Skip to main content

Posts

Showing posts from June, 2011

Liberalisasi Angka

Masa pendaftaran siswa baru di sejumlah daerah sudah dimulai. Di Jogja, masa pendaftaran untuk SMA sudah ditutup Selasa (28/6) hari ini. Dari angka-angka yang terpampang dalam real time online (RTO), orang tua maupun siswa bisa melihat secara jelas dimana posisi mereka/anak mereka. Mereka juga bisa mengikuti pergerakan angka secara transparan mulai sejak nama mereka diinput dalam sistem, perangkingan hingga akhirnya terlempar ke sekolah pilihan kedua atau tidak diterima sama sekali. Semuanya bisa dilihat dan dipantau secara jelas. Patokannya satu : jika ingin bertahan di sekolah pilihan, angka mereka harus lebih baik dari nilai siswa yang lain. Dari sini, perlu digarisbawahi betapa pentingnya arti dari ‘angka’ dalam pendaftaran siswa baru. Tidak…saya tidak ingin membahas bagaimana nilai ini menjadi tidak adil bagi siswa yang sudah belajar selama tiga tahun, lalu dievaluasi lewat mekanisme ujian nasional. Dari UN inilah, keluar nilai-nilai yang menentukan kelulusan mereka. Bukan

205 Kursi Kosong, 163 Siswa ’’Hilang’’

JOGJA – Proses penerimaan peserta didik baru (PPDB) untuk siswa pemegang kartu menuju sejahtera (KMS) kemarin (22/6) diumumkan secara serentak di seluruh jenjang pendidikan. Dinas Pendidikan Kota Jogja menemukan ada ratusan siswa yang ’’hilang’’ dan tidak mengikuti pendaftaran. Sekretaris Dindik Kota Jogja Budi Asrori menjelaskan, dari hasil pendaftaran PPDB jenjang SMP/SMA/SMK, hanya 1.880 siswa KMS yang terdata ikut mendaftar. Padahal, rekapitulasi pendataan siswa KMS yang digelar pekan lalu mencatat siswa yang terdata sebanyak 2.043 orang. ’’Saya juga tidak tahu kenapa mereka tidak ikut mendaftar. Kalau tidak daftar kok ikut pendataan siswa KMS,” kata Budi. Dari rekapitulasi dindik, 2.043 siswa KMS itu terdiri atas 1.028 lulusan SD yang ingin melanjutkan ke SMP dan 1.015 siswa yang ingin melanjutkan ke SMA/SMK. Namun, siswa yang mendaftar di jenjang SMP ternyata hanya 971 siswa, jenjang SMK yang mendaftar 830 siswa, sedangkan jenjang SMA hanya 79 siswa ikut proses PPDB. Total si

Ortu Siapkan Strategi Khusus Agar Anak Bisa Lolos Masuk SMP/SMA

Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Kota Jogja 2011 bakal digelar dalam dua minggu ke depan. Seperti tahun sebelumnya, Dinas Pendidikan Kota Jogja menerapkan sistem real time online (RTO) untuk pendaftaran SMP dan SMA/SMK. Dengan sistem yang lebih transparan, dinas mengimbau agar orang tua jeli memilih sekolah untuk anak-anaknya. *** PENDAFTARAN yang dilakukan secara online mau tidak mau membuat sejumlah orang tua siswa harus menyiapkan strategi khusus agar tidak salah pilih. Salah satunya dengan pengerahan ’’pasukan’’ untuk memantau perkembangan pendaftaran di sekolah-sekolah. Seperti yang diungkapkan salah satu orang tua siswa yang ditemui di kantor Dinas Pendidikan (Dindik) Kota Jogja, Bertha Winarni. Putrinya, Alfriska Deviane Puspita baru lulus dari SD Kanisius Wirobrajan dan ingin mendaftar di SMPN 2 dan SMPN 7 Jogja. Dia masih belum berani untuk berbicara peluang karena nilai ujian nasional (unas) SD baru diketahui hari ini (13/6). ’’Karena anaknya pengen ke sekolah di sa

Kisah Anak Jujur yang Ajur

Nasib Ibu Siami, Jujur Malah Hancur Senin, 13 Juni 2011 | 16:25 WIB TEMPO Interaktif, Surabaya - Siang itu, rumah berdinding cokelat di gang sempit Jalan Gadel Sari Barat, Kecamatan Tandes, Surabaya, Jawa Timur, tampak sepi. Pagarnya terkunci rapat. Satu sak semen teronggok di terasnya. Di rumah itu, mestinya Siami dan keluarganya tinggal. Namun, sudah lima hari ini keluarga itu mengungsi ke rumah orang tuanya di Dusun Lumpang, Desa Deliksumber, Kecamatan Benjeng, Gresik. “Menenangkan diri dulu Pak,” kata Siami saat dihubungi Tempo melalui telepon seluler, Senin, 13 Juni 2011. Siami, ibu dari Al, siswa kelas VI SD Negeri Gadel II, hendak menenangkan diri lantaran masalah yang menderanya akhir-akhir ini. Sejumlah warga dan wali murid sekolah itu menganggap dia mencoreng nama baik sekolah itu. Penyebabnya, lantaran ibu dua anak ini mengungkapkan kasus mencontek massal yang terjadi di sekolah tersebut saat ujian akhir sekolah bertaraf nasional (UASBN) beberapa waktu lalu. Beberap

Senja di Stasiun Purwosari

Saat liburan kemarin, saya menyempatkan diri mengambil foto di Stasiun Purwosari Solo. Ada apa dengan tempat ini? Selain ada kenangan khusus ketika tinggal di Solo beberapa tahun lalu, lokasi di dekat stasiun ternyata jadi pasar kaget. Di pasar kaget ini, pedagang tidak menjual baju, peralatan rumah tangga apalagi furniture. Para pedagang ini menjajakan aneka makanan mulai dari makanan hik - khas Solo - juga jajanan lain seperti bakso bakar, es doger dan makanan lainnya. Kenapa jadi pasar kaget? Ternyata areal seputar Stasiun Purwosari ini jadi tempat wisata murah meriah bagi keluarga di Solo, tepatnya yang punya anak kecil. Tiap sore, areal ini ramai dengan keluarga kecil yang ingin mengajak anak mereka melihat kereta api. Dulu, biasanya hanya sejam dua jam mereka duduk di atas rel kereta api yang tidak digunakan oleh pihak PT KAI. Namun, belakangan cangkruk bareng keluarga ini lebih lama hingga Maghrib menjelang. Pasar kaget pun melengkapi indahnya berbagi kasih sayang disini. Ak

Anggap Tak Ada Bukti, Minta Anand Krishna Dibebaskan

JOGJA – Masih ingat kasus pelecehan seksual yang diduga dilakukan oleh sipiritualis Anand Krishna? Kasus yang sudah setahun lebih bergulir di pengadilan itu bakal memasuki masa pembacaan rentut (rencana penuntutan) pada 8 Juni mendatang. Namun, sejumlah pihak meminta agar tokoh karismatis itu dibebaskan dari segala tuntutan. Permintaan tersebut terungkap dalam diskusi ‘Kontroversi Anand Krishna’ yang digelar di University Club Universitas Gadjah Mada, Selasa (31/5). Pakar hukum pidana UGM, Prof. Dr. Eddy O.S Hiariej mengatakan banyak hal yang tidak sesuai dan dinilai sebagai sebuah rekayasa semata. “Kasus tersebut 99,9 persen palsu dan direkayasa,” tegasnya. Penilaian ini, menurut Prof Edy cukup dilihat secara kasat mata dari pelaksanaan sidang yang berlangsung selama ini. Sebagai orang yangmemiliki intuisi hukum, bisa melihat kasus ini tidak layak untuk dilanjutkan. Dikatakannya, dalam peradilan tersebut hanya ada satu saksi yang dikedepankan. Padahal dalam hukum, sa

Habibie : Pancasila Bukan Milik Rezim Tertentu

Assalamu ‘alaikum wr wb, salam sejahtera untuk kita semua. Hari ini tanggal 1 Juni 2011, enam puluh enam tahun lalu, tepatnya 1 Juni 1945, di depan sidang Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI), Bung Karno menyampaikan pandangannya tentang fondasi dasar Indonesia Merdeka yang beliau sebut dengan istilah Pancasila sebagai philosofische grondslag (dasar filosofis) atau sebagai weltanschauung (pandangan hidup) bagi Indonesia Merdeka. Selama enam puluh enam tahun perjalanan bangsa, Pancasila telah mengalami berbagai batu ujian dan dinamika sejarah sistem politik, sejak jaman demokrasi parlementer, demokrasi terpimpin, era Orde Baru hingga demokrasi multipartai di era reformasi saat ini. Di setiap jaman, Pancasila harus melewati alur dialektika peradaban yang menguji ketangguhannya sebagai dasar filosofis bangsa Indonesia yang terus berkembang dan tak pernah berhenti di satu titik terminal sejarah. Sejak 1998, kita memasuki era reformasi. Di sat