Skip to main content

Posts

Showing posts from February, 2012

Bayar Biaya Masuk UGM dengan Gadaikan Sertifikat Tanah

*Laras Susanti, Lulus FH UGM dengan IPK 4,00 Status aktivis kadang jadi kambing hitam jebloknya prestasi mahasiswa. Tetapi itu tidak terjadi pada Laras Susanti. Kegiatan non-akademisnya yang seabrek justru mendukung perkuliahan. Dalam wisuda 21 Februari mendatang, IPK-nya 4,00. Sempurna. NANI MASHITA, Jogja DIPERLUKAN berlembar-lembar kertas jika ingin mencatat seluruh kegiatan Laras Susanti. Ia pernah terlibat dalam Pelatihan Pemimpin Bangsa (PPB II) UGM, Sahabat Percepatan Peningkatan Mutu Pembelajaran (SP2MP) UGM angkatan 2007, anggota Indonesia Youth Parliament (2009-sekarang). Di bidang organisasi, sejak 2010 hingga sekarang, masih menjabat sebagai Ketua Komunitas Hukum Tata Negara (HTN) FH UGM. Laras juga aktif di Dewan Mahasiswa (Dema) Justicia FH UGM, pernah jadi staf ahli antikorupsi Departemen Kajian Strategis dan Menteri Kajian Strategis BEM KM UGM. Laras juga kerap menjuarai aneka lomba, terutama yang berkait dengan statusnya sebagai mahasiswi FH UGM. Salah satuny

UNY Siap, UGM Pikir-pikir, APTISI Tolak Jurnal Ilmiah S1

JOGJA - Di tengah polemik surat edaran Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi tentang jurnal ilmiah bagi mahasiswa strata satu (S-1), Universitas Negeri Yogyakarta menyatakan siap menerapkan kebijakan tersebut. Di sisi lain, Universitas Gadjah Mada memilih berhati-hati sebelum memutuskan melaksanakan surat edaran itu. Rektor UNY Prof. Rochmat Wahab optimistis, kampusnya bisa menerapkan kebijakan jurnal ilmiah pada Agustus 2012. Surat edaran Dikti sudah disosialisasikan kepada seluruh jajaran fakultas di UNY. ’’Saya optimistis bisa menerapkan kebijakan itu,’’ tandasnya kemarin (14/2). Saat ini, pihaknya tengah mempersiapkan hal teknis seputar penyiapan penerbitan makalah milik mahasiswa. Rochmat mengatakan, surat dari Dikti tidak mensyaratkan secara rigid bahwa makalah mahasiswa harus muncul di jurnal dengan standar yang ketat. UNY juga akan membentuk tim di tingkat rektor, fakultas hingga jurusan untuk membantu asistensi pembuatan jurnal bagi mahasiswa. Langkah lain yang dilakukan ad

How if You Suddenly Falling in Love?

So, how if you suddenly falling in love? Kecuali diminta oleh si empunya yang dijatuh-cintai, saya kira tidak ada yang bisa menahan diri ketika jatuh cinta. Seluruh ilmuwan di dunia seyakin-yakinnya, masih belum punya resep jitu untuk menghentikan 'serangan' jatuh cinta. Orang yang jatuh cinta, memiliki ekspresi berbeda-beda tiap orangnya. Kalau saya, lebih suka memandang fotonya seolah-olah dia ada di hadapan. Yaaaa....jauh sih. Salah sendiri. Namun, takut seringkali menghinggapi jika mengingat dia yang ada nun jauh disana. Tetapi, tulisan http://rumahangin.wordpress.com/ menentramkan saya. "Bukan cinta yang membuatmu bahagia ketika perasaanmu bersambut. Bukan pula cinta yang bikin kita sedih saat rasa ini bertepuk sebelah tangan. Keinginan untuk memiliki dan ketakutan akan kehilangan, itu tak lain kerjaan Si…Ego. Pinter! :) Sebab cinta tak pernah menuntut kita untuk harus memiliki. Cinta pun tak membuat jiwa kita jadi cengeng sehingga harus takut kehilangan. Seb

Mengkritik (Gengsi) Pendidikan Mahal

KOMERSIALISASI pendidikan menjadi kata yang cukup akrab beberapa tahun terakhir. Salah satu penyebabnya adalah UU Pendidikan Nasional yang di dalamnya mewajibkan pemerintah untuk membuat Rintisan Sekolah Bertarif eh…Berstandar Internasional ding. Tidak tanggung-tanggung, tiap kabupaten wajib ada satu RSBI. Tapi saya mau melepaskan diri dari pro kontra itu. Saya mau mengkritik biaya pendidikan untuk sekolah-sekolah swasta, terutama mereka yang memasang tarif gila-gilaan. Saya baru saja mendapatkan informasi bahwa sebuah sekolah swasta ternama di Jogja, mensyaratkan siswanya untuk melakukan her registrasi. Biayanya Rp 10 juta bagi siswa yang 'miskin' hingga Rp 15 juta per orang buat mereka yang dinyatakan kaya. *tepokjidat* Biaya sebesar itu hanya untuk her registrasi! Bayangkan, diwajibkan untuk daftar ulang yang biayanya hampir setara untuk membeli laptop atau motor. Tentu ini agak tidak masuk akal, karena kan sesungguhnya dia sudah TERDAFTAR jadi siswa sekolah itu. Kenapa

Nasi Gila yang membuat Tergila-gila

Orang punya persepsi negatif jika mendengar kata ‘gila’. Namun, menu makanan yang disajikan di Warung Soga ini malah akan membuat penikmat kuliner jadi tergila-gila. Pemilik Warung Soga, Singgih Rahardjo mengatakan usaha warung yang didirikan sejak 26 Desember 2009 tersebut mengandalkan menu Nasi Gila. Ini adalah salah satu menu favorit terutama dari kalangan anak muda. Menu ini terdiri dari nasi putih yang disajikan dengan tumisan beberapa macam seperti orak-arik telor, bakso dan sosis, lantas diguyur dengan saos tiram yang dibumbui. “Kejutan baru terasa ketika kita menikmati menu ini,” ujarnya ditemui beberapa waktu lalu. Kejutan yang dimaksud Singgih adalah rasa pedas yang ‘diselipkan’ di antara bumbu-bumbu Nasi Gila. Warung ini juga memanjakan dengan tingkatan rasa pedas sesuai keinginan konsumen, mulai dari setengah pedas, pedas hingga super pedas. “Jadi bakalan jadi gila makan nasi ini. Haha…(tertawa lepas),” katanya. Menu istimewa lain yang ditawarkan adalah Nasi Omelet

Sudahkah kita Memanusiakan Manusia?

Saat bertemu dengan kawan lama, yang kita tanyakan tentulah apa kabar? sudah menikah? berapa anaknya?. Dilanjutkan, rumah dimana? pekerjaannya apa? naik kendaraan apa? kadang juga kita komentari pakaian teman kita itu. Yang kebablasan, biasanya berkomentar : "Tambah makmur aja ya kamu..." (artinya tambah gemuk). Basa-basi seperti ini memang menjadi tradisi di lingkungan kita. Namun, lama kelamaan penilaian materi - walaupun sekilas- kini menjadi lebih penting ketimbang sisi dalam diri manusia itu sendiri. Materi dalam hal ini tentu saja tidak hanya dalam bentuk harta, tapi juga benda, riasan wajah, rambut - yang intinya adalah "tampilan" dari seseorang. Jamaknya, semua tahu bisa saja penampilan menipu. Tapi ketika dunia materi terlalu menguasai kehidupan, manusia-manusia itu terkadang juga menjadi sebuah benda semata. Kita jadi sering terjebak dalam hal-hal yang keduniawian yang memang penting tetapi tidak terlalu substansial. Memiliki gadget terbaru bukan har