doa

  adminibijatim01 Januari 25th, 2015, 11:00 pm   Tidak ada komentar 1077 views ★ ★ ★ ★ ★ KETUA PC IBI MOJOKERTO –  Hj. Ninik Artiningsih S.Sc M.Kes Tidak banyak orang percaya bahwa berdoa mampu memudahkan dalam mencapai cita-cita maupun karier. Ketua IBI Kota Mojokerto, Hj. Ninik Artiningsih S.Sc M.Kes membuktikan keampuhan berdoa dalam mengejar keinginannya. Seringkali, kenangan di waktu kecil menjadi hal tidak terlupakan bahkan jadi inspirasi bagi seseorang. Begitu halnya bidan Johar yang menginspirasi Ninik untuk menerjuni profesi bidan. “Sampai sekarang saya masih ingat namanya, bidan Johar. Beliau menolong ibu saya saat melahirkan. Seketika itu juga, saya kagum dan ingin jadi bidan,” kenangnya. Dorongan inilah yang membuatnya memilih bersekolah di sekolah perawat kesehatan (SPK) di kota Mojokerto. Niat ingin meneruskan pendidikan ke akademi kebidanan tertunda karena tempat yang ada telah ditutup. Ninik pun berdoa agar diberi kesempata

Tinggalkan bangku SMA demi jadi bidan

adminibijatim01 Januari 25th, 2015, 11:16 pm Tidak ada komentar 744 views ★ ★ ★ ★ ★ KETUA PC IBI TUBAN –  Dri Yuli Hartiningsih S.Sos S.ST Menjadi bidan mungkin bukan cita-cita ideal bagi kebanyakan perempuan saat ini. Namun, jika hal itu ditanyakan pada Dri Yuli Hartiningsih S.Sos S.ST maka jawabannya bisa berbeda. “Dari kecil memang saya ingin jadi bidan,” katanya membuka perbincangan. Sebagai anak ketiga dari delapan bersaudara, dia kerap menemani ibunya memeriksakan kandungan termasuk saat menunggu ibunya bersalin. Tidak hanya itu, banyak kerabatnya yang memeriksakan diri kepada bidan langganan keluarga. Sebuah peristiwa menguatkan cita-citanya: budenya diselamatkan bidan pasca mengalami perdarahan. “Makanya sampai SMP pun kalau ditanya cita-citanya apa, ya jadi bidan,” tegasnya. Cita-citanya nyaris tak tercapai manakala dirinya didaftarkan ke SMA. Dri Yuli juga sempat mencicipi bangku SMA tapi hanya satu minggu saja karena ternyata di

Hanafi Rais, Putra Amien Rais, setelah Kalah dalam Pilkada Jogja

Hanafi Rais bersama istri dan anaknya. Foto : Moch. Asim/Jogja Raya/JPNN Menyandang nama besar sebagai putra tokoh reformasi Amien Rais ternyata belum cukup bagi Ahmad Hanafi Rais untuk memenangi pemilihan wali kota Jogjakarta. Dalam pilkada yang dihelat Minggu lalu (25/9) itu, dia kalah oleh incumbent. Meski kalah, Hanafi merasa puas.  NANI MASHITA, Jogja SUARA gemericik air terdengar dari sebuah kolam ikan di salah satu sudut pendapa. Itulah rumah keluarga Amien Rais di Pandeyan Sari Blok II/15, Condongcatur, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, Jogja. Di dinding geboknya, ada jam dinding bergambar Hanafi mengenakan belangkon. Juga, ada televisi 29 inci. Di pendapa tersebut, ada satu set kursi kulit berukir berwarna merah marun. Di sisi pekarangan, tumbuh beberapa pohon mangga yang berbuah. Suara kicau burung yang bersahut-sahutan menambah alami rumah tersebut. Pagi itu, sekitar pukul 09.00, Hanafi Rais yang tinggal di rumah tersebut sudah menerima tamu yan

Mensos Khofifah Indar Parawansa minta mahasiswa untuk fastabiqul khoirot

Sapa maba UMM    Editor :Nani Mashita         LENSAINDONESIA.COM :   Mahasiswa  diajak untuk ‎ikut fastabiqul khoirat atau berlomba-lomba dalam kebaikan demi membangun bangsa dan negara. Ajakan itu disampaikan Mensos Khofifah Indar Parawansa saat memberi kuliah umum di kampus Universitas Muhammadiyah Malang, Senin (5/9/2016). Dijelaskan dia bahwa kesejahteraan rakyat adalah tujuan suatu negara. Makanya, kata dia, pada ‎ Januari 2017, Indonesia harus menyampaikan laporan tahunan ke PBB tentang gol kesejahteraan negara. “Ada beberapa hal yang menjadi tolak ukur kesejahteraan suatu negara‎ itu. Di antaranya,  no poverty atau nol kemiskinan,” jelas dia. Angka kemiskinan, kata dia,  akan turun apabila mahasiswa ikut berlomba-lomba dalam kebaikan. Misalnya, melakukan gerakan yang bersinergi dan berikhtiar demi peningkatan ekonomi masyarakat. Kedua, kata dia, mengurangi kesenjangan sosial dan ekonomi. Itu karena   kesenjangan antar

Akademisi UGM hadiri upacara penyerahan hadiah Nobel Perdamaian

Dilansir dari lensaindonesia.com pada tanggal 6 Desember 2017 Editor :  Nani Mashita LENSAINDONESIA.COM:  Dua orang akademisi dari Departemen Ilmu Hubungan Internasional, Fisipol UGM, Muhadi Sugiono dan Yunizar Adiputera akan menghadiri upacara penyerahan hadiah nobel 2017 di Oslo pada 10 Desember mendatang. Keduanya diundang mewakili Institute of International Studies Fisipol UGM yang menjadi mitra organisasi International Campaign to Abolish Nuclear Weapon (ICAN) yang tahun ini dianugerahi penghargaan nobel perdamaian. Yunizar Adiputera mengatakan pemberian penghargaan hadiah nobel kepada ICAN sebagai momentum untuk menyadarkan masyarakat global tentang pentingnya isu perlucutan senjata nuklir di tengah ancaman adanya risiko perang nuklir di semenanjung Korea. “Nobel prize bukan hadiah untuk melihat bahwa ICAN sebagai sebuah organisasi namun sebagai momentum untuk peduli keberlangsungan hidup penduduk di muka bumi dari ancaman senjata nuklir,” kata Yunizar kepada

Sukses Bupati Bojonegoro raih gelar doktor di UMM

LENSAINDONESIA.COM:  Bupati Bojonegoro, Suyoto sukses meraih gelar doktor di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Sabtu (23/9/2017). Kesuksesan itu diraih berkat disertasinya yang mengangkat tentang penafsiran generatif terhadap ritual kematian di Desa Pajeng, Kecamatan Gondang, Kabupaten Bojonegoro. Bupati Bojonegoro dua periode ini tertarik mengangkat hal tersebut setelah mengetahui warga Pajeng yang selalu menolak bantuan dari pemerintah. “Setiap ada bantuan mereka menolak. Mereka tak mau dibantu,” kata mantan Rektor Universitas Muhammadiyah Gresik itu. Pria kelahiran Bojonegoro, 17 Februari 1965 ini kemudian melakukan penelitian sekitar 11 tahun. Dia pun akhirnya mengetahui mengapa warga Pajeng, asal usul Kerajaan Majaphit itu menolak bantuan pemerintah. Menurut dia, mereka mandiri karena kegotong-royongannya sangat kuat. Hal itu terkondisikan berkat penafsiran ulang secara generatif terhadap ritual kematian. Sehingga, kata dia, demokrasi yang mereka ter