Skip to main content

Posts

Showing posts from November, 2012

Guru Honorer, Pahlawan yang Minim ‘Harga’

MENJADI seorang guru bukanlah cita-cita yang main-main, apalagi untuk ditertawakan.   Guru merupakan salah satu profesi mulia karena lewat tangan pahlawan tanpa tanda jasa inilah, generasi muda Indonesia tercetak. Zaman dahulu, figur Oemar Bakri a la Iwan Fals, digambarkan sebagai sosok yang bersahaja dengan kopiah di kepalanya. Dia akan mengayuh sepeda kumbang dengan tas buaya yang disampirkan di salah satu bagian sepedanya. Begitu menghanyutkan dan damai melihat sosok seperti itu. guru honorer hanya dibayar Rp 300 ribu per bulan (google)   Sekarang, zaman sudah berbeda. Pemerintah sudah mengeluarkan sebuah kebijakan yang langsung mengatrol kesejahteraan para guru, terutama yang berstatus pegawai negeri sipil. Di satu sisi, kita bersyukur bahwa m enjadi guru saat ini bukanlah pilihan ‘terpaksa’ bagi lulusan yang tidak mendapatkan pekerjaan . Namun di sisi lain, guru bersahaja yang digambarkan di atas, nyaris tidak pernah muncul lagi. Saat ini, banyak yang memilih untuk

Menyulap Madura Menjadi Lumbung Tebu

IBARAT kembang desa, Madura kini menjadi rebutan untuk dikembangkan sebagai wilayah industri tebu baru di Jawa Timur. Namun, mengolah tebu di lahan Madura tidak semudah pengerjaannya di lapangan, terutama yang berkaitan dengan kultur masyarakat.  Awalnya, optimisme disebar dengan rencana pengembangan lahan tebu ini. Pasalnya, Madura memiliki keuntungan tersendiri terkait kondisi lingkungan yang memadai, ditambah sinar matahari, kecepatan angin, suhu, kelembaban udara, air, dan kesesuaian lahannya yang mendukung budidaya tebu secara baik. Dengan ‘kekayaan’ sinar matahari, tebu Madura memang berpotensi memiliki kualitas terbaik. Kementerian Pertanian juga ikut mendorong perluasan areal tebu di Madura hingga 4.000 hektar dengan menyiapkan dana Rp 89 miliar. Dana sebesar ini   untuk membantu bibit, traktor, dan tenaga pendamping. Hingga saat ini, lahan tebu yang sudah dikembangkan di Madura sekitar 1.300 hektar. Keberadaan Jembatan Suramadu menjadi salah satu faktor optimisme k

Dulu, Kotaku Pahlawan

Kotaku Kota Pahlawan Banyak pahlawan bergelimpangan mempertahankan gempuran lawan Merobek bendera yang meruntuhkan kesombongan penjajahan Maka matilah angkara dan keangkuhan Pahlawan dihargai dan dihormati Diberi salam dan doa bak raja-raja bersahaja Tapi itu dulu Kini kotaku adalah Kota Pahlawan Yang menghormati   pejuang hura-hura dan kesenangan Tak lagi doa, tidak lagi khusyuk merenung kenang-kenangan Kotaku pahlawan yang mati Hidup dalam hedonism yang rapi Para penggembira melambai menyelimuti diri Dalam kepalsuan yang tak lagi mati 

Meraup Untung dari Toilet

Keberadaan toilet selama ini dianggap tidak mengenakkan untuk dibahas, apalagi sampai harus dipersiapkan keberadaannya secara khusus. Padahal fungsi toilet sangat penting dan dibutuhkan semua orang. Andri Wibowo Susilo melihat hal tersebut sebagai peluang bisnis dengan menyiapkan toilet portabel yang ‘wah’ . Presiden SBY pun pernah menggunakan toilet miliknya ini.   ADA sebuah ungkapan, bila ingin mengetahui kepribadian seseorang bisa tercermin dari toilet yang ada di rumahnya. Jika kamar mandinya bersih, maka orang tersebut rapi dan sebaliknya. Namun, pilihan toilet bersih kadang tidak bisa dipenuhi oleh toilet-toilet yang ada di ruang publik. “Karena itu, saya ingin memberikan sebuah toilet yang decent , layak,” katanya ditemui di sela-sela perhelatan Jatim Fair 2012 di Grand City Mall, Surabaya.     TOILET SEWA : Andri di depan toilet yang disewakan Ada di bisnis toilet portabel memang tidak pernah dibayangkan sebelumnya oleh Andri. Bermula dari keberhasilan memenang