Skip to main content

Posts

Showing posts from November, 2011

(Sebaiknya) Mahasiswa FK Harus Orang Kaya

Selasa (29/11) pagi, saya mengunjungi Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada. Setelah berbincang dengan kolega baru, saya bersama beberapa kawan memutuskan untuk sarapan di kantin kampus. Jujur, saya sangat menikmati makanan sehat yang disajikan kantin itu terutama ketiadaan penggunaan MSG. Saya pun merasa nyaman dengan kampusnya yang bersih, dengan para calon dokter berpakaian rapi dan cantik bersliweran sembari membawa buku tebal. Melihat beberapa di antaranya mengenakan jas dokter begitu gagah dan menawan. Apalagi, cuaca pagi tadi sangat cerah. Tetapi, kenyamanan saya tiba-tiba terusik dengan tindakan salah seorang mahasiswa disana. Jamaknya sebuah kantin yang meja-kursi selalu penuh dan harus berbagi dengan orang lain yang tidak satu kelompok, mahasiswi itu terlihat sangat memusuhi dan judes. Awalnya cuek. Tapi ketika dia sudah pindah meja, dengan seenaknya mengambil wadah sambal tanpa permisi. Sontak, saya pun kecewa. Hilang rasa simpati saya terhadap mahasiswa kedokteran

Anak Penjual Bakso yang Lulus Cumlaude

Sri Harmini Anak Penjual Bakso yang Lulus Cumlaude Sempat bingung dengan kelanjutan pendidikannya karena kesehatan ayah drop, Sri Hatmini malah lulus dengan cumlaude. Putri sulung pedagang bakso keliling itu bahkan sempat mengecap Swedia untuk riset mengenai energi biokonversi dari limbah kelapa sawit. NANI MASHITA, Jogja SEPASANG muda-mudi tengah melihat daftar minuman ketika menemui mereka. Keduanya terlihat mesra dengan lirikan yang sesekali dilempar satu sama lain. ”Kami baru saja menikah. Jadi paket lengkap ijabsah dan ijazah,” kata Mini, panggilan akrabnya, dengan wajah malu-malu. Sang suami, Yahya Farqadain, hanya tertawa ketika ditanya mengenai pernikahan yang ternyata baru berlangsung 19 November. Pria alumnus Jurusan Elektro Fakultas Teknik UGM itu membenarkan kalau keduanya baru saja melangsungkan pernikahan. ”Tadinya ingin menikah setelah Mini diwisuda. Ternyata, wisudanya molor dan keduluan tanggal nikah,” katanya tertawa kecil. Pernikahan ini memang melengkapi

Imaji Nirwana di Kawah Putih

Kawah Putih menjadi objek wisata yang layak untuk dikunjungi saat berada di Bandung Selatan. Objek ini menawarkan sebuah imaji mengenai sebuah nirwana. Pertengahan November ini bersama rombongan Universitas Gadjah Mada (UGM) mengunjungi ceceran surga itu. ********** MENUJU lokasi objek wisata Kawah Putih memang membutuhkan kesabaran karena lokasi ini berada di wilayah Ciwidey, Bandung Selatan, Jawa Barat. Apalagi jika Anda melakukan perjalanan di akhir pekan maka bersiaplah menghadapi kemacetan. Meski begitu, perjalanan yang cukup jauh dalam mencapai lokasi cukup terhibur dengan adanya tanaman strawberry yang ada di kanan-kiri. Dan kelelahan pun terbayar lunas dengan keindahan Kawah Putih. Kawah Putih terletak di selatan Kota Bandung, sekitar 46 km atau setidaknya membutuhkan waktu dua setengah jam. Kawah yang berada 2.194m dpl sebenarnya terbentuk akibat letusan Gunung Patuha pada abad X dan XII silam. Gunung Patuha atau Gunung Sepuh (Pak Tua), memiliki ketinggian 2.434m di

Mutiara Bening

Bulir-bulir air mata itu perlahan turun dari ujung mata. Lama kelamaan, bulir-bulir itu mengaris deras ibarat air dam yang dibuka penutupnya. Hujan yang turun hari itu bahkan kalah deras dengan kesedihannya yang berturut-turut turun tanpa tertahan. Bahunya tergugu, tangannya memeluk kakinya. Tangis di pinggir jalan itu sama sekali tak terduga. Tak ada orang yang tahu. Tak ada orang yang mendengar. Tak ada pula yang memeluk perempuan itu. Tua. Ringkih. Rapuh. Tidak ada yang tahu tangis perempuan itu menanti maut. Malaikat bertudung hitam itu telah dilihatnya dalam tiga hari terakhir. Awalnya dia takut mati. Tapi kini dia takut mati karena meninggalkan seorang gadis kecil, yang dipungut dari sampah, dan dianggapnya cucu. Dia menangis dengan sakit tertahan. Malaikat itu sudah tidak bisa ditawar. Tapi tubuhnya mengejan. Menolak jiwa pergi darinya. Tapi tangis itu tiba-tiba diam. Sunyi. Perempuan itu mati dengan sisa mutiara bening di pipinya. Jo

Guru Menyontek, Siswa???

Sebuah peristiwa mengejutkan saya hadapi ketika memantau situasi ujian ulang pendidikan dan pelatihan profesi guru (PLPG) di kampus UNY. Ini adalah ujian sertifikasi bagi guru. Sebelumnya, saya hanya memantau dari jauh pelaksanaan ujian PLPG tahap satu dan hasilnya yang cukup mengejutkan. Dari 2000-an guru se-DIY yang mengikuti ujian, 52 persen di antaranya tidak lulus atau 1.285 guru yang harus ikut ujian ulang. Beuh!!! Yang luar biasa, ternyata kondisi ini tidak hanya dihadapi oleh provinsi DIY namun semua wilayah di Indonesia juga mengalami hal serupa. Di Aceh, pak ketua rayon mengatakan kelulusan cuma 20 persen!!! Baiklah….ini kenyataan. Karena banyak yang tidak lulus, pemerintah memberikan kesempatan bagi guru untuk melakukan ujian ulang PLPG. Dan kemarin, diikuti 1.285 guru yang tidak lulus itu dong. Maka saya memilih untuk datang ke TKP sembari jeprat-jepret , siapa tau ketemu peserta yang lagi minta jawaban. TAAAAPIII………kenyataan lebih buruk ketimbang ekspektasi saya

Rokok, Pembunuh nomor 1

Siapa yang tidak mengenal rokok? Semua orang, apalagi di Indonesia, tentu sangat mengenal dengan produk satu ini. Di Jatim, setidaknya ada dua daerah penghasil rokok terbesar yaitu PT Gudang Garam Tbk di Kediri dan PT HM Sampoerna yang berkedudukan di Surabaya. Dua pabrik ini menghidupi ribuan pekerja dan menghasilkan jutaan lintingan rokok tiap harinya. Saya tidak akan mengkritik, melarang, apalagi menghujat perokok. Silakan saja. Itu pilihan Anda. Tapi rokok adalah alat untuk membunuh dua orang sekaligus, perokok aktif dan perokok pasif. Ingat itu. Saya mau menulis mengenai hasil sejumlah riset yang saya kutip dari Quit Tobacco Indonesia. Dalam paparan yang disampaikan pada publik beberapa waktu lalu di Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada, Koordinator Quit Tobacco Indonesia Yayi Prabandari menyebut rokok menyebabkan SATU KEMATIAN TIAP ENAM DETIK. Total ada 5,4 juta jiwa meninggal pada tahun 2005 karena merokok dan 100 juta jiwa selama abad ke-20.Jika dibiarkan maka di

Bicara pada Hujan

Hujan, aku ingin berkisah padamu Mengenai pegunungan, Rindangnya pepohonan, Hijaunya rerumputan, dan beningnya embun Dan Engkau yang menyegarkan bumi dengan derasmu Tetapi Hujan...tiap kau datang, selalu membawa Kabut Pekat Kabur Dingin Misteri Dan disana tersembunyi perih Sedih Tangis Disana tersimpan marah Kecewa Gelisah Tetapi juga pasrah Tidak mungkin aku menyalahkan engkau, Hujan Tidak juga pada Malam yang indah penuh gemintang Yang bisa kulakukan hanyalah marah, gelisah, pasrah dan berdamai dengan mega *JOGJA, 2 November 2011