Skip to main content

Lima Calon Rektor UGM Lolos Tahap Pertama

* MWA Santai Tanggapi Somasi Muslich dkk

JOGJA – Lima calon rektor Universitas Gadjah Mada akhirnya lolos dalam pemilihan tahap pertama lewat rapat pleno gabungan Senat Akademik (SA) dan Majelis Guru Besar (MGB). Dekan Fisipol UGM, Prof. Pratikno mendapatkan suara terbanyak yaitu 146 suara dibandingkan calon lain.
Lima calon rektor terpilih adalah Dekan Fisipol UGM Prof. Dr. Pratikno yang mendapatkan 146 suara, disusul Dekan Fakultas Hukum Prof. Dr. Marsudi Triatmodjo (81 suara), Dekan Fakultas Teknologi Pertanian Prof. Dr. Ir. Djagal Wiseso Marseno (66 suara), Ketua LPPM UGM Prof. Danang Parikesit mendapatkan 54 suara. Posisi terakhir adalah mantan Direktur Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Depdiknas/Kemdiknas/Kemdikbud Prof. Suryo Hapsoro Tri Utomo (35 suara). “Lima orang ini adalah yang berhak mengikuti tahap selanjutnya,” ujar Ketua Panitia Ad Hoc Penjaringan Calon Rektor, Supama, Kamis (15/3).


Sedangkan dua orang calon rektor lain yang tersisih adalah Direktur Sekolah Pascasarjana UGM Prof. Dr. Hartono (14 suara) dan Ketua Pokdi Mutu FKM-UIDr. dr. Hafizurrahman, yang tidak mendapatkan suara. Lima orang kandidat yang lolos akan mengikuti rapat pleno gabungan lagi pada Senin (19/3) mendatang dengan agenda wawancara terbuka oleh tim panelis.
Supama menjelaskan tim panelis terdiri dari Ketua MWA Prof. Sofian Effendi, Ketua MGB Prof. Widyastuti, Ketua Senat Akademik Prof. Marsetyawan. Dua panelis adalah Prof. Ichlasul Amal dan Prof.Moh. Adnan, keduanya adalah mantan rektor UGM. Usai menjalani wawancara, lima kandidat diminta untuk menyampaikan visi, misi dan program kerja jika terpilih. “Setelah itu dilakukan pemungutan suara untuk menjaring tiga besar,” lanjutnya.
Sempat dibayangi dengan mahasiswa yang membagi-bagikan selebaran, proses pemungutan suara berlangsung pukul 09.00 WIB di ruang Balai Senat. Acara dihadiri oleh tiga pimpinan lembaga yakni Majelis Wali Amanat (MWA), Majelis Guru Besar (MGB) dan Senat Akademik (SA). Ketua MWA Prof. Sofian Effendi yang dalam rapat sebelumnya dipermasalahkan ketidakhadirannya, terlihat di antara pimpinan. Rapat pleno dibuka Ketua SA Prof. dr. Marsetyawan seraya menegaskan agenda rapat pleno adalah menjaring tujuh kandidat menjadi tujuh orang.
Anggota Panitia PAH Penjaringan Rektor Prof. Dr. dr. Hardyanto Soebono membacakan tatib pemilihan. Dalam 8 butir tatib tersebut disebutkan atas dasar kesetaraan kelembagaan dan jumlah anggota, satu suara anggota SA memiliki bobot 3 suara, sedangkan anggota MGB hanya satu suara. “Setiap pemilih hanya memberikan satu suara pada satu bakal calon,” katanya.
Proses pemungutan suara berlangsung dari pukul 09.30 WIB hingga berakhir 13.30 WIB. Dari total 250 anggota MGB, sekitar 181 anggota yang menggunakan hak suaranya. Sebaliknya SA, dari total 79 anggota, sebanyak 77 orang telah menggunakan hak suaranya.
Ketua MWA Prof. Dr. Sofian Effendi mengucapkan rasa syukur karena proses tahapan awal pemilihan calon rektor berlangsung lancar. Dia menyebutkan sekitar 97 persen anggota SA dan 72 persen anggota MGB telah menggunakan hak suaranya. “Hasil pemilihan kemarin sangat legitimated,” ujarnya.
Dia juga mengomentari hasil perolehan suara yang diperoleh oleh masing-masing calon yang terjaring. Sofian mengatakan hal ini mencerminkan rasionalitas pemilih yang mana jumlah suara yang diberikan sesuai dengan kulaitas rektor yang diinginkan. Menurutnya, urutan ini tidak akan ada banyak perubahan. “Kemungkinan urutan berubah ada tapi sangat kecil. Kita lihat nanti saja,” tuturnya.
Mantan rektor UGM itu menyatakan proses pilrek periode 2012-2017 adalah yang paling ramai dengan aneka protes maupun demonstrasi. Dia lantas menanggapi adanya somasi yang dilayangkan oleh Muslich Zainal Asikin dan kawan-kawan. Dia mengatakan hal tersebut tidak berpengaruh signifikan terhadap proses pilrek. Sofian juga mengatakan akan menjawab somasi tersebut sembari menunggu putusan PTUN Jogjakarta yang akan mengumumkan gugatan serupa dari Zainal. “Nanti ada staf yang akan menghadapi somasi tersebut,” katanya sembari tersenyum. (sit)


Foto : Nani Mashita

Comments

Popular posts from this blog

Surabaya "hot potatoes"

Dua hari ini, Surabaya panas membara. Panas dalam arti sebenarnya. Membara dalam arti kiasan saking panasnya. Lek jare arek Suroboyo: "Hot potatoes" alias panas ngentang-ngentang. Atau : "The hot is not public" alias panas ra umum, ora njamak panase. Intinya panas di Surabaya dalam setahun belakangan ini benar-benar tak seperti biasane. Hampir 15 tahun tinggal di Surabaya - meski dalam periode tertentu meninggalkan kota ini - tau betul lah kalo Surabaya itu kota panas. Panas karena sinar matahari yang benar-benar menyengat. Bukan karena air laut - seperti Semarang, atau Jakarta - panas ditambah polusi yang parah. Mungkin tak sepanas Pontianak yang berada di garis khatulistiwa, tapi coba deh tinggal disini selama seminggu. Yang jelas, penjelasan Wikipedia bersuhu udara rata-rata 23,6 °C hingga 33,8 °C gak pas jeh. Dalam sebulan ini mencoba mengamati suhu di Surabaya terutama di siang hari. Nyaris gak pernah di bawah 33 derajat celcius. Bahkan hari ini,

(Sebaiknya) Mahasiswa FK Harus Orang Kaya

Selasa (29/11) pagi, saya mengunjungi Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada. Setelah berbincang dengan kolega baru, saya bersama beberapa kawan memutuskan untuk sarapan di kantin kampus. Jujur, saya sangat menikmati makanan sehat yang disajikan kantin itu terutama ketiadaan penggunaan MSG. Saya pun merasa nyaman dengan kampusnya yang bersih, dengan para calon dokter berpakaian rapi dan cantik bersliweran sembari membawa buku tebal. Melihat beberapa di antaranya mengenakan jas dokter begitu gagah dan menawan. Apalagi, cuaca pagi tadi sangat cerah. Tetapi, kenyamanan saya tiba-tiba terusik dengan tindakan salah seorang mahasiswa disana. Jamaknya sebuah kantin yang meja-kursi selalu penuh dan harus berbagi dengan orang lain yang tidak satu kelompok, mahasiswi itu terlihat sangat memusuhi dan judes. Awalnya cuek. Tapi ketika dia sudah pindah meja, dengan seenaknya mengambil wadah sambal tanpa permisi. Sontak, saya pun kecewa. Hilang rasa simpati saya terhadap mahasiswa kedokteran

ArtJog 2011

Guys....akhir pekan kemarin abis berkunjung ke Taman Budaya Yogyakarta yang lagi ada acara heboh yaitu ArtJog 2011. Awalnya sih aku rada-rada males karena menduga akan mendapatkan sajian yang gak jauh beda ama pameran-pameran sebelumnya. Tapi ternyata saya SALAH. Seni instalasi di Art Jog 2011 ini lumayan menarik. Sayang, aku gak beli katalog-nya coz lagi bokek. kekwkekwk...so i share foto-fotonya aja yah, ntar aku lengkapi caption fotonya. Cekidot gan. ini namanya :Luz Series: kayaknya seni instalasi lagi heboh gaya gini ya? kapan hari, aku liat tulisannya USA atau kalau dibalik jadi ASU (Bhs Jawa; Anjing). Kesalahan aku cuma satu: aku gak baca/tidak tahu siapa senimannya. sowli.... yang ini aku foto coz ini adalah kertas yang diukir. menurutku hebat, karena aku gak bisa. hehehe aku upload ini coz sebenarnya aku jijik, kirain tai beneran. hahaha...norak kan? beklah...saya ikutan numpang disini yah :))