Skip to main content

Posts

Showing posts from September, 2013

Chairul Tanjung dan SBY "Dikerjai" Angle

Foto ini seolah jadi pemuas dahaga masyarakat yang tidak puas dengan kepemimpinan SBY Munculnya foto Chairul Tanjung (seolah-olah) menunjuk muka Presiden Susilo Bambang Yudhoyono membuat gempar media sosial, terutama Facebook. Dalam foto tersebut, terlihat bila CT tengah berdiri di tengah ruangan dan menunjuk SBY yang saat itu didampingi oleh Ani Yudhoyono dan Seskab Sudi Silalahi plus beberapa paspampres. Foto ini jadi gempar karena tampang tokoh-tokoh ini terlihat sangat tegang sehingga ramai-ramai diunggah ke media online. Dalam berita tersebut juga ditulis sebuah narasi yang sangat ‘menggelora’ seolah-olah CT berhasil memenuhi hasrat sebagian besar masyarakat Indonesia yang ingin protes keras terhadap gaya kepemimpinan SBY selama ini. Pada kenyataannya, tidak. Foto itu diunggah ke sebuah akun FB milik wartawan senior. Beliau adalah sosok yang sangat cerdas dan cerdik dalam melihat sebuah isu atau peristiwa. Dia juga ‘nakal’ dalam mengelola isu tersebut agar bisa

Mesra Sampe Tua

Kalau yang lain memilih 'Menjadi Keluarga Sakinah Mawaddah wa Rahmah' maka kami memilih tagline 'Mesra Sampe Tua' dalam membangun keluarga kecil kami. Hal yang simple kenapa kami memilih hal ini. Tentu saja, kami ingin kami berdua tetap mesra hingga mati memisahkan.  Banyak yang melatari kenapa kami menginginkan hal tersebut. Saya, seorang perempuan yang awalnya adalah anak perempuan yang sangat bahagia dengan kedua orang tuanya mendadak dikejutkan dengan sebuah kenyataan kalau orang tua ternyata tidak bahagia. Teguh, meski tidak sampai broken home, juga mengalami hal yang mirip. Mesra sampai maut memisahkan kami, adalah salah satu cara kami. Oh tidak.  Kami bukan dibutakan oleh cinta atau asmara seperti yang di sinetron-sinetron atau dongeng-dongeng. Juga tidak mengharapkan sebuah keluarga sempurna. Tidak. Tidak ada yang sempurna di dunia ini. Kami cuma sepasang kekasih yang jatuh cinta dan menginginkan hidup bahagia. Terserah untuk setuju atau tidak setuju. 

Mengapa Butuh ASURANSI ?

Apa yang terpikir ketika mendengar kata ASURANSI ? Dulu, mendengar kata ini, langsung terpikir mengenai bisnis pembohongan jamaah sebuah perusahaan terhadap masyarakat. Saya harus berani jujur pada diri sendiri meski akhirnya sekarang saya ikut-ikutan berkecimpung di bisnis ini.   AWALNYA, saya   mengira pemikiran semacam itulah yang sesungguhnya terjadi dalam bisnis asuransi.    Ternyata TIDAK.  Memang ada unsur mengambil keuntungan. Wajar. Namanya juga bisnis, namanya juga perusahaan...pastilah mengambil untung. Namun, manfaat asuransi baru saya rasakan setelah saya opname di Jogja International Hospital. Dalam diagnosa, dokter   mengatakan asam lambung saya naik   tinggi yang kemungkinan dipicu oleh stress yang berkelanjutan.  Setelah bla-bla-bla dan tidur semalaman, saya terkejut ternyata kantor media tempat saya bernaung menolak untuk memberikan bantuan pengobatan. Padahal yang membawa ke rumah sakit itu bukan atas keinginan saya. Alasannya, surat keputus